🌲 45. Willis dan Rachel 🌲

2.3K 267 106
                                    

Sena sudah memantapkan hatinya. Apapun yang terjadi dia harus berkomunikasi dengan Racehel malam ini juga.

Memadamkan lampu dan dia menyalakan lilin. Duduk bersimpuh di lantai.

Jam sebelas malam..

Dia harus mulai sekarang sebelum tengah malam tiba atau kekuatan 'mereka' semakin kuat.

Sena menghembuskan napasnya dengan berat.

Memejamkan matanya, membayangkan sosok cantik Rachel yang sering dia lihat.

"Rachel.. Rachel.. Aku mengundang adik kecilku Rachel. Dan aku berbicara denganmu."

Sama seperti yang dikatakan Sinbi dulu. Sena meniru sebisanya.

Menajamkan konsentrasinya semakin jatuh dalam keheningan ini. Mencoba semakin masuk dalam alam sadar cenayangnya.

"Aku minta adik kecilku bernama Rachel memasuki kesadaran mentalku, dan berkomunikasi dengan baik denganku." Ucapnya mantap dan perlahan.

"Sena Tolong!"

Sena membuka matanya.

Dua iris mata itu memandangnya. Keduanya saling berpandangan.

Rachel sudah hadir.

-
-
-
-
-
-
-

Sena gugup bukan main, tapi itu semua segera dia kuasai dengan baik.

Jangan jadi lemah!

Itu kuncinya.

Sena harus mendapatkan setidaknya satu, dua informasi mengenai Rachel dan juga..

Willis.

"Kau minta tolong padaku?"

Sena memulai perbincangan ini.

Rachel mengangguk perlahan. Gadis itu berdiri tepat dihadapan Sena. Hanya terpisah oleh sebuah lilin yang masih menyala.

"Kenapa? Ada apa?"

Rachel mendekat.

Dia mengulurkan satu tangannya kepada Sena.

Sena memandang uluran tangan tersebut.

Apa yang terjadi jika dia menyambutnya?

"Kau ingin mengajakku ke mana?"

"Ayo pulang!"

-
-
-
-
-
-
-

Sehun bolak-balik mencari posisi yang nyaman untuknya tidur. Tapi tidak bisa.

Ada yang salah tapi dia tidak tahu apa itu.

Dia sungguh gelisah.

Dua orang kakaknya sudah tertidur pulas.

Sedang dia tadi hanya memejamkan matanya tanpa benar-benar bisa terlelap.

Sepetinya dia masih parno jika nanti ngelindur lagi dan bangun-bangun ditemukan di tempat yang berbeda.

Sehun bangkit untuk duduk dan mengedarkan matanya ke sekeliling kamarnya.

Seperti sadar dan tidak sadar.

Dia bangkit dan berjalan menuju lemarinya.

Menatap sendu lemari tersebut, Sehun berkeinginan untuk masuk ke dalam sana.

Sepertinya itu tempat yang aman untuknya.

-
-
-
-
-
-
-

"Pulang ke mana?" Sena sedikit takut sekarang. Dia tahu pulang yang dimaksud oleh Rachel adalah ke dunianya.

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang