"Uwahhhh"
"Seriously? Pasar?!"
Jaehyun tak habis pikir dengan apa yang dia lihat. Setelah berjalan cukup lama dan diliputi kecemasan serta ketegangan di dalam gua, kini mereka yang berhasil keluar dari sana disambut oleh hiruk pikuk keramaian.
Sebuah pasar tradisional ada di hadapan mereka.
Kai dan Doyoung masih terpukau melihat keramaian di depan mata mereka. Lengkap dengan orang-orang itu yang memakai pakaian sederhana khas zaman dulu. Berbeda sekali dengan mereka.
"Pasar ghaib itu beneran ada ternyata." monolog Kai.
Rachel sendiri sudah menarik-narik Doyoung untuk menuju salah satu penjual yang menarik perhatiannya. Penjual ikan. Rachel penasaran, seumur-umur dia belum pernah ke pasar.
Doyoung menahan Rachel, tak ingin mengikuti keinginan gadis cilik itu. Lagipula, Doyoung juga masih ragu untuk mendekat ke 'penghuni' di hutan ini.
Sudah jelas, mereka semua bukan manusia meski sekarang wujud mereka normal layaknua manusia.
Bahkan tak pucat juga.
"Wah, cah bagus? Kalian kesasar?" Tiba-tiba ada 'seseorang' laki-laki berumur yang mendekati mereka. Keempatnya langsung waspada.
Bisa mereka lihat, laki-laki berbaju serba hitam dan memakai blangkon itu menatap mereka khawatir.
"Bapak siapa?" Kai berujar reflek.
"Ra perlu reti jenengku. Kok iso tekan kene sih, Nang? Sopo sing nggowo?" (Tak perlu tahu namaku. Kok bisa sampai sini sih, Nak? Siapa yang bawa?)
Reflek ketiganya melirik ke bawah, Rachel.
Sang Bapak mengikuti arah pandang mereka. Dan Rachel cemberut dijadikan kambing hitam.
"Kan mau cari Sena!" pekiknya mengingatkan tujuan awal ke sini.
"Kita mau cari teman kita, Pak. Dia tersesat di alam ini." Doyoung memberanikan diri menjawab. Masa bodoh dengan siapa sebenarnya Bapak ini. Terlihat juga 'dia' tidak berbahaya.
"Sopo? Cah ayu iku kancamu?" (Siapa? Anak cantik itu temanmu?)
Ucapan Bapak itu sontak membuat ketiganya langsung tertarik. "Siapa, Pak? Ciri-cirinya gimana?" Jaehyun antusias.
"Ayu, rambut ireng sepundak, pakaian e mirip kalian. Pas iku bareng cah lanang siji meneh. Ganteng, dhuwur, Kupinge ombo kayak gajah." (Cantik, rambutnya sepundak, pakaiannya mirip kalian. Pas itu bareng anak laki-laki satu lagi. Ganteng, tinggi, telinganya lebar kayak gajah.)
"ITU SIH BANG CHANYEOL!"
"Fix itu Sena!"
"Lho Sena kan rambutnya panjang bukannya sebahu!" Doyoung terdistraksi sama ciri-ciri Sena yang disebutkan. Kai menoleh, "Udah potong rambut, bego! Ngga merhatiin apa tadi pas jenguk?!"
Doyoung menggeleng.
YA MANA DIA SEMPAT MERHATIIN RAMBUT BARUNYA SENA!
"Pak, terus sekarang teman saya itu dimana?" Jaehyun mengorek informasi.
Tapi raut putus asa Bapak itu membuat kecemasan muncul kembali di hati mereka. Ada apa?
"Nang, Aku ra reti cah iku ning ndi. Tapi terakhir kae aku weruh, loro-lorone mlayu ning arah kono!" (Nak, aku tidak tahu anak itu dimana. Tapi terakhir waktu itu aku lihat, keduanya berlari ke arah sana!)
Bapak itu menunjuk ke arah lebatnya hutan belantara. Lebih lebat dari hutan yang memiliki jalan setapak yang mereka lalui tadi.
Bapak itu menoleh ke Rachel kali ini. Rachel peka dan ikut menatap sang Bapak. "Nduk, Gowo o bali cah-cah iki. Ning kene Bahaya. Ojo meneh-meneh ketemu penguasane kene." ( Nak, bawalah pulang anak-anak ini. Disini bahaya. Jangan lagi-lagi bertemu penguasa di sini.")
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Cemara
FanfictionSuho-Si sulung yang ternistakan Chanyeol-Si tuan muda kekinian Sehun-Pangeran dari negeri antah berantah Sena-Apapun yang Sena mau Papa Mama harus turutin! Cover by: @Alizrobear 😍