Bedah Buku
Luohua
Karya
• Blurb •
❝bagimu, sang bunga yang telah gugur dimuka bumi. Namun masih kekal dalam keabadian❞~•~Geger Pecinan. Sebuah kejadian gila yang sukses memakan beribu nyawa.Baik langit, air, maupun bumi Pelabuhan Batavia menjadi merah layaknya sebuah darah. Setiap angin yang berhembus, bau amis yang tercium oleh indera. Suara jeritan kesakitan dan ketakutan, sudah menjadi simfoni lagu kelam yang melatar belakangi akhlak manusia yang kala itu lebih buruk dari pada hewan.Ini adalah hari dimana dunia saya betul-betul runtuh. Ditinggalkan sendirian ditengah hiruk pikuk kehidupan yang keji dan penuh tipu muslihat, semua orang munafik. Hei! itu bukanlah hal yang mudah!Adakah diantara kalian yang memikirkan nasib kami yang selamat dari maut?Terkadang saya berfikir untuk menyusul mereka. Berharap bertemu dengan semuanya di nirwana. Tetapi bukan hal yang baik untuk saya mendahului garis takdir.Saat kecil dulu, baba seringkali meminta saya memperlajari sebuah karakter 'toleransi'. Meminta mendalaminya. Memahaminya. Dan dapat melakukannya.Setelah ini, saya mengerti akan hal itu. Hanya saja.. maaf, saya tak dapat melakukannya dengan betul-betul.~•~Kisah ini saya persembahkan bagi arwah mereka yang telah tiada, namun masih tetap hidup dalam hati, jiwa, dan ingatan saya.~GUSHI XILIE | 1740~ft. Dong Sicheng
• Review •
1. Andy
Pertama kali membaca "LUOHUA | 1740", aku sudah dibuat takjub dengan cara Rie memadukan fakta dan narasi fiksi di prolog. Aku jadi belajar sekelumit hal tentang keresahan masyarakat Tionghoa kala Belanda—dan sayangnya, sesamanya—saat melindas Batavia. Detail yang dihadirkan menakjubkan!
Diksi yang dipakai Rie pun memperkaya pengetahuanku, begitu pula tensi yang dibangun sejak bab pertama. Namun, sebagaimana tak ada gading yang tak retak retak, aku menyadari ada dua hal kecil yang bisa diperbaiki Rie di sini. Berita bagusnya, ini hanya seputar teknik kepenulisan. Penggunaan kata keterangan tempat—di dan ke—belum digunakan dengan benar. Tiap kata tersebut harus terpisah dari kata tempat yang disertai. Di rumah, di malam hari, dan di mana-mana. Begitu pula penulisan penomoran. Bilangan ditulis dalam teks jika terletak di awal kalimat dan bisa ditulis dalam satu kata. Tujuh orang dan sebelas anjing, misalnya. 7 orang dan 11 anjing itu salah. Kalau mengawali kalimat dengan bilangan lebih dari satu kata, bisa diberi tambahan kata-kata lain.
Misalnya:
20 menit berlalu → Sudah 20 menit berlalu.
Selebihnya, aku tak punya komentar lain karena cerita ini membuatku hanyut. Aku suka membaca tipe cerita seperti ini, jadi aku menunggu Rie untuk melanjutkan kisahnya!
2. Dias
Soal alur dan sudut pandang cerita ini sudah cukup dibahas oleh Kak Andy dan yang lain, namun yang ingin saya koreksi adalah seputar beberapa hal mengenai Geger Pecinan dan dunia Tionghoa Peranakan di Indonesia pada waktu itu. Sebenarnya yang agak cukup mengganjal adalah nama-nama tokoh yang digunakan, karena nama tokoh tersebut menggunakan dialek/bahasa Han, sedangkan Peranakan Tionghoa di Indonesia sendiri kala itu lebih banyak terdiri dari etnis Hokkian, Hakka, dan Khek (di Jawa sendiri lebih banyak orang Hokkian, sementara Hakka dan Khek banyak di Sumatra & Kalimantan). Contoh nama yang menggunakan dialek Hokkian misalnya Oei Tiong Ham, Thio Sam Hong, Tan Kee Wie (tokoh asli Geger Pecinan).
3. Liz
Di halaman pertama, penjelasan mengenai bagaimana situasi dan kondisi sebagai latar cukup mendetail, membuat pembaca dapat dengan mudah mengimajinasikan bagaimana keadaan yang dimaksud.
di halaman kedua, gelombang keputusasaan cukup terasa di awal part. penggambaran mengenai dampak dari apa yang terjadi di halaman sebelumnya.
Dari penjelasannya yang cukup rinci dan detail detail kecil mengenai perasaan dan keadaan di sekitar cukup untuk memudahkan pembaca merasakan bagaimana sedih dan putus asanya, buruknya keadaan, dan keterpurukan dari para tokoh yang mengambil sudut pandang sang korban
4. Vera
Cerita Kak Rie ini menambah pengetahuan tentang sejarah. Diksi yang dipakai cerita ini ringan sehingga mudah dipahami. Tanda baca yang digunakan juga sudah tepat. Melalui cerita ini, aku jadi tahu perspektif tragedi 'Geger Pacinan' dari sudut pandang korban. Cerita ini sangat direkomendasikan bagi pecinta genre sejarah termasuk saya.
Salam manis,
Historicus
KAMU SEDANG MEMBACA
Recensio Book
De TodoKali ini, Black Pandora Club menghadirkan kemudahan bagi kalian para pembaca Wattpad untuk mengenal karya-karya master piece dari para member BPC, hanya dengan melalui satu "portal teleportasi" saja. Eits, tunggu dulu. Portal teleportasi? Yaps! Kont...