🌲 50. Murkanya Papa 🌲

2.1K 231 122
                                    

"Apa sih itu ribut-ribut?"

Mama terduduk begitu juga dengan papa.

Sehun yang sudah hampir terpejam juga ikut bangkit.

"Papa cek dulu. Kalian di sini saja!"

Papa bergegas keluar kamar dan melihat empat orang berlari terburu menaiki anak tangga.

Dan kenapa kok ini gelap banget?

Cuma ada penerangan dari cahaya bulan yang menyorot melalui jendela yang tidak ditutup kordennya.

"Huwaaaaa" jerit mereka.

"Anak-anak?" Dan papa berhasil menyalakan sakelar lampunya.

Langsung terang benderang.

Keempat anak itu langsung mengerem mendadak.

"PA ADA P---PPPP---POCONG PAAAA!" Suho sampai gagap.

Siwon akan menjawab tapi suara tangisan keras dari lantai bawah sana menarik perhatian mereka semua.

"Itu Sena, kan?" ujar sang Papa.

"Walah iya om.. Dia ketinggalan."

Kai adalah orang pertama yang menyadarinya dan bereaksi cepat kembali menuruni anak tangga.

Ingin menjemput pujaan hati yang tertinggal dan pastinya ketakutan sekarang.

Siwon ikut melangkah menyusul Kai.

"Ikut ngga?" tawar Chanyeol.

"Ogahhhh" Baekhyun langsung meringkuk di sofa. Suho juga.

Dia takut beneran engga bohong.

Chanyeol akhirnya cuma intip-intip dari tengah-tengah anak tangga.

Tapi tetap saja tidak kelihatan.

Jauh soalnya.

Sedang di dapur Sena sudah glesotan di lantai sambil nangis dan nutupin mukanya dengan kedua tangannya.

"Om Pocong hiks ampun! Jangan muncul dong!" racaunya.

Padahal juga engga tahu itu pocong gendernya apa.

"Sen!"

"Ya ampun Sena!"

Sena mendongak ke depan.

Akhirnya ada pertolongan yang datang.

"PAPAAAAAA"

Tidak basa-basi lagi Siwon langsung menggendong Sena.

Yang penting menjauh dulu dari sana.

"Ayo Kai!"

"Iya Om."

Kai buru-buru kabur nyusul keduanya.

-
-
-
-
-
-
-

Tiffany memijat pelipisnya.

Masalah Rachel dan Willis saja belum selesai, sekarang akhirnya ada yang baru lagi.

Lima orang anak mengaku melihat penampakan yang sama.

Ngga main-main.

Pocong.

Siapa lagi sih itu?

Lima anak itu masih shock dan pias. Bahkan Sena yang sudah sering melihat makhluk halus pun kayak baru pertama kali melihat sekarang.

Sehun juga ikut mengkerut takut.

Ikut merasakan merindingnya.

"Besok-besok mau main kayak gitu lagi?"

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang