Fantaser • Sinclaire

211 3 0
                                    

Bedah Buku
"Sinclaire"
Karya Steiner_

Bedah Buku"Sinclaire"Karya Steiner_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~
[ Kelebihan ]

-Nuansa ceritanya sudah keren sejak prolog.

-Permainan katanya stabil menghasilkan gaya penulisan yang simpel tapi mengena sampai bikin merinding.

-Tokoh-tokohnya berbayang misteri pemercabang berbagai praduga.

-Segala unsur di dalamnya benar-benar padat dan terasa berat, namun cocok untuk mendukung ceritanya yang mengangkat tema unik dan tidak biasa; mengenai kematian dan anak usia 12 tahun.

-Penggambaran latar di negeri asing seperti ini membuat pembaca seolah-olah berada di sana langsung.

-Luar biasa, mengingatkan akan karya-karya sastra barat klaik (dari zaman Victorian sampai pasca perang tahun ’50 an) yang masih kental nuansa gothic dan mythic-nya

-Gaya bahasanya yang puitis dan padat menambah bobot cerita ini, tapi cocok untuk tema cerita yang berkaitan dengan malaikat dan kematian.

-Sebuah karya yang anti-mainstream—classic vibe-nya dapat, gothic-nya dapat, dan sisi filsafatnya juga lumayan dapat.

-Penggambaran suasananya benar-benar menyedot perhatian sejak awal.

-Alur dan gaya bahasanya sederhana, namun tetap mampu untuk membangun atmosfer yang unik (misterius, gelap, menarik)

-Walau pada awal cerita masih banyak bagian-bagian yang kurang bisa dipahami, tapi itu hanya membuatnya menjadi sebuah kode teka-teki yang menunggu untuk dipecahkan.

-Detail di setiap chapter memberikan kesan gelap, dalam, sekaligus klasik.

-Filosofi Noah tentang kematian dan hal-hal yang mengiri kematian itu sendiri mengagumkan, terlebih diceritakan dari sudut pandang orang pertama.

-Bahasa yang digunakan cukup berat dan mengutamakan keindahan tertentu, bekerja baik membangun latarnya.

-Penulis terbukti cukup melakukan riset yang mendalam soal filosofi dan sekaligus bagaimana anak seusia itu menanggapinya.

-Detail dari world building-nya keren, gaya bahasa dan alurnya menarik, juga atmosfernya sangat terasa.

•[ Kekurangan ]•

-Sekedar pengingat, ada beberapa typo pada dialog tag.

-Beberapa kata-kata percuma yang harusnya bisa disingkat.

-Mungkin penokohan Noah bisa ditonjolkan sisi kanak-kanaknya yang polos sedikit lagi.

-Perbaikan beberapa kalimat dalam penulisan yang terlalu sulit dipahami, penulisan tanda baca dan typo.

-Inti permasalahan kurang berada dalam terang (tapi mungkin karena ini semacam novel filsuf jadi mungkin konflik lebih tersirat)

-Penyakit Noah kurang terbahas.

-Karakter anak-anak yang pemikirannya sudah dewasa sebelum ada penjelasan yang cukup mengenai latar belakangnya sedikit membuat tidak nyaman.

•[ Kritik & Saran serta Kesan Pesan ]•

-Rasanya karakter Noah agak terlalu berat sebagai bocah 12 tahun.

-Bolehlah sekali-dua sisi anak-anak Noah ditunjukkan.

-Kuharap ada bagian seperti author note untuk menjelaskan bagian-bagian khusus detail seperti latar karena itu sangat menarik.

-Ketika seseorang berdialog, seperti bab di mana Noah da Sinclaire bertemu, agak membingungkan siapa yang bicara—kalau bisa diperjelas sedikit saja, pasti akan sempurna.

-Rasanya bisa disimpulkan bahwa sang author mempunyai wawasan yang cukup mendalam terhadap tokoh-tokoh seni dan sastra dunia—seperti Van Gogh, Edgar Degas dan John Wolfgang Von Goethe.

-Mungkin di chapter-chapter selanjutnya bisa disisipkan sejarah hidup atau sekelumit karya dari seniman, musisi atau sastrawan kelas dunia yang lain seperti Willian Shakespeare, Leonardo da Vinci, Michelangelo, Johann Sebastian Bach, Wolfgang Amadeus Mozart, atau mungkin enulis era Victorian seperti Lewis Carrol atau Sir Arthur Conan Doyle.

-Membaca susuan kalimat dan pemilihan kata-kata di Sinclaire ini rasanya seperti ada alunan Requiem in D yang mengiringi, walaupun ada satu-dua scene yang terdengar seperti Dies Irae; sangat menghanyutkan.

-Walaupun kurang dialog, deskripsi yang benar-benar ditulis konsisten dengan temanya (kematian, noir) berhasil membuat pembaca bisa lupa bahwa dialog cukup penting.

-Kendati pemilihan tokoh utama yang begitu muda dengan pemikiran yang begitu dewasa—dinilai dari monolognya—ini termasuk poin positif, bisa juga dianggap poin negatif.

-Rasanya lebih baik kalau beberapa istilah Bahasa Ingris diterjemahkan saja supaya tidak menggantung.

-Mungkin perbanyaklah proof reading lagi saja sebelum di-post, untuk mengatasi problematika typo yang memang tak pernah usai—plus tanda baca.

•[ Kesimpulan ]•

Cerita Sinclaire: the apple of death karya Izaz ini sungguh dalam dan mengagumkan. Kami semua—Divisi Fantaser—sepakat bahwa poin terbaik dari cerita ini adalah pembawaan latar serta nuansanya yang langsung menghanyutkan pembaca dalam tatanan kata bernada filsafatnya. Permainan misteri kematian dan teka-teki adalah tema anti-mainstream yang dapat dijamin di dalam cerita ini, terutama mengingat yang menjalaninya adalah seorang anak berumur 12 tahun.
Untuk kritik, kami merasa karakter Noah perlu sedikit penyesuaian agar menjadi lebih sempurna, beberapa kalimat rumit yang baiknya dipersingkat, serta pengawasan typo, tanda baca dan dialog tag.

Salam Manis,
Tim Fantaser

Recensio BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang