🌲 52. Down down down🌲

1.9K 223 86
                                    

Karena Sena sedang tidak bisa diganggu, sekarang gantian Chanyeol yang diseret dengan sukarela sama Sehun ke gedung fakultasnya.

Mau menghadap pak dosen.

"Aduh lupa ngeprint!~"seru Sehun pas dia dan Chanyol sudah sampai di depan ruang dosen.

Chanyeol sweet drop.

"Ya udah ayok, ngeprint dulu!" sabar enggak mau marahin.

Adek sendiri enggak boleh digoblokin.

Sehun mengangguk dan mereka berputar arah buat keluar lagi. Tapi Sehun ingat sesuatu dan buru-buru lari kecil balik ke depan ruang dosennya.

"Hun, kenapa?" Chanyeol ikut lagi.

Gantian Sehun yang sweet drop, dia menunjuk papan di depan mereka.

DEKAN TIDAK ADA

Hasimilih.

Chanyeol mau ikut-ikutan baca jampi-jampi.

Kagak jadi bimbingan dong ini?!

"Ya udah yuk Kak pulang!"

Chanyeol digeret lagi sama Sehun. Ngambek deh nih kayaknya dia.

-
-
-
-
-
-
-

"Na~ na na na na ~ na ~na na na it's the love shot! AKHHH TIDAK OPPAAAAAA! HIYA-HIYA YA ALLAH GANTENG!"

Sena lagi fangirling ternyata. Laptop standby di atas kasur. Dan dia udah berdiri di depannya sambil menirukan dancenya sebisanya.

Mumpung sepi.

Bisa bebas hehe...

"KAI YA AMPUN! HOT HOT HOT!"

Let's kill this love yehiyeee~~

Sena menghentikan teriakannya ketika mendengar nada dering dari ponselnya.

Siapa sih yang telepon? ganggu aja.

Dia ambil benda itu di atas nakas.

"Halo Daniel, kenapa?"

"NDES KOWE SIH URIP ORA TO JAN E?!"

Sena menjauhkan ponselnya, buset ngegas banget nih bocah.

"Ya hiduplah! Kenapa sih?! Lo kangen gue? mentang-mentang udah ngga pernah kelas sekarang kita."

"Sen meneng o sik!" Ucap Daniel cepat.

"Kenapa? Jangan bikin pe-"

"LO DICARIIN BU WANDA, BEGO!"

"HAH?! SERIUS LO?!"

"Serius gue! Buruan ke kampus! Ditunggu sampe jam 1 ini pokoknya."

Sena panik.

Dia melirik cepat jam wekernya.

Masih ada satu jam lagi.

"Udah buruan cepet!"

Dan Sena langsung mematikan sambungan tersebut.

Astagfirullah Sena kudu gimana?

MAMPUS! DIA BELUM PUNYA BAHAN BIMBINGAN.

-
-
-
-
-
-
-

Tepat sebelum jam 1 siang, Sena sudah sampai di ruang dosen pembimbingnya.

Dia ngos-ngosan dan panik tadi. Tapi sekarang dia malah mati kutu.

Di sebelahnya duduk seorang wanita, jika Sena sudi boleh lah dia menyebutnya sebagai teman. Sayangnya Sena tidak mau.

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang