🌲 115. Transit 🌲

1.3K 156 34
                                    

Daegu adalah kota yang menjadi pemberhentian pada akhirnya. Para penumpang di gerbong lain geger dengan apa yang sebenarnya terjadi. Bahkan kini meski kereta sudah berhenti, tapi mereka belum diizinkan untuk turun.

Berbeda dengan para penumpang gerbong nomor delapan. Para penumpang segera dievakusi dengan cepat. Bersamaan dengan polisi yang menyergap gadis yang menjadi biang onar. Gadis itu tak banyak melawan kali ini. Dia pasrah ketika polisi membawanya. Tempat kejadian perkara terasa sibuk sekarang. Mayat pria tadi pun segera diidentifikasi.

"Bisakah kami mendapatkan bantuan tim medis?" Baekhyun sedikit berlari di peron menuju seorang polisi yang tadi baru saja repot dengan anak buahnya.

"Apa ada yang terluka?" polisi itu langsung sigap.

"Adikku asma. Dia sudah pingsan sejak di kereta tadi."

"Saya panggilkan ambulance. Bawa adik anda ke depan segera." Baekhyun berjalan lagi menuju teman-temannya dengan cepat. Kali ini bersama seorang polisi lainnya yang sudah ditugaskan untuk menolong mereka.

"Bang, bawa Sena ke depan cepet! Kita bawa dia ke rumah sakit." Barkhyun menginstruksi.

Chanyeol yang menggendong Sena dipunggungnya langsung sigap berjalan terlebih dulu. Diikuti Baekhyun dan polisi tadi.

Suho, Sehun, dan Mina sendiri malah tertahan oleh polisi lainnya karena memang semua penumpang tidak diperbolehkan pergi dulu. Mereka harus di data. Dan antrian ini masih panjang.

"Kak, gimana dong? Ketinggalan kita ntar." Sehun was-was.

Suho malah dengan cepat menelepon Baekhyun. "Kalian duluan bawa Sena ke rumah sakit. Kita lagi ketahan sama pemeriksaan."

"Iya, abis ini pasti nyusul."

Suho lagi asyik nelepon Baekhyun. Sehun berdiri di belakangnya bersama Mina akhirnya menoleh ketika punggungnya ditepuk seseorang.

Ooh, dokter tadi ternyata.

"Where is your little sister?"

:o

"Yes?" Sehun gelagapan.

"Did she get medical treatment?"

Sehun buru-buru menggeret-geret lengan baju Suho membuat Suho menoleh pada akhirnya. Padahal ada Mina yang bisa dia mintai tolong. Tapi Sehun reflek gitu manggilin kakaknya.

"Kak dia ngomong apa sih?!" rengek Sehun dan itu membuat Mina menahan tawanya.

"I'm sorry, sir. My brother don't understand what did you say. What's wrong?" ucap Suho lancar jaya bikin Sehun makin pusing dengernya.

Berasa ujian listening buat Toefl aja :( Duh, untung Sehun bayar joki waktu itu supaya lulus dipercobaan kedua. Iya soalnya percobaan pertama dia gagal.

"Did your sister get medical treatment?"

"Ooh, yes. My another brother bring her go to hospital now."

Dokter itu mengangguk paham. Lalu dia pamit undur diri. Suho mempersilakan dengan baik. Sampai akhirnya dokter itu berbalik lagi menghampiri mereka.

"Ah, I'm Kang Ha Neul."

Suho memandang uluran tangan itu. Dia lalu menyimpang ponselnya ditangannya yang lain sebelum menjabat uluran tangan sang dokter dengan tersenyum ramah. "Suho."

-
-
-
-
-
-
-

"Sena?"

Sena mengerjapkan matanya yang terasa berat. Pun dengan kepalanya yang malah terasa ringan seperti badannya melayang. Dadanya sudah tidak sakit. Dia bisa merasa bernapas dengan baik.

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang