🌲 163. Teror Tengah Malam 🌲

1.1K 176 181
                                    

-

-

-

-

-

-

-

Keluarga Cemara

-

-

-

-

-

-

-

-

Flashback

"Hiks adek kenapa? Adek kenapa, Ma?" Sehun kecil ikut mengerubungi Sena bersamaan dengan Heechul yang tiba di sana bersama istri dan anaknya juga. Suasana semakin ricuh.

"Astaga! Panggil ambulance Pa! Cepet!" kata Hani ke suaminya. Tapi Heechul menggeleng. "Ngga keburu, Ma.. Kita aja yang bawa Sena ke rumah sakit sekarang. Ayo Won!" Dan bak mantra ajaib, Siwon yang semula histeris, lemas, dan tak ada daya upaya sama sekali langsung sigap berdiri mengikuti Heechul yang sudah duluan keluar rumah sambil menggendong Sena.

Tiffany berlari menyusul. Mereka bergegas ke rumah sakit. Sedang Hani  tertinggal di sana mengurusi ketiga anak laki-laki temannya yang sedang shock dan merengek ingin ikut juga ke rumah sakit.

Baekhyun memeluk Chanyeol yang menangis sesengukkan, sedang Suho dan si kecil Sehun tak urung menggeret-geret tangan Hani agar mereka segera pergi menyusul papa mama ke rumah sakit.

"Iya-iya.. Kita ke sana sekarang!" Hani langsung menelepon taksi, tak mungkin dia menyetir dengan keadaan seperti ini dimana ada empat orang anak termasuk anaknya sedang terguncang.

Baekhyun terus mendekap Chanyeol yang sejak tadi tak bersuara apapun selain isakan yang terus mengalun dari bibirnya. Chanyeol sangat memprihatinkan. Hani tak pernah melihat Chanyeol seperti ini sebelumnya. Anak itu sama cerewetnya dengan Baekhyun, dan kini dia menangis lebih hebat dan terlihat sangat terpukul dibandingkan siapapun bahkan termasuk Sehun. Iya, setidaknya Sehun masih bisa menanyakan banyak hal tentang kekhawatirannya sekarang. Atau Suho yang sesekali menceritakan kronologinya tadi seperti apa. Sedang Chanyeol cuma diam seribu bahasa.

Singkatnya, mereka tiba di rumah sakit. Ikut menunggu beberapa jam ke depan di depan IGD. Dengan Sehun yang minta dipeluk mamanya, dan Chanyeol yang ikut masuk dalam rengkuhan mamanya. Sedang Suho duduk manis di sisi Chanyeol dan Baekhyun yang tak mau jauh-jauh dari sahabatnya itu.

Cukup lama mereka menunggu sampai akhirnya dokter yang menangani Sena keluar. Siwon yang sejak tadi berdiri paling dekat dengan pintu masuk langsung memberondong dengan pertanyaan pada sang dokter.

"Bagaimana anak saya?"

Si dokter menghela napasnya. Lega atau mungkin.. lelah ?

"Kita sempat kehilangan dia tadi."

Semuanya tercekat.

Keluarga CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang