LALISA X HANBIN (kotak makan: bagian dua)

4.3K 464 14
                                    

(KOTAK MAKAN)
(Bagian dua)




.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.














Katakan Lalisa mulai gila. Ia bangun lagi shubuh ini untuk membuat nasi goreng seperti kemarin. Kini ia pastikan lebih baik karena bantuan dari asisten rumah tangganya. Gimana kalau Hanbin gak terima? Gimana kalau Hanbin peka? Gimana kalau Hanbin sadar kalau dia mulai aneh? Lalisa menggelengkan kepalanya. Kalem Lis, kalau gak diterima yah dimakan aja sendiri atau gak sedekahin ke si Baekhyun dan Bambam yang doyan makan tapi badan tetep kerempeng. Suka gak ngaca emang Lalisa.

Lalisa yang tengah sibuk dengan fikirannya sambil berjalan menelusuri koridor tak sadar ada presensi seseorang yang mulai menyamakan langkahnya.

   "Lalisa?" Lalisa berhenti dan menoleh, melihat Jungkook sudah berada disampingnya. Tak heran sih mendapati pemuda itu sudah berada disekolah pagi-pagi begini disaat teman-teman prianya malah datang menjelang bel masuk, ia murid yang cukup teladan.

   "Ada apa?" Jungkook tidak menjawab, ia malah menudingkan jari telunjuknya pada kotak makan berwarna kuning ditangannya, "Itu buat gue? Gue liat lu bawa kemaren, tapi lu malah balik." ujarnya dengan wajah dibuat-buat seolah kecewa, yang errggh---menggemaskan.

  "Abisnya tuh kelas kaya pasar malam"

  "Bukan kemauan gue La. Yaudah sini, kebetulan gue belum sarapan." Lalisa dengan cepat langsung menyembunyikan kotak makannya dibalik punggungnya, "Eng--ini bukan buat lo, besok gue bikinin lagi deh." Lalisa jadi merasa aneh sendiri. Bukankah harusnya dia senang, Jungkook ternyata menganggap dirinya ada? Ini Jeon Jungkook, Lisa!  Jeon Jungkook! Orang yang pertama kali bikin dugun-dugun dari awal orientasi. Orang yang diidamkan banyak wanita ini notice lu loh!

Lalisa khawatir sendiri menunggu tanggapan Jungkook, namun pemuda bergigi kelinci itu hanya tersenyum lalu berkata, "Yaudah gpp, besok gue tunggu. Btw, lo tambah cantik kalau rambutnya di gerai kaya gitu." si kelinci langsung melarikan diri setelah mengatakannya dengan wajah memerah. Sedangkan Lalisa justru tersadar akan keanehannya lagi pagi ini. Sejak kapan dia mulai menggerai rambutnya? Oh astaga!






Lalisa baru menempatkan bokongnya diatas kursi. Sudah ada Hanbin disebelahnya. Meski dia tak sepopuler Jungkook tapi dia juga salah satu murid teladan. Meski datang pagi terkadang untuk melanjutkan tidurnya tanpa takut terlambat atau disiram oleh ibunya.

   "Kenapa?" Lalisa menoleh cepat setelah meletakn ranselnya di sandaran kursi,

  "Hah?!"

  "Lo gak jejingkrakan? Teriak-teriak? Guling-guling gitu?" Lalisa makin mengernyit heran.

  "Tadi gue liat lo sama Jungkook di koridor." finalnya, membuat Lalisa langsung mengerti apa yang sedari tadi Hanbin bicarakan. Lalisa tidak menjawab. Atensi Hanbin kini jatuh pada kotak makan kuning miliknya.

  "Kenapa gak dikasihin? Bukannya buat Jungkook?" Lalisa langsung gelagapan setengah mati. Otak cari alasan! Otak cari alasan! Paniknya dalam hati.

  "Eng--oh ini, eng--bukan buat dia. Ini--gue bawa karena gue belum sarapan." Lalisa langsung dengan cepat membuka tutup makannya dan meraih sendoknya. Dia akan mati kekenyangan atau berakhir dengan mengantuk sepanjang jam pelajaran kalau seperti ini. Lalisa sudah menghabiskan dua piring nasi goreng sebelum berangkat sekolah tadi dan perutnya benar-benar sudah penuh.

AL-KISAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang