Siwon dan Tiffany memutuskan untuk menjadikan Sehun, Sena dan Chanyeol untuk dijadikan dalam satu kamar. Siwon bisa mengatur itu dengan mudah. Dia punya akses langsung di rumah sakit tempat dia bekerja saat ini. Dengan begini, mudah bagi mereka untuk menjaga ketiganya yang sedang sakit.
Tapi sepertinya Sehun sudah sehat. Buktinya sejak kemarin bisa keluyuran kesana-kemari.
"Itu apa?" Sehun bertanya lantang membuat Chanyeol yang tadinya asyik bercengkrama dengan Wendy menoleh ke arah pintu yang ditunjuk Sehun.
Suho yang baru masuk dan menjadi pusat perhatian, menjawab enteng. "Penangkal dari Eyang." Suho meletakkan sebuah pot berisi tanaman hijau yang Sehun dan Chanyeol tak tahu namamya apa.
Tak mau ambil pusing.
Biarkan Eyang menangani.
Ngomong-ngomong,.. "Eyang kemana sih, Kak? Kok ngga muncul dari kemarin?" Sehun bertanya lagi.
"Udah balik semalem."
"Lho kok?"
"Ngga pamit?"
Suho menghela napasnya. Dia menggeleng. "Ngga tahu, katanya ada yang harus diurus di Surabaya."
"Apaan sih? bikin penasaran tahu." Sehun lagi-lagi rewel.
"Ngga tahu, Sehun. Udah jangan tanya-tanya lagi." Suho jengah juga lama-lama. Sehun merengut.
"Sena, tidur? Pantes dari tadi diem." Suho mengambil duduk di sebelah ranjang Sena. Benar, Sena sedang terlelap sekarang.
"Biarin aja, Kak.. Baru bisa merem tuh dia." Chanyeol berujar lirih. Wendy sedang membantu Sehun mengambil air minum di atas nakas. Manja bener, padahal kemarin lari-lari aja sanggup.
"Semirip itu emang? Dharma dan Kai?"
"Mirip banget!!! peseknya juga sama."
"Kok aku ngga inget." Chanyeol berujar lirih setelah ucapan Sehun barusan.
"Bagus malahan, jadi kamu ngga trauma Bby." ujar Wendy.
"Iya.. tapi seharusnya Sena juga.. Malah sekarang dia yang trauma." ujar Chanyeol lagi dengan lesu.
"Eungg anu.." semuanya sontak menoleh ke Sehun. Sehun hendak berujar tapi masih terlihat ragu.
"Aku inget cerita Sena waktu itu,"
"Sena dilecehin sama Dharma. Ngga lebih dari cium sama pegang sih, tapi tetep aja itu pasti bikin Sena shock."
"!!!"
Tiga orang itu mematung. Suho sendiri miris. Dia mengepalkan tangannya. Menahan kekesalan.
Sena terlalu banyak menderita.
Semua pria yang menginginkannya selalu berujung menyakitinya.
Termasuk Doyoung!
-
-
-
-
-
-
-"Selamat sore!"
Seorang perawat masuk dengan senyum ramahnya. Dia mendorong masuk satu buah kursi roda. Papa langsung menyambutnya dengan senang hati. Itu tadi yang dia minta.
Empat anaknya memperhatikan ketika sang papa berjalan mendekat sambil mendorong kursi roda itu. "Sena, jalan-jalan yuk! biar kamu dapet udara segar."
Sena menurut ketika papanya dibantu sang suster yang mengurus selang infusnya, memindahkannya ke kursi roda. "Papa bawa Sena keluar dulu."
Suho dan Papa saling adu pandang. Perasaan Sehun saja atau memang sepertinya ini sengaja. Sepertinya Papa dan Suho sengaja melakukan ini.
Kini tinggal mereka bertiga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Cemara
FanfictionSuho-Si sulung yang ternistakan Chanyeol-Si tuan muda kekinian Sehun-Pangeran dari negeri antah berantah Sena-Apapun yang Sena mau Papa Mama harus turutin! Cover by: @Alizrobear 😍