🌲 158. Masih Di Hutan 🌲

802 160 84
                                    

-
-
-
-
-
-
-

Keluarga Cemara
-
-
-
-
-
-
-

"Calon suami, Ibunda?"

"Iya Mayang.. Pilihlah salah satu di antara mereka. Lalu besok kita langsungkan pernikahan untuk kalian. Sebelum.."

"Sebelum apa?" Mayang Kirana atau Sena penasaran sekali dengan kalimat yang tak dituntaskan sang ratu.

Kai dan Xiumin juga. Tapi Xiumin jauh lebih pening memikirkan segala hal yang terjadi dalam waktu singkat ini.

Rasa-rasanya baru kemarin siang Sena sehat-sehat saja bercanda dengan mereka, lalu dia dibuat sakit oleh para katak itu, lalu ditengah penyerangan, Sena diculik buto ijo dibawa ke istana ini, dan sekarang Sena sudah benar-benar menjelma menjadi orang lain. Dia bahkan tak ingat dengan pacarnya. Dan sekarang, antara dia dan Kai, salah satunya akan dinikahkan dengan Sena.

Tidak-tidak!

Ini tidak benar!

Pernikahan ini tidak boleh terjadi sekalipun Kai adalah calon pengantin prianya. Prosesinya bukan dengan cara yang benar pastinya.

Xiumin tertegun saat sang ratu atau Nyi Angling begitu kata mereka semua memanggil dia, menoleh ke arah dia dan Kai.

Sena memperhatikan. Meski kentara gadis itu juga sama linglungnya dengan perihal 'pernikahannya'.

"Anak muda.. Jangan takut! Aku tidak akan menyakiti kalian. Aku tahu kalian orang yang baik."

"Lepaskan kami!" tapi Kai tak bisa santai kendati disambut dengan cukup baik. Persetan dengan pernikahan. Yang dia mau, membawa Sena pulang sekarang juga.

Nyi Angling itu menghela napasnya. Menoleh ke Mayang Kirana atau Sena yang sekarang sudah jelas telah diangkat menjadi anaknya. Dia meminta gadis itu pergi dari ruangan ini.

"Aku harus berbicara dengan mereka berdua. Satu jam lagi, Mereka akan menemuimu di paviliun."

Mayang Kirana menurut. Meski enggan terlihat jelas di gesturenya yang setelah memberi salam perpisahan pada sang ratu, dia berkali-kali menoleh ke belakang dimana dua pria yang jadi tamu duduk terpaksa di sana.

Mereka itu..

Siapa?

-
-
-
-
-
-
-

Chanyeol berusaha bergerak tapi dia gagal. Dia dipasung. Kakinya ditahan oleh kayu yang terkunci tangannya terikat di rantai yang membuat dia tak nyaman dalam posisinya.

Sejak sadar dari pingsannya, Chanyeol bergerak gusar di dalam penjara ini. Dia ditahan di sebuah ruangan yang terlihat seperti goa. Gelap. Hanya ada penerangan obor yang menempel di dinding batu.

Srak

Chanyeol berhenti bergerak. Dia menoleh dengan cepat ke sumber suara.

Srak

Srak

Seseorang mendekat. Tapi mendengar langkah kaki yang seolah di seret dengan membawa serta sebuah benda yang beradu dengan tanah bebatuan di luar sana, membuat Chanyeol tiba-tiba menahan napasnya.

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang