Bedah Buku
"Debora: Vervloekte Hans"
Karya
●●●
• [ Blurb ] •
Nyalakan lilin dan jangan biarkan kegelapan menangkap bayangmu dalam redupnya cahaya bulan. Tak ada yang tahu apa saja makhluk yang bersembunyi di balik tirai bayang atau tangan-tangan berkuku kotor yang bangkit dari tanah.Mendapat misi khusus dari Vader, memaksa Debora untuk pergi seorang diri memasuki dunia lain di balik gerbang hutan yang dalam nan gelap pada malam hari. Demi mendapat Giftige Levensbloem, gadis itu berkelana dan menemukan kawan seperjalanan yang akan menemaninya melawan naga serta Griffin.
• [ Review ] •
Sampul Novel: Desainnya bagus dan rapi. Apalagi pemilihan Font sudah menampilkan sisi magis dari dunia Debora.
Karakter: Karakter Debora. Kuat, cara berpikirnya kritis. Isi pikirannya bisa menghibur di sela pencarian bunga idaman Vader. Aku membacanya jadi santai juga karena ada selipan komedi di setiap pembahasan saudarinya Ignicia, si kang mata copot.
Ebbehout punya dialog yang manis. Penampilan luar saja garang, tapi dalamnya ramah dan punya empati terhadap orang lain. Pilihan kalimat yang terlontarkan bisa menenangkan hati pembaca. Apalagi bab 8, Debora terbawa panik dengan kekuatannya sendiri, ternyata memunculkan seorang teman yang baik.
Oke
Dunia novel yang ditunjukkan, lebih ke arah isi pikiran Debora. Kupikir ada tur wilayah cerita fantasinya, ternyata tidak sesuai ekspektasiku. Walau tidak dimanjakan dengan pengalaman ajaibnya hutan magis, masih diterima karena diisi sama deskripsi pembangunan alur petualangan Debora dan vampir bersayap.
Ditambah bab 9 pembaca bisa melihat aksi pertarungan melawan naga jantan. Kali ini Debora badass (keren).
Kesimpulan: Buku ini enak dibaca pas sore hari. Saya suka akhir petualangan Debora di sini. Panggilan Debora untuk kelelawar yang diharapkan punya sembilan nyawa, juga menyayat hati saya adalah Ebbe.
Walau penulis bilang belum selesai, saya rasa hati ini mau tinggal di dunia Debora untuk waktu yang lama. Penulis sukses besar.
Amanat novel ini terletak di bab 9:
Saya merasakan dampak kalimat seperti di bawah ini.
"Tidak seharusnya aku mencampurkan urusan misi dengan perasaan."
Mantra paling kusuka:
"Sembuhkan dan kembalikan semua yang pernah menjadi milikku."
●
Aku sejujurnya baru sempat baca sampe bab 4. Hmm yah, nggak jauh dari work satunya yang pernah kubaca, yang ini juga nggak lepas dari konten 18+. Fyuh, untung aku bacanya pas malam.
Di sini, si pelaku terang-terangan ditunjukin di bagian awal. Aku lumayan suka. Mirip sama novel misteri yang aku tamatin belum lama ini.
Aku setuju sama pendapat yang lain. Blurb-nya kurang menarik, dan alangkah baiknya kalo di deskripsi ditaruhin peringatan biar nggak dibaca anak di bawah umur.
Ada satu hal yang bikin aku kurang nyaman selama baca ini. Yaitu "serangan kata". Dalam satu paragraf aku bisa nemu tiga sampe empat kata "dia" atau nama "Raksal" diulang-ulang. Itu cukup mengurangi keseruan sewaktu membaca, setidaknya buat aku pribadi.
Selebihnya cuma kesalahan minor yang mungkin authornya bisa sadar sendiri lah, ya.
Aku gatau pagi ini udah telat atau blm, tapi aku tetep mau ripiu.
Ini jelas bukan dark fantasi, meski baru baca satu part, tapi aku tau kalo dark Fantasi dan fantasi aja itu beda banget vibe nya. Dark Fantasy akan terasa jauh lebih suram daripada itu.
Sama kayak kak Nita, aku blm tau ini cerita akan dibawa ke mana. Terus di part satu sifat tiap anak-anaknya dijelaskan dgn satu atau dua paragraf aja. Bahkan MC nya jg gitu. Menurut aku ini nggak bagus banget, akan lebih natural kalo sifat tokohnya muncul seiring cerita dan biar pembaca sendiri yang menilai
Bahasa yang Aes pilih selalu berbeda dari yang lain, keren lah intinya.
Kalau soal penulisan, aes mah gausah ditanya, selalu on point dan ngalir gitu aja walaupun mungkin di beberapa tempat terlalu banyak tell. Tapi tidak terlalu banyak diksi yang memberatkan pembaca, jadi enak dibacanya.
Sudah sih Es, yang lain-lain sudah di bawa ya oleh member lainnya. Tell-nya aja kurangin dikit, agak bingung gitu jadinya, hwhwhw. Makasih, semangat Aes!
Aku bikin singkat aja, ya. Banyak memakai tell tapi itu sebenarnya tidak masalah, penulis memiliki cara kepenulisan masing-masing. Namun yang mengganggu adalah terlalu banyak narasi dan sedikitnya dialog antar tokoh.
Tokoh diceritakan sangat minim interaksi walaupun mereka hidup bersama, tapi aku ngerti sih, mungkin itu buat cerita yang lain. Perkenalan tokoh juga membuat saya sebagai pembaca, sedikit binggung. Terlalu cepat untuk memperkenalkan 6 tokoh dengan nama yang rumit di satu bab.
Ada ketidak konsistenan, nama bunga dan nama tokoh terasa fantasi budaya barat, namun nama senjata keris dan namanya sangat Indonesia.
Kalo disebut "dark fantasy", novel ini gak masuk, lebih berkesan seperti HarPot dan sangat remaja. Penggambaran emosional sebagai remaja yang tidak beruntung sangat terasa, tapi yeah kadang terlalu banyak penjelasan
Secara kepenulisan memang sudah bagus, pas. Gak begitu berlebihan. Sama seperti novel-novel yang lain
Aku suka sama penggambaran tokoh di prolog atau bab awal, meski nggak sedetail itu karena memang ini bukunya 'Debora'. Pasti fokusnya ya ke Debora juga. Mungkin ada beberapa typo and it's okay! Aku liat udah diingatkan sama readers.
Bahasa yang dipilih buat mantra-mantra magis di sini juga nggak kalah seruu, bahasa campuran belanda gak sih? cmiiw ( jadi keinget darth vader HAHAHA )
Penulisan aes gausah ditanya selalu on point dan ngalir gitu aja, gak terlalu banyak diksi yang memberatkan jadi enak dibacanya. Itu ajaa guyss semangat ngelanjutinnya ya! 🥰
Salam Manis,
Tim Thrillero
●●●
KAMU SEDANG MEMBACA
Recensio Book
De TodoKali ini, Black Pandora Club menghadirkan kemudahan bagi kalian para pembaca Wattpad untuk mengenal karya-karya master piece dari para member BPC, hanya dengan melalui satu "portal teleportasi" saja. Eits, tunggu dulu. Portal teleportasi? Yaps! Kont...