🌲 153. Di Gunung (Day 1)🌲

1K 188 184
                                    

-
-
-
-
-
-
-

Keluarga cemara
-
-
-
-
-
-
-

"Hati-hati, Mas..." Pesan Tiffany sekali lagi sebelum Siwon bergegas masuk ke dalam mobil dimana semuanya sudah siap memulai perjalanan.

"Kamu baik-baik di rumah! Doain aku sama anak-anak." itu pesan Siwon lalu masuk ke dalam mobil yang perlahan mulai melaju dengan Chanyeol sebagai supir.

Sehun dan Sena melongok dari kaca jendela mobil yang terbuka. Melambai ke mama dengan berat hati.

Sebenarnya Sehun bisa saja tinggal sekalian menemani mama.. Tapi Sena maunya semua kakak-kakaknya ikut. Sehun tanpa dipaksa pun bersedia mengiyakan keinginan Sena itu.

Tak hanya mereka yang berangkat ke gunung. Ada Kai, Baekhyun yang ikut mobil Suho. Mereka jalan duluan tadi soalnya harus segera menjemput jama'ah rombongan yang sangat dibutuhkan di ekspedisi kali ini.

Lay sebagai backup pendakian.

Dan Ustad Xiumin sebagai backup secara spiritual.

Ustad Xiumin yang kebetulan lagi pulang buat libur semester dari kuliahnya di Kairo, beliau diutus oleh abinya untuk menolong mereka.

Sekarang orangnya sudah duduk manis di dalam mobil bersandingan dengan Baekhyun di belakang sana.
Kai diam saja. Tegang mengingat ini bukan pendakian biasa.

"Pak, eh Kang, aduh Mas.." Baekhyun kikuk. Dia memang tak terlalu mengenal ustad Umin. Bisa dibilang pun ini interaksi pertama mereka.

Si pak ustad, tersenyum ke Baekhyun. "Panggil abang saja."

Baekhyun mengangguk. "Maaf jb jb nih ya Bang," Baekhyun si anak twitter mulai percakapan khas dia.

"Abang kok botak? pulang dari Kairo apa pulang dari wamil, Bang?" 

Kai dan Suho menahan tawa mereka. Ngga ada akhlak memang si Baekhyun.

Tapi bukannya tersinggung, Pak ustad Umin ini memang Subhanallah sekali. Beliau senyum lembut.

"Gerah, pingin saja potong seperti ini."

"Kirain atuh, soalnya heran saja.. Mirip orang-orang Korea pulang wamil." Baekhyun itu sebenernya gemes lihat kepala plontos. Pingin elus-elus bawaannya. Tapi dia tahan. Ingat yang di sampingnya ini pak ustad yang harus dihormati.

Lalu obrolan berlanjut diantara mereka berempat. Tahunya Suho itu adik tingkatnya pak ustad umin. Cuma beda setahun umur mereka.
Lumayan kenal tapi tidak terlalu dekat. Karena jelas circel mereka berbeda.

Satu anak Rohis. Satunya anak OSIS. Meski kadang mereka collab buat acara sekolah. Di rumahpun, Suho dan adik-adiknya jarang tak terlalu rajin di kegiatan masjid. Astagfirullah...

Tak lama mobil berhenti di sebuah rumah dengan cat putih dan pagar hitam. Terdengar suara anjing menggonggong di dalam sana.

Ini rumah Lay. Si empunya sudah menunggu di luar lengkap dengan tas careernya.

Baekhyun bergeser menyisakan ruang buat Lay membuatnya kini ada di tengah diapit pak ustad Umin dan Lay.

"Hai" sapa Lay ke semua orang. Menutup pintu dengan aman.

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang