117
________
Sena ketakutan setengah mati. Pria itu terus saja membuatnya tak nyaman. Hanya sebuah pelukan tapi Sena sudah bergetar tak karuan. Aura gelap menguar dari pria yang mulai Sena kenali membuat gadis itu merinding. Tak ada suara yang berhasil Sena keluarkan. Suaranya tercekat. Tapi deru napasnya memburu begitu cepat. Sena mewanti-wanti diri sendiri agar tidak kambuh sekarang. Dia harus kuat agar setidaknya bisa waspada dan melawan jika orang ini akan melukainya."Bernapaslah dengan tenang! Atau kau butuh obatmu?" Kali ini ia berkata dengan Bahasa Inggris membuat Sena sangat paham.
Sena menggeleng. Tapi keadaannya tak bisa menipu. Sena ambruk tiba-tiba karena kesusahan dalam upayanya menghirup napas.
Apakah dia akan berakhir di sini sekarang?!
Pria itu mengambil tas ransel yang tergeletak tak jauh dari mereka. Dengan cepat dia mengambil satu benda yang Sena juga punyai tapi tak sedang dia ada padanya.
Obat inhealer.
Masih dalam keadaan tangan dan kaki terikat, Sena kembali ditopang untuk bersandar pada pria itu. Dia memasangakan tubenya dengan tepat ke mulut Sena. Menyemprotnya dan langsung gadis itu hirup dengan rakus.
Satu kali
Dua kali
Terus sampai akhirnya Sena bisa kembali lega. Dia terengah dalam sandaran pria itu.
Sena mengantuk. Dia ingin tidur. Dia akan selalu kelelahan setiap kambuh seperti ini.
Tapi pria itu tak mengizinkan Sena untuk kembali tertidur. Dengan cepat dia melepas ikatan tangan dan kaki Sena. Sena sempat akan kabur dengan sekali sentak membuat pria itu tergeser mundur. Tapi apa daya dia masih lemah pun dengan tenaga pria itu sangat kuat sehingga baru beberapa meter Sena kembali tertangkap.
"Tidak So Hyun, kau tidak boleh kabur lagi."
"Lepas!!!"
Sena menjerit keras-keras berharap ada orang yang mendengar. Dia berontak tapi sepertinya tak berarti apa-apa untuk pria itu.
"LEPASSS!!!"
"Sssshhh!!!" Haneul, pria itu membekap mulut Sena dengan tangannya. Dengan cepat mengambil sebuah kain dan mengikat erat di mulut Sena membuat gadis itu bungkam.
Sena menangis ketika tangannya diikat ke belakang tubuhnya lagi seperti tadi. Terakhir dia digendong bak karung beras diatas punggung yang Sena kenali sebagai dokter itu. Sena meronta tapi itu lagi-lagi bukan apa-apa untuk pria itu.
"Maaf tapi rupanya Oppa tak bisa membebaskanmu. Kita harus cepat pergi dari tempat ini."
Dan selanjutnya yang Sena lakukan hanya bisa pasrah ketika Haneul membawanya berjalan pergi.
Mereka keluar dari bangunan kosong tadi dan Haneul terus berjalan menembus hutan. Sena pusing, posisinya ini membuatnya tak nyaman dan mual. Mereka berjalan cukup lama. Hingga akhirnya Haneul mendudukkan Sena di bawah pohon besar di pinggir sungai kecil yang mengalir cukup deras.
Haneul terengah. Tentu saja dia lelah menggendong Sena sejauh ini. Dia duduk di depan Sena dan membuka ranselnya untuk mengambil minum. Meneguknya hingga tandas setengahnya. "Kau berat juga rupanya."
Sena mengabaikan perkataan itu yang jika yang bilang itu adalah kakak-kakaknya sendiri dia akan langsung ngamuk.
Haneul membuka kain di mulut Sena dan Sena langsung menyemburnya dengan ucapan, "Who are you?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Cemara
FanfictionSuho-Si sulung yang ternistakan Chanyeol-Si tuan muda kekinian Sehun-Pangeran dari negeri antah berantah Sena-Apapun yang Sena mau Papa Mama harus turutin! Cover by: @Alizrobear 😍