LAH?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Mingyu tau betul ia terlahir dengan kadar kemanisan diatas rata-rata. Ia juga tau ia terlahir dengan pahatan wajah yang sempurna bak dewa. Ia juga tak pura-pura lupa kalau ia punya tubuh tinggi dambaan tiap gadis imut untuk memperbaiki keturunan. Ia tau ia sesempurna rentetan kalimat diatas. Bukan congah tapi ini bentuk rasa sadar dirinya.
Hari ini berbeda dari sebelumnya. Sepertinya ia bertambah sempurna seiring dengan tarikan nafasnya. Baru sampai koridor pun beberapa pasang mata sudah terarah padanya, belum lagi bisik-bisik pelan yang tidak terdengar tapi Mingyu tau pasti isinya adalah pujian akan kesempurnaannya.
Pemuda tinggi berkulit tan itu tersenyum dan sesekali menyisir rambutnya dengan sela jari-menebar pesonanya. Berjalan bak model yang tengah unjuk kebolehan, hingga langkahnya terhenti ketika melihat Eunha dan Mina, dua mantannya yang sekarang bersahabat. Berpacaran dengan Mingyu berpotensi memperluas jaringan pertemanan.
"Hei para mantan." Sapa Mingyu. Eunha--cewek bertubuh mungil dengan rambut sebahu-- tak menjawab melainkan mendecih pelan. Sedang cewek berwajah lembut yang kerap Mingyu panggil 'A-mina-h nya kang mas Mingyu' hanya tersenyum kecil mendengar sapaannya. Andaikan Eunha dulu tak membangun persekutuan untuk membokar aib perselingkuhannya, pasti nanti sehabis lulus Mingyu mau melamar Mina. Tapi setelah ia mencoba peruntungan dulu dengan Lisa-nya. Pujaan hatinya saat ini.
"Gue gak nyangka yah Ming!" Si mungil buka suara. Pantes mungil soalnya demennya ngegas. Setiap ngegas, tinggi badannya dikurangin sama tuhan.
Mingyu bersedekap lalu sedikit merunduk untuk menyamakan tinggi keduanya, "Gak nyangka apa sih? Gak nyangka kalau mantan terindahmu ini makin pantes dijadiin kekasih hatimu lagi?"
Tiap malam Eunha shalat tahajud, meminta agar kelak ia tumbuh tinggi agar bisa menempeleng mantannya yang astagfirullahaladzim itu.
Eunha yang malas menanggapi karena banyak pasang mata mulai mengawasi mengamit tangan Mina, "Udah yuk Min cabut!"
Namun, Mina menahan diri sejenak. Cewek berwajah super adem kaya pendingin ruangan didalam mini market itu menepuk bahu Mingyu, "Semua manusia bisa aja salah Ming. Bertaubat dan kamu mesti tanggung jawab. Jangan lari dari apa yang telah kamu perbuat."
Mingyu dibuat menganga sampai tak berkedip hingga Mina benar-benar ditarik pergi oleh Eunha.
Barusan Mina ngomong apa? Bertaubat? Tanggung jawab?
Oh mungkin soal perselingkuhannya. Mingyu seharusnya memberikan penjelasan kalau dalam lingkup pacaran selingkuh hukumnya mubah, namanya juga mencari yang terbaik dari yang tercantik.
Sekarang baru mau masuk kelas, tiba-tiba ia ditarik lalu dipojokan oleh kedua temannya.
"Ming lu harus jawab pertanyaan kita." Tekan Jungkook. Tadinya Mingyu kira
Jungkook memojokannya lalu akan menciumnya seperti didalam drama-drama saking frustasinya karena kemungkinan besar Lisa akan jatuh pada Mingyu. Tolong aminkan."Jawab" celetuknya yang sontak dihadiahi toyoran oleh Junhoe, satu pemuda bongsor lainnya.
"Jangan bercanda ming!"
"Kalau berduda boleh?"
Mingyu adalah definisi kamvret yang sesungguhnya. Pake v bukan p karena sudah tidak bisa ditolerir.
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-KISAH
Teen FictionNote: Kumpulan one-shoot fanfiction Lalisa dengan para pria-nya mari berlayar!