🌲77. Teror 🌲

1.6K 233 107
                                    

Jam sebelas lebih dan Chanyeol baru saja masuk ke dalam rumah. Dia berjalan dengan santai sambil memainkan kunci mobilnya.

Chanyeol berhenti berjalan yang akan menaiki anak tangga saat melihat Sena ada di ujung sana berjalan ke arahnya.

"Lho kamu belum tidur?" Chanyeol basa-basi. Sena tak menjawab dan terus berjalan menuruni anak tangga.

Sena berhenti di depannya. Mereka terpisah satu anak tangga.

"Mau ambil mi-"

Chanyeol menghentikan ucapannya.

Sena membelai wajahnya dengan lembut.

"Weh, kenapa dek? muka kakak kenapa?" Chanyeol mikirnya ada sesuatu di wajahnya.

Sena menggeleng.

Pandangan matanya kosong tapi itu luput dari perhatian Chanyeol.

"Tampan."

"Dih! dari dulu kali." Chanyeol belum sadar ada yang aneh dengan adiknya. Chanyeol yang sudah capek dan gerah ingin segera pergi ke kamarnya untuk bersih-bersih dan tidur. Chanyeol sekedar mengelus sayang kepala Sena sebentar dan melanjutkan langkahnya.

Sena masih termenung di sana.

Dia kembali melanjutkan langkahnya untuk pergi.

-
-
-
-
-
-
-

Suho memutuskan untuk membawa berkas dan laptopnya ke ruang tengah. Dia suntuk di kamar. Takutnya malah tambah ngantuk sedang pekerjaannya belum selesai.

Dia membuka sebentar kaca matanya dan memijit pangkal dari hidungnya.

Pusing.

Chanyeol keluar kamar dengan keadaan yang sudah segar. Dia belum bisa tidur malahan beda dengan niat awalnya tadi.

"Sehun udah tidur, Kak?"

"Udah tadi."

Chanyeol duduk di sebelah Suho dan Suho memulai kembali pekerjaannya.

"Mau gue bikinin kopi ngga? Gue mau ambil minum." tawar Chanyeol.

"Boleh deh Chan."

Dan Chanyeol bergegas turun.

Saat sampai di dapur, Chanyeol sedikit berjengit.

Bau melati.

Chanyeol menepis perasaan takutnya. Dia tak perlu takut untuk hal-hal kecil seperti ini. Yang penting tak diberi penampakan saja.

Dengan cepat Chanyeol menyeduhkan kopi untuk Suho sedang dia menikmati segelas air putih.

Bau melati itu masih ada.

Kopi sudah jadi dan Chanyeol mengambilnya dengan bantuan cawan dibawahnya untuk bisa dia bawa.

Masih panas.

Chanyeol berjalan beberapa langkah tapi dia kembali berhenti lagi.

Sena berdiri di depannya.

"Sena kamu dari tadi di situ?"

Sena mengangguk. Dia menatap kopi di tangan Chanyeol dan menunjuknya.

"Mau"

Chanyeol mengernyit. Sena bukan penikmat kopi. Lambungnya tak toleransi.

Ini kenapa dia tiba-tiba pingin? Lagi pula ini kopi hitam bukan kopi susu.

"Eh ngga boleh. Punya Kak Suho."

Dan perasaannya saja atau memang Chanyeol merasa Sena memelototinya.

Sena merebut cepat gelas itu dan sebelum Chanyeol bisa menghentikan gadis itu meminunya dalam sekali tegukan.

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang