Actioner • The Last War

9 1 0
                                    

Bedah Buku
"The Last War"
Oleh 
Dicky-Wibowo


●●●

●●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



[ Sinopsis ] •Kisah tentang krisis di seluruh dunia di abad 25 yang berakibat kehancuran dunia dan populasi Manusia yang menipis. Manusia diambang kepunahan karena usia manusia tak lagi sampai di titik lebih dari 50 tahun karena pengaruh iklim, lingkungan, penyakit, mutasi sel, wabah, dan ketiadaan sumber daya alam. Tidak ada teknologi, alat komunikasi, dan alat transportasi canggih. Hanya intusi dan insting menjadi senjata dan cara untuk bertahan. Semua kembali ke zaman primitif. Manusia di zaman itu benar-benar dalam ketidak berdayaan. Sampai suatu saat mereka harus bertahan dari penyerangan oleh bangsa manusia lain yang memiliki segala hal yang lebih canggih. Mereka belum diketahui dari mana datangnya.
Seorang gadis berusia 13 tahun dan Adik laki-lakinya yang berusia 9 tahun, berjuang untuk bertahan hidup dari pembantaian dari bangsa yang tidak dikenal. Mencari tempat yang berlindung sampai ia menemukan sebuah dunia yang lebih indah dibanding duniannya. Hanya saja ia tak bisa memasukinya karena dibatasi dinding pemisah yang terbuat dari tembok yang membungkus dunia di dalamnya. Penasaran kisahnya.....?

[ Resensi ] •

1. Anis

Kelebihan: wow! Ini amazing sih ceritanya. Jadi banyak tahu juga soal kayak gimana sih masa depan itu. Ya walau itu belum terjadi, tp bacanya bisa ngebayangin gt. Seolah2 kita udah ada di sana sekarang dah yeah, masa depan itu ternyata menyeramkan. Sama kayak masa lalu. Perang dan perang. Menurutku bagus bgt temanya. Cuma kalau aku pribadi, bukan bacaanku aja.

Kekurangan: pas prolog sama bab awal aku baca gak ada dialog sama sekali. Maybe penulis mau gambarin keadaannya dulu kek gimana. Baru di bab dua udah ada nih dialognya. And kekurangannya adalah gak konsisten mau pake bahasa formal apa non formal. Jd kayak rancu gt.

Saran: dialognya bisa direvisi kayak kataku tadi. Overall ceritanya bagus binggo sampe ada stiker (gak boleh nyebut merk) wkwk.

Last, lancar terus nulisnya, semangat, sukses, and welcome to the club, bro

2. Zivia Zee

• Dari bagian cover, sudah cukup menarik. Cover kentara menggambarkan genre cerita scifi dengan latar distopia yang kalau ditilik dari blurb, sudah cukup menggambarkan. Sedikit saran untuk cover, penempatan judul, nama penulis, mungkin bisa diperbaiki lagi agar cover terlihat lebih selaras. Penempatan nama penulis bisa ditaruh di bagian bawah dan agak besar agar lebih terlihat. Font untuk judul lumayan serasi dengan genre dan gambar cover, namun mungkin akan lebih baik jika judul dibuat dengan efek timbul dan ditempatkan agak sedikit ke bawah dan dibuat lebih besar.

• Blurb sangat menggambarkan isi ceritanya, hanya saja dalam penulisan masih kurang menarik. Mungkin formula penulisan blurbnya bisa lebih diperbaiki dan lebih ditata agar lebih ciamik.

• Dalam komposisi kalimat terkesan cukup bertele-tele, banyak ditemukan pemborosan kata. Dari segi penulisan, sebenarnya dapat dikatakan cukup rapi. Hanya saja ada beberapa kesalahan PUEBI yang sangat disayangkan karena dapat mengurangi kenyamanan membaca. Lebih disayangkan lagi karena dari segi diksi, author sudah memanjakan penulis dengan diksi yang mengalun serasi dan mudal dinikmati.

Diksi yang digunakan author memiliki keindahan namun dikemas dalam bentuk sederhana sehingga pembaca juga mudah mengerti isi narasi. Bisa dibilang, diksi dalam novel ini menjadi salah satu poin plus yang cukup krusial, karena dari diksi yang dipakai sudah mampu mengikat pembaca dengan narasi yang mengalir dan pemakaian diksi yang sederhana namun ciamik. Bagi saya yang cukup pemilih soal diksi, Gaya kepenulisan author adalah selera saya dan saya bisa bilang saya bisa menikmati novel yang satu ini. Namun seperti yang disampaikan di atas, beberapa kesalahan PUEBI menjadi poin krusial yang patut diperhatikan. Saya menyarankan agar author melakukan editing agar tulisannya lebih rapi dan semakin seru untuk dinikmati.

• World building ditulis dengan matang dan rapi. Terutama di dua bagian awal yaitu "Prolog" dan "Benua Godwana", pembaca langsung disuguhi dengan deskripsi keadaan dunia distopia yang cara penyusunannya pun terbilang baik. Saat membaca, saya dapat langsung membayangkan keadaan latar dalam novel.

• dalam penulisan sudut pandang, saya dibuat agak bingung. Karena pada bagian awal penulis seolah menuliskan dengan sudut pandang pertama namun saat memasuki bab pertama, ternyata penulis menggunakan sudut pandang ketiga. Mungkin dalam komposisi penulisan sudut pandangnya bisa lebih diperjelas lagi agar pembaca tidak bingung.

• Dalam penulisan penulis masih banyak kesalahan terutama dalam tanda baca sehingga pada bagian ini saya kurang bisa menikmati tulisan author. Sangat disayangkan karena dalam penulisan narasi author sudah sangat baik dalam menarasikan.

• Saran. Penulis bisa melakukan editing agar tulisan semakin rapi dan coba gunakan panduan PUEBI.

3. Oce

Pertama-tama, sepertinya cerita berjudul "The Last War" ini mengambil tema science fiction. Entah authornya nyasar atau gimana, but it's okay, it's not about genre.

Di awal-awal menceritakan terlebih dahulu akan dampak ketamakan manusia yang membuat dunia porak-poranda dan hanya menyisakan satu benua yaitu Godwana dengan populasi manusia sekitar 10 ribu juta penduduk.

Kelebihan:

Seperti cerita science fiction pada umumnya, jalan plot menunjukkan apa yang terjadi di masa depan serta fenomena-fenomenanya. Penulis menggunakan metode show not to tell. Sehingga penjelasan disuguhkan dengan sangat apik.

Kekurangan:

Seperti yang saya bilang sebelumnya, cerita ini out of the genre. Tapi karena saya belum baca seluruhan (hanya awal-awal saja) mungkin ada bumbu action sehingga cerita ini disebut demikian. Ada beberapa kesalahan dalam penggunaan tanda titik (.) dan juga tanda seru (!)

Misal, yang saya temukan:

Perang...perang...perang....!

Kalimat di atas menurut sepengetahuan saya keliru. Seharusnya:

Perang ... perang ... perang!

Terakhir, saya menemukan ada kalimat kurang efektif. Tapi saya gak akan sebutin, karena mungkin aja itu pendapat secara subjektif, dan bisa aja benar secara tata bahasa.

Sekian dari saya, mohon maaf jika ada kesalahan. Thank you, keep the good work

Salam Manis,

Tim Actioner



●●●

Recensio BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang