🌲171. When we were in love 🌲

896 168 203
                                    

-

-

-

-

-

-

-

"Baju siapa tuh, Dek?"

Mereka sedang dalam perjalanan untuk pulang. Chanyeol yang nyetir. Sehun sama Sena duduk di jok belakang.

Suho menengok ke belakang mendengar pertanyaan dari Sehun untuk Sena.

Sena melepas pandangannya dari pemandangan di luar. "Punya Dohyun. Tadi dia nolongin aku. Baju aku basah, jadi nerawang." Jelas Sena.

"Kak, Kok Kakak ngga pernah cerita kalau Kak Baek punya sepupu dan tinggal bareng dia?" Sena masih kepo.

Chanyeol yang tahu dia yang ditanyai langsung menjawab sambil tetap fokus menyetir.

"Belum sempet aja.. Sama ngga inget. Tahu sendiri Minggu kemarin kita kayak gimana." Dan diakhiri dengan melirik ke Suho.

Kebetulan Suho juga lagi natap Chanyeol.

Chanyeol langsung menembak untuk bertanya. "Sebenernya waktu itu Lo mau kemana sih Kak? Kenapa tiba-tiba menghilang begitu aja?'

Suho diam karena tidak bisa bersuara. Tapi jika dia berniat menjawab dia bisa menuliskan seperti biasanya untuk berkomunikasi belakangan ini. Tapi Suho seperti enggan.

Chanyeol menghela napasnya ketika mendapati sikap defensif dari Suho lagi. Karena selalu seperti itu reaksinya jika Chanyeol bertanya soal yang sama.

Sehun dan Sena ikut memperhatikan. Detik itu mereka berdua baru sadar satu hal.

Suho terlihat aneh belakangan ini.

Bukan masalah sakitnya, tapi seperti ada sesuatu yang anak itu pendam sendiri.

-

-

-

-

-

-

-

-

"Pesta?"

"Yup! Sekalian merayakan anniversary Papa dan Mama. Kita akan adakan perayaan yang meriah. Bagaimana? Ada usul tempatnya dimana?"

"Mama mau konsep yang gimana dulu?" tanya Sena yang antusias.

"Garden party dan retro." Tiffany menggandeng lengan Siwon. Lalu menyandarkan kepalanya di bahu sang suami yang duduk di sebelahnya.

"Mama mau mengenang masa-masa pacaran sama papa dulu."

Sena ikut senyum-senyum cekikan kecil bareng mama. Siwon menimpali, "Bagaimana anak-anak? Kalian siap jadi E.O-nya?"

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang