Seingat Sena ketika dia menonton film horor, pasti akan ada banyak wujud penampakan menyeramkan dan tempat yang suram ketika sang tokoh tersesat di dunia lain.
Tapi tidak dengan apa yang dia lihat sekarang.
Sena memang merasa aura di sini cukup suram, tapi tempat di sini cukup normal. Keadaan normal dan orang-orangnya pun normal.
"Jadi film-film itu menipu kami selama ini!" gerutunya pelan. Dharma yang berjalan di depannya sedikit menoleh dan terkekeh melihat Sena yang tampak takjub melihat pemandangan di sekelilingnya.
Mereka sedang menyusuri jembatan kecil di atas danau. Bias bulan memantul di permukaan air dimana ada beberapa bunga teratai mengapung dan berbunga di sana.
Sena otomatis menghentikan langkah kakinya saat Dharma tiba-tiba berhenti. Sena langsung menunduk, reflek. Dharma berbalik dan menatapnya intens.
"Kau lelah?"
Sena menggeleng. Masih dengan tak mau menatap Dharma.
"Mau aku gendong?"
WHAT?!
Sena menggeleng ribut kali ini. Dharma menarik tangannya saat Sena sedikit beringsut mundur.
Keduanya saling bertatapan. Dan Sena meronta, berusaha melepaskan cekalan Dharma.
Padahal sejak tadi dia sudah mulai tenang tapi lagi-lagi Dharma membuatnya merasa tak nyaman.
Berbeda sekali dengan Kai, meski sebenarnya wajah mereka sangat mirip.
"Bisakah kau lepaskan tanganmu? Aku tidak nyaman." Sena mencoba bernegosiasi.
Dia tahu semakin dia menolak dengan keras maka Dharma akan semakin menjadi.
Benar saja, Dharma langsung melepaskan cekalannya.
Tapi tak serta merta membuat Sena bernapas lega dengan lama karena kini dia berjengit kaget saat Dharma merangkulkan tangannya ke lengan Sena.
"Aku tidak suka jika Kau terus berjalan di belakangku.."
"..."
"Aku ingin Kau berjalan di sampingku. Mendampingiku."
Sena terpekur.
Andai saja yang berbicara seperti itu adalah Doyoungnya...
-
-
-
-
-
-
-Atau Kak Kai mungkin...
-
-
-
-
-
-
-Sehun mengerjap menatap seseorang di depannya. Terus mendongak bahkan sampai lehernya sakit. Tapi Sehun masih saja terpukau.
Mata Sehun kembali berkedip dan mulutnya terbuka membentuk huruf o, alih-alih takut, dia malah takjub.
"Om, kok tinggi banget? Woaaaah.." Sosok di depannya hanya diam menunduk melihat anak laki-laki terbalut hoodie merah yang sedang terpukau padanya.
Sehun jadi ingat film Harry Potter kesukaan Sena, siapa paman yang tinggi itu?
Sehun lupa namanya. Ahh itu lho guru yang tinggi, besar, brewokan, nah mirip banget sama Om di depannya ini.
Sehun yang sebenarnya sudah masuk kategori tinggi saja hanya mampu mencapai perut 'Om' di depannya ini.
"Om-om! Nama Om siapa? Ini dimana sih, Om?! Kok gelap? Lembab lagi. Gua ya?"
Sehun bertanya bak kereta api tapi sama sekali tak ditanggapi oleh laki-laki itu. Dia malah berbalik dan berjalan keluar dari ruangan yang Sehun duga tadi adalah gua. Sehun bisa melihat langit pekat dengan rembulan berpendar saat pintu itu terbuka sesaat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Cemara
FanfictionSuho-Si sulung yang ternistakan Chanyeol-Si tuan muda kekinian Sehun-Pangeran dari negeri antah berantah Sena-Apapun yang Sena mau Papa Mama harus turutin! Cover by: @Alizrobear 😍