🌲64. Kali Kedua🌲

1.8K 232 124
                                    


Pagi hari di hari yang cerah ini senyum Chanyeol juga ikut cerah menatap papanya yang sedang berbicara padanya. Lebih tepatnya menatap benda hitam legam terbuat dari plastik atau apalah itu namanya yang kalau di gesek,  kamunya bisa bawa balik apa pun yang kamu ingin.

"Beliin Sena ponsel yang dia mau pokoknya. Kalau dia minta yang lain beliin aja.  Sehun diajak juga biar enggak angkrem mulu di rumah. Pokoknya kalian bisa gunain ini. Tapi jangan beli yang aneh-aneh, lho ya!"

"Chanyeol minta baju baru boleh dong, Pa!"

Siwon mengangguk. "Boleh, asal enggak beli mobil baru aja. Ingat hidup itu jangan kebanyakan gaya! Banyakin usahanya!"

Dan Siwon menyerahkan kartu kredit miliknya itu pada Chanyeol yang sudah sangat sumringah. Otaknya sudah mikirin ntar dia mau beli sepatu berapa dan mereknya apa aja.

Hedon emang.

Ya, biarin orang dia mampu.

"Papa, Hunnie boleh beli jam tangan baru nggak?" Chanyeol dan Siwon menoleh pada Sehun yang melongokkan kepalanya dari sofa.

Ooh ternyata nih anak dari tadi glesoran di situ.

"Boleh, terserah kalian aja pokoknya. Papa harus berangkat kerja sekarang, Ooh iya, itu Suho tawarin mau titip apaan. Siapa tahu butuh sesuatu." Chanyeol yang diamanahi bukan lain dan tak bukan karena Suho nggak bisa anterin mereka. Harus kerja.

"Papa berangkat dulu." Dan dua anak perjakanya itu salim.

Siwon menoleh kembali pada pintu kamar Sena.

Masih belum bangun tadi dia cek.

Hadehhhhh

Perasaan akhir-akhir ini hidup anak-anaknya engga selow banget.

Akhirnya papa sudah berangkat kerja. Mama juga sudah berangkat dianter Suho tadi.

Tinggallah Sehun dan Chanyeol yang memutuskan untuk sarapan terlebih dulu.

Sena urusan nanti. Orang masih molor juga anaknya.

Tapi berjam-jam telah berlalu dan hari sudah menjelang siang, Sena belum juga menampakkan wujudnya.

Chanyeol dan Sehun memutuskan untuk menginspeksi langsung ke kamarnya.

Pintu dibuka oleh Chanyeol dan terlihatlah buntalan selimut besar di atas kasur.

"YA AMPUN ANAK PERAWAN JAM SEGINI MASIH MOLOR!"

"Bajtot!"

Sahut Sena masih dari balik selimutnya.

Mata Chanyeol melotot dan Sehun menatap horor Sena.

"HEH! MULUTNYA!" Chanyeol menjitak buntalan itu.

Sukses membuat Sena mengerang.

Sehun duduk di pinggir kasur. Noel-noel adiknya yang kayak kepompong.

"Bangun yuk! Makan." ujar Sehun.

"Nggak mau!" suara Sena teredam selimut.

"Jangan gitu dong! ntar kamu sakit." bujuk Sehun.

"Biarin! Biarin aja aku sakit."

Chanyeol mendengus dan Sehun merengut sedih.

Bucin lagi patah hati :'(

Masih menjadi tanda tanya besar alasan mereka putus itu apa?

Kemarin Chanyeol juga ikutan lemes pas denger Doyoung minta putus, jadi tidak bisa ngajakin ribut. Ini sekarang kalo Sena mau, dia siap maju paling depan labrak Doyoung.

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang