🌲 135. Muncak (2) 🌲

1.4K 211 75
                                    

-
-
-
-
-
-
-
Keluarga Cemara
-
-
-
-
-
-
-

"Mendaki gunung, melewati lembah, bersama teman berpetualang~~"

Chanyeol mengikuti langkah Sehun yang jalan persis di depannya. Langkah Sehun terlihat ringan. Dia bahkan masih bisa bersenandung seperti itu. Berbeda sekali dengan Chanyeol yang harus menghemat napas, makanya dia memilih diam. Berjalan pelan tapi pasti di belakang Sehun.

Sehun menoleh, "Kak," panggilnya.
"Hmm?" Chanyeol berdeham. Fokus meneliti langkah agar tak salah pijak di atas batu lalu berakhir dengan sepatunya basah kecebur ke sungai kecil yang sedang mereka seberangi.

"Sini tas aku, mana?" Sehun meminta tas ranselnya kembali.

Kasihan juga sama abangnya yang harus bawain tasnya Sehun. Tadi Sehun kecapekan. Jalannya udah lelet banget kayak siput sampe-sampe mereka jadi yang paling terakhir sekarang. Makanya Chanyeol inisiatif membawakan tas Sehun.

"Udah kuat Lo?"

"Udah"

"Oke, nih!" Chanyeol melepas tas Daypack Eiger hijau army yang tadi tersemat di depan dadanya. Gendong depan. Iya soalnya kan yang di gendong belakang ada tas careernya Chanyeol sendiri. Itu lho tas para pendaki yang gede dan tinggi.

Kurang kuat apa mas Chanyeol kita ini, ladies?

Mereka lanjut jalan. Mereka tidak sepenuhnya tertinggal jauh karena beberapa meter dari mereka terlihat ada Johnny, Baekhyun, dan Chen.
Sesekali mereka menengok ke belakang untuk memastikan keberadaan Sehun dan Chanyeol.

Tak jauh beberapa meter di depan lagi, ada Sena dan Kai yang dengan syahdunya jalan berdua. Gandengan tangan pula. Antara modus apa emang mengalir gitu aja, ini Kai lakukan agar Sena tak tertinggal. Jadi karena Sena juga sudah lemes,lunglai, kan bisa tinggal pasrah dan sante aja dibawa Kai jalan.

"Hati-hati" Kai memastikan Sena engga kepleset. Tanahnya mulai licin. Tuh tadi aja di depan Suho sempet nyungsep pas lewat sini.

Medan naik turun, langit sore yang mulai menggelap, dan kanan-kiri yang sejauh mata memandang hanya ada pepohonan. Sena seneng bisa muncak, tapi dia rasanya kangen kasurnya di rumah.

"Ciyeeee Seneng tuh"

Di sisinya, Rachel cengar-cengir, berjalan sambil menggoyang-goyangkan badannya menyenggol Sena. Ngecengin Sena ceritanya.

Asli dah Sena pingin nabok!

Soal Sena yang senang atau tidak? Jawabannya iya. Sena seneng. Coba, cewek mana yang kalau diperlakukan dengan baik, lembut dan dijaga seperti ini tidak suka?

Ngga ada kan?

Ya sama Sena juga ngga mau nolak hehehe.

Sena ngomong serius soal kemarin yang ngga mau menaruh hati lagi pada Kai. Sedang dalam proses untuk move on. Sudah hampir berhasil, bahkan jauh ketika Sena masih bersama Doyoung kemarin. Dan sekarang dia juga malah harus mengikhlaskan perasaannya ke Doyoung. Sena sudah tidak punya pegangan lagi sekarang. Maka, situasi sekarang ini dimana Kai menggenggam tangannya erat-erat dan berjalan tepat satu langkah di depan adalah ujian bagi Sena.

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang