🌲78. Booom!🌲

1.6K 233 107
                                    

Sejak kejadian semalam Sena menjadi lebih pendiam. Dia terlihat lelah dan murung. Dia bahkan belum makan apa pun sejak kemarin hingga pagi ini.

Suho ingin sekali izin tidak bekerja, tapi dia tidak bisa. Dengan berat hati dia memberikan tugas kepada Chanyeol dan Sehun untuk mengawasi Sena. Tapi sepertinya sekarang hanya Sehun yang bisa diandalkan karena nyatanya malah Chanyeol menjauh dan pergi entah kemana.

Sehun sedikit kesal karena hal ini. Chanyeol malah terkesan lepas tangan dan tak mau mendekati Sena. Dan jujur saja Sehun juga sama takutnya, tapi dia tak mungkin meninggalkan Sena seorang diri di rumah dengan keadaan tak baik.

Lagi pula, Sehun juga tahu bagaimana rasanya ketika ada di posisi Sena sekarang. Seakan tak ada tempat yang aman, dan selalu merasa seperti ada yang mengawasi.

Ini menyiksa.

"Kamu harus makan Sena.. Ayo, dikit aja ngga apa-apa yang penting perut kamu ke isi." Sehun terus membujuk Sena dengan mengarahkan sendok berisi bubur untuk adiknya itu.

Sena menggeleng, Dia lapar tapi tak ada selera makan.

Sehun menggigit pipi bagian dalamnya.
Dia harus melakukan sesuatu.

"Mau Kakak panggilin Doyoung aja buat nemenin kamu?"

Lagi-lagi Sena menggeleng. "Dia sibuk, Kak." ucapnya dengan suara yang sedikit serak.

"Tuh kan! Kamu harus makan. Ayo dikit aja! Jangan ngeyel dong dek, kalo dibilangin Kakak." Sehun gregetan dan ngomel-ngomel.

Tak mau membuat Sehun marah, Sena akhirnya menurut dan membiarkan Sehun menyuapinya.

Dan baru tiga sendok, Sena merasa perutnya perih.

Sepertinya magghnya kambuh. Tapi dia menahannya.

"Aduh bego, ngga bawa air. Bentar ya.. Kakak ambilin minum dulu." Sehun ngacir.

Sena melanjutkan makannya.

Satu suap.

Dua suap.

Sena berhenti mengunyah buburnya. Dia buru-buru beranjak dan pergi ke kamar mandi dan duduk bersimpuh di lantai. Dia memuntahkan isi perutnya.

Lemas.

Tapi Sena harus cepat sebelum Sehun kembali. Setelah muntah dia merasa sedikit lega, dan perlahan bangkit. Menekan flush dan berganti membasuh mulutnya di wastafel.

Sena berjalan kembali ke tempat tidur setelah selesai dengan urusannya.

Dan dia menghela napasnya lega karena ternyata dia selesai di saat yang tepat. Tak lama Sehun memasuki kamarnya lagi dengan segelas air.

"Ayo, makan lagi! Aaaaaaaa!" Sena membuka mulutnya dan mengunyah kembali bubur itu. Dia berharap dia tidak muntah lagi atau Sehun akan panik.

Dia berhasil menelannya tapi menggeleng ketika Sehun kembali menyuapinya.

"Kenyang." Sena meminum airnya perlahan.

"Yahh baru empat suapan."

"Tadi aku udah makan dua sendok kok pas Kakak pergi."

"Beneran?"

Sena mengangguk dan Sehun tak memaksa lagi.

Sehun berberes dengan alat makan Sena dan membantu Sena untuk berbaring lagi. Sena terlihat mengantuk dan semakin lelap ketika Sehun mengusap rambutnya perlahan.

Sebelum benar-benar tidur, Sena bisa mendengar suara Sehun berbisik padanya.

"Don't worry, I'm in here."

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang