Actioner • Time is Gone

9 1 0
                                    

Bedah Buku

Time is Gone

Karya
shadowalker_15

Karyashadowalker_15

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••

Discover

Author

Masuk/Daftar

Novel

Drama

TIME IS GONE

Dwi Budiase

3

Suka

498

Dibaca

19

Chapter

Gratis

Mulai membaca

Baca melalui Aplikasi

Deskripsi

Daftar isi 19

Ulasan 0

Blurb

Kanaya, seorang wanita yang bangkit dari mati surinya setelah insiden bunuh diri, kini terjebak dalam kemampuan mengerikan yang dimilikinya. Ia bisa melihat detik, menit, dan jam waktu kematian seseorang sebelum atau setelah kejadian itu terjadi. Dengan beban berat di pundaknya, Kanaya harus berjuang mencegah setiap keinginan atau peristiwa kematian yang ia lihat untuk menyelamatkan banyak nyawa. Dalam perjalanan pahitnya, Maya menyadari bahwa mengubah takdir bukanlah hal yang mudah, terutama saat konsekuensinya begitu besar bagi orang-orang di sekitarnya. Akankah
Kanaya mampu mengatasi ujian berat ini dan menemukan makna sebenarnya dari hidup setelah kematian yang hampir merenggutnya?

••

Review

1. Anis

Okeee, Dwi hadir lagi dengan gebrakan baru dan ide yang menarik, nih. Aku baca tiga bab pertama sesuai ketentuan dan menemukan banyak hal unik.

Salah satunya kemampuan Kanaya.

Tapi yang mau aku garis bawahi adalah penulisan Dwi masih bolong-bolong sana-sini kayak narasinya kurang banyak dan menjelaskan perpindahan kejadiannya. Bisa aja kalau pakai dialog antara Kanaya dan Bima, dinarasikan dahulu mereka lagi apa, duduk kah? Sekitarnya ada apa? Ekspresi mereka gimana?

Hal-hal kecil kayak gini yang bikin cerita Dwi bakal lebih hidup dan nyatu sama pembaca. Karena sepanjang aku baca, aku bingung. Apalagi tahu-tahu ngomong sama malaikat maut, dijelasinnya di akhir.

Jadi karena ide cerita ini bagus dan segar, eksekusinya perlu diperhatikan lagi Dwi. 
Sukses yaaa.

2. Dewa

Satu lagi cerita dengan ide yang cukup fresh dari Dwi. Aku awalnya ngira Kanaya bakal cuma bisa liat kapan orang-orang akan mati, kaya Shinigami Eye di Death Note, tapi ternyata dia bisa ngegagalin itu. Cukup unik menurutku.

Masukke review. Dari yang sudah kubaca (sampai konflik Sam), cerita ini pakai formula ala Kamen Rider (referensi yang aku punya ini soalnya, hehe), di mana ada arc-arc kecil yang hanya berjalan beberapa chapter dan selanjutnya ganti, begitu. Seperti Kamen Rider yang biasanya 2 episode dibagi menjadi: 1. Ketemu monster (masalah/konflik) 2. Sedikit pengembangan dan penyelesaian.

Dengan cara itu, aku ngerasa pengembangan karakter dalam cerita jadi terasa minim, karena orang-orangnya hanya muncul sebentar, seperti Abhin dan Sam yang kurang digali lagi kisahnya, jadi pembaca masih kurang bisa relate dengan mereka. Kalau Satya, udah cukup bagus untuk ukuran screentime yang hanya beberapa chapter. Tapi, ada tapinya, mengingat di awal Kanaya memang ditugaskan buat menolong banyak orang, ya formula ini yang rasanya paling masuk akal dipakai.

Selanjutnya, penulisan Dwi masih terkesan buru-buru, sama seperti cerita yang di-review terakhir, “The Visibility,” dan scene kadang berasa lompat-lompat. Contohnya setelah Kanaya bangun dari koma terus ketemu Bima, habis itu tiba-tiba jadi guru wali kelas, lanjut jadi penyiar radio (walaupun chapter selanjutnya malah jadi guru BK, baru setelahnya jadi penyiar). 

Terakhir, dialog dalam cerita juga terkadang masih kaku dan kurang konsisten. Kalau ceritanya mungkin fantasi dan bukan ber-setting di Indonesia, bahasa baku bisa saja enak dibaca, tapi karena ini setting-nya dunia  nyata, bahasa yang baku rasanya terdengar aneh. Itu menurutku, ya.

Dwi, kamu bener-bener, ya, idenya bagus-bagus. Poles lagi idemu, buat cerita ini makin bisa ngaduk-aduk emosi pembacanya. Biar tiap arc ada kesan yang membekas buat kita.

Salam manis,
Actioner

Recensio BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang