Doyoung yang menggenggam tangannya terus berjalan dan Sena hanya menurut dan mengikutinya. Lama mereka berjalan, dan Sena mulai penasaran sebenarnya mereka akan kemana.
"Kamu mau ngajak aku kemana?" Sena menghentikan langkahnya dan menarik tangan Doyoung agar ikut berhenti.
Doyoung menoleh. Dia tersenyum.
"Nanti kamu akan tahu."
Tak ada kata lagi setelahnya. Keduanya kembali berjalan. Doyoung terus menggandeng Sena. Sena melihat sekitar. Dia tak ingat jika di dekat rumahnya ada taman bunga seperti ini. Ada sih taman, tapi bukan yang seperti ini.
Di sini terlihat lebih rindang dan gelap.
Sena asyik mengedarkan pandangan matanya. Perasaan tadi masih siang, tapi sekarang kenapa langit berubah menjadi temaram.
Ini mendung atau apa?
Ini seperti ada di ujung senja. Langit mulai keabuan seolah sekarang adalah waktu maghrib.
Sena sedikit mengkerut. Dia mulai merasa hawa yang tak enak.
"D-doyoung." lirihnya.
Sena menoleh ke depan. Dia berjarak mundur selangkah.
Sena menoleh ke sana- ke mari.
Doyoung tidak ada.
"Doyoung." panggilnya.
"Doyoung?"
Gadis itu kebingungan. Dia berputar ke segala arah. Tapi tak dia temukan dimana Doyoung.
"Doyoung jangan bercanda! Kamu dimana?" ucap Sena gelisah.
SREKKKK
Sena berbalik.
Dan betapa terkejutnya dia.
Sena menahan napasnya. Dia gelagapan tapi tak bisa berteriak ataupun berlari. Di depan sana, sosok anjing hitam menatapnya nyalang.
Anjing itu menggeram dan siap meloncat ke arahnya. Sebelum itu terjadi Sena berhasil mundur. Tapi dia terjatuh. Anjing itu menerjangnya.
"AKHHHH!"
-
-
-
-
-
-
-Sena terus beringsut mundur. Anjing itu tak sampai menerkam tubuhnya. Mereka masih berjarak.
Sena sudah tersedu dan meminta pertolongan. Berkali-kali dia meneriakkan nama ayah,ibu, serta kakak-kakaknya berharap mereka datang dan menolongnya.
Dan matanya terbelalak. Seekor anjing di depannya berubah wujud.
Seorang gadis cantik berbaju adat jawa dengan sebuah sampur tersampir di kedua lengannya.
Sena sudah tak bisa berkata-kata lagi. Dia hanya menangis dan terus tersedu.
Dia mendekati Sena. Berdiri tepat di hadapan gadis itu.
Tubuh Sena bergetar dengan hebat. Dia tak berani mendongak. Sena menarik kedua kakinya merapat dan semakin meringkuk.
"Cah ayu.. Melu aku gelem?" (Anak cantik, ingin ikut aku?)
Sena menggeleng. Tentu saja tidak! Dia tak akan mau. Dia mau pulang sekarang. Bukan ikut dengan sosok misterius ini.
"Nak ora gelem, Aku wae sing melu Cah Ayu." (Kalau tidak mau, aku saja yang ikut denganmu).
Dan Sena bisa merasakan kepalanya di usap. Tangan dingin itu mengelus lembut rambutnya. Sena tak dapat berkutik. Dia lambat laun merasa tenggorokannya memanas dan tercekik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Cemara
FanfictionSuho-Si sulung yang ternistakan Chanyeol-Si tuan muda kekinian Sehun-Pangeran dari negeri antah berantah Sena-Apapun yang Sena mau Papa Mama harus turutin! Cover by: @Alizrobear 😍