Kali ini, Black Pandora Club menghadirkan kemudahan bagi kalian para pembaca Wattpad untuk mengenal karya-karya master piece dari para member BPC, hanya dengan melalui satu "portal teleportasi" saja.
Eits, tunggu dulu. Portal teleportasi?
Yaps! Kont...
Seperti biasa, ciri khas Lisaa dan plot romance favoritnya, ✨ANGST✨
Tapi justru itu yang perlu diapresiasi di sini. Bagaimana Lisaa membangun suasana yang pas dengan jumlah kata yang terbatas. Karena membuat pembaca bersimpati kepada karakter itu kadang-kadang jadi tantangan tersendiri.
Untuk narasi, no comment lah. Cantik banget. Bukan tipe narasi puitis ala-ala prosa janda yang maksa kita buka KBBI dulu. Tetap sederhana tapi menyentuh hati.
Entah memang nggak ada kesalahan penulisan yang bisa dikoreksi, atau memang aku yang nggak nyadar. Aku sepertinya terlalu terhanyut sampai-sampai typo atau kesalahan kecil bisa terlupakan seketika.
Jujur aku tidak tahu mau mengomentari apa. Kisah cinta kandas yang epik, aku tidak menemukan kesalahan penulisan, pemilihan diksinya juga sangat cantik. Karakterisasi tokoh Aku juga kuat, mau dikritik apa lagi? Btw mengingatkan aku pada vibe Titanic.
15 menit yang aku gunakan untuk membaca. Kepada penulis tercinta kisah kasih yang dibalut bencana atau sebaliknya? diselingi puisi, untuk Cecilia yang ingin kembali menjumpai Rama semoga kalian bisa bertemu di ujung jalan lain. Untuk penulis yang aku kasihi, penjiwaan dalam tulisan sebebas angin, setiap kalimat senada dengan kalimat yang lain. Latar yang digunakan cocok, prompt yang diberikan betul-betul menyerap dalam tulisan. Tentang dunia sebelum kemerdekaan, tentang letusan Krakatau yang masyur berkumandang. Keren.
Aku suka banget sama paragraf terakhirnya, benar-benar menyentuh. Dari awal sampai akhir bisa dibilang nggak ada celah. Sebuah alur cerita yang tidak biasa, namun bisa dieksekusi dengan sangat baik. Mungkin memang keahlian Lisa dalam bermain kata-kata. Aku jarang ketemu sama penulis yang nulis cerita berlatar lokal sebagus ini, makanya aku nggak terlalu tertarik untuk baca. Padahal kalau ambil latar lokal bisa lebih leluasa menulisnya (maaf aku curhat). Iya, itu aja kira-kira dari aku, terkait kepenulisan dan lain-lain kayaknya sudah terwakilkan sama yang lain.
Menarik banget. Redaksi-redaksi yang dipakainya ekspresif dan sebagian besar emosional. Mengajak pembaca buat merasakan apa yang dirasakan tokohnya. Gaya ceritanya juga seperti adegan film yang dinarasikan, meskipun awalnya sempat bingung apa yang dimaksud sama dialog bercetak miring. Tapi itu bukan masalah besar. Aku juga suka cerita yang mengangkat tema dari bencana alam, bikin kita lebih aware tentang para korbannya.
Beberapa kata ada yang belum baku dan diserap KBBI. Tapi gak apa-apa, aku pun kalau ngebut auto banyak typonya wkwk. Mungkin kalau lebih diperjelas latar belakang tokohnya, feelnya bakal lebih tersampaikan. Memang cukup menantang memperluas latar di cerita pendek tanpa kepanjangan, tapi mungkin layak dicoba.
HAH! Jujur aku gak nyangka ujungnya bakal jadi peristiwa meletusnya gunung krakatau, aku pikir pure zaman penjajahan gituuu. Ada diksi-diksi bagus yang aku baru tau wehhh, memperkaya kosakata >y<
Puisinya?! Aku sukaaak! Tapi yang paling aku suka narasinya, sih. Cantik. Dan ide ceritanya, apalagi pas scene terakhir, pas tsunaminya. Kebayang jelas di kepalaku.
Kekurangannya paling ada beberapa dialog yang diakhiri koma, harusnya titik. Ada beberapa saltik sama penggunaan "di" yang gak tepat. Maklum ajasii, Lisa bilang bikinnya ngebut, overall bagus LISAAAYAAA ♡
Aku cuma baca satu cerita itu btw, huhu, next aku baca yang lain~!
