🌲 179. Melawan Restu 🌲

376 49 22
                                    

-

-

-

-

-

-

-

"Pa, kok rumah sepi banget ya?" Sayup Sena dengar suara mama dari luar kamarnya. Sena merasakan kasurnya bergerak seperti ada orang yang bangun dari sana, rupanya Papa yang tadi terbaring di sampingnya beranjak menghampiri mama yang melongok dari ambang pintu.
Sena mengintip jam di nakas, masih pukul setengah enam. Wajar sih kalau sepi.

"Aku cek kamar anak-anak, mereka semua ga ada. Kemana ya?"
Mata Sena auto terbuka dengan maksimal. Dia bangun dan duduk di kasur. Sedang mama papa rembugan kemana abang-abangnya pergi, Sena mengambil hpnya untuk ngecek sesuatu.

Grup chat mereka sepi. Tapi ada pesan dari tiga kakaknya via japri. Sena buru-buru membuka dengan urutan yang paling atas.

 Sena buru-buru membuka dengan urutan yang paling atas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sena langsung membuang selimutnya, dia bangkit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Sena langsung membuang selimutnya, dia bangkit. Mulutnya lebih cepat bekerja daripada perintah otaknya. Dia menjeritkan panggilan papa dan mama yang sontak membuat kedua orang tuanya menghampirinya.

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang