REVIEW MAKANAN
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Ibu gue tuh bawel banget tau gak? ngebandingin gue terus sama anak tetangga!" Lisa tak henti-hentinya menggerutu sambil rebahan di tempat tidur yang terbalut sprei merah bermotif bunga mawar -yang tanpa dikasih tau pun kalian akan tau sendiri siapa empunya.
"Masa yah, Ibu gue bilang gue gak ada keahlian apapun. Emang iyah yah?" Lisa yang semula telentang mengubah posisi menjadi tengkurap karena gerutuannya tak berbalas. Gadis itu mendecih pelan melihat sahabat karibnya justru sedang asik dengan alat gambarnya, Rose dengan keahliannya. Lisa kembali mengubah posisinya kembali seperti semula, menatap langit-langit kamar Rose yang dihias dengan bintang dan awan yang ia lukis dengan tangannya sendiri.
Bicara soal keahlian Lisa tak heran kenapa Ibunya justru bilang kalau ia tak punya keahlian apapun, karena ia sendiri pun tak bisa menjawab bila ada yang bertanya apa keahliannya.
"Rose, apa gue bener-bener gak punya keahlian satupun yah?" sendu Lisa. Rose yang terlihat sudah selesai dengan kesibukannya berfikir sejenak.
Tukang bolos, tawuran, tukan palak, pembuat onar. Kayanya gak ada keahlian lain dari temannya yang satu itu selain membuat guru BK bekerja lebih keras.
Tok! Tok! Tok!
Ketukan di pintu kamar membuyarkan lamunan keduanya. Maminya Rose masuk dengan nampan berisi makanan dan minuman. Hal lain yang membuat Lisa betah melarikan diri kerumah Rose. Ia melompat dari atas tempat tidur dengan wajah sendu yang sepersekian detik berubah sumringah.
"Ya ampun Tante, sering-sering yah mau direpotin sama Lisa." cengirnya tak berdosa. Maminya Rose mah cuma senyum sambil geleng-geleng kepala, coba aja maminya Rose satu species sama Ibunya, mungkin Lisa udah kena sambit pengki.
Lisa segera menyantap makanan yang tersedia setelah maminya Rose pamit mau keruang tengah buat suapin Haru-adiknya Rose. Btw, ngomong-ngomong soal Haru, Lisa jadi inget pas bocah enam tahun itu nembak dia pake kacang telor, kacang telor yang biasanya suka ditaruh di pangkuan kalau naik bus sama penjualnya. Bisa-bisanya gak dibalikin dan malah dibawa pulang.
"Haru bisa beli langsung tapi Haru memilih berjuang lebih keras. Haru umpetin itu dengan susah payah." dalihnya saat itu yang buat Lisa malah ngakak sambil geplakin kepala tuh bocah.
"Lu kalau makan gak dikunyah yah? gue satu aja belum abis, lu udah makan yang kelima!" misuhan Rose membuyarkan nostalgianya.
"Lu tau gue kaya begini dari awal, doyan makan. Tapi lu memutuskan bertahan, jadi sekarang salah siapa?" enteng Lisa mendramatisir.
Rose udah mau mencak-mencak sebelum ia terfikir sesuatu dan malah berteriak sumringah.
"Lis! Sekarang gue tau apa keahlian lu dan lu harus berbuat apa biar keahlian lu lebih bermakna.
"Lu kan doyan makan kenapa gak coba jadi youtuber? Mereview makanan, banyak ko sekarang yang jadiin itu profesi, cukup menjanjikan."
Dan karena hal itu, disinilah sekarang Lisa berada. Di lapangan komplek dekat rumahnya setelah lebih dulu mampir membeli lontong sayur mpo Taeyeon. Lisa memposisikan ponselnya diatas kursi disudut lapangan, lalu ia menuang lontong sayurnya kedalam mangkok yang ia bawa dari rumah.
Jangan tanya kenapa Lisa gak buat videonya dirumah aja. Tapi kalau kalian sangat penasaran biar Lisa kasih tau. Satu, tentu saja karena ada Ibunya yang bawelnya minta ampun dan kedua, Lisa punya dua kakak yang kaku, gak suka kebisingan, dingin, dan gak seru. Si Jennie sama Suga yang gak tau cara menikmati hidup kaya Lisa. kayanya mereka berdua itu anak pungut deh!
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-KISAH
Teen FictionNote: Kumpulan one-shoot fanfiction Lalisa dengan para pria-nya mari berlayar!