ENDING SCENE (Bagian dua)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Junghwan yang sedari tadi asik menonton televisi di sofa kini menghampiri sang ibu yang sedang sibuk didapur. Pemuda belasan tahun itu mengintip dibalik punggung Lisa, mengendus harum masakan sang ibu sambil memeluknya,
"Harumnya saja sudah enak eomma, aku sudah sangat lapar."
Lisa meletakan sodetnya, melonggarkan pelukan sang anak dan mengecup pipinya, "Jangan mengganggu eomma. Kembalilah menonton televisi, eomma sebentar lagi akan selesai." Junghwan sudah hendak kembali, namun ia kembali berbalik. Menanyakan apa yang memang menjadi tujuannya untuk menghampiri Lisa saat ini.
"Eomma, apakah appa tidak makan malam bersama kita lagi seperti kemarin?" aktifitas Lisa sontak terhenti. Setelah pembicaraan Jungkook dan Lisa kemarin, Jungkook memang tidak pulang kerumah sampai hari ini. Lisa tau Jungkook takan menyetujui permintaan terakhirnya. Terlebih, mungkin dia memikirkan bagaimana perasaan Yeri. Lisa menghembuskan nafasnya perlahan, tangannya tergerak untuk mematikan kompor. Wanita berapron itu menghampiri sang anak setelah membasuh tangannya lebih dulu di wastafel. Lisa menepuk kepala Junghwan lembut sambil tersenyum.
"Appa sedang ada kerjaan diluar kota. Kita dinner lagi berdua malam ini? Romantis bukan hm?" Lisa mencoba mencairkan suasana. Junghwan tau itu. Ibunya lagi-lagi hanya mencoba menutupi kenyataannya.
Junghwan menyebikan bibirnya, mengubah ekspresinya seolah sedang merajuk sambil melipat kedua tangannya didepan dada, "Tidak sama sekali romantis kalau nanti lagi-lagi eomma mengomentari tugas-tugas sekolahku dan mengomel panjang lebar. Mau berjanji untuk tidak membicarakan sekolah saat kita dinner, honey?" Junghwan menaik turunkan alisnya menggoda Lisa---atau bisa dibilang tindakan untuk menghibur sang ibu semata--sambil mengacungkan jari kelingkingnya. Lisa tanpa berfikir langsung menautkan jari keliling miliknya.
Keduanya kini sudah berada di meja makan dengan makanan masing-masing. Dihadapan Lisa, anak tunggalnya itu tengah merajuk karena Lisa memaksanya untuk memakan sayuran dipiringnya. Lisa mengeraskan wajahnya, tak suka dengan kebiasaan Junghwan menyingkirkan sayuran pada makanannya.
"Makan! Itu bagus untuk kesehatan matamu. Terlebih kamu sering sekali bermain game dan membaca buku sampai tengah malam Junghwanie." Junghwan bermonolog tanpa suara, mengikuti ucapan panjang Lisa yang sudah ia hafal diluar kepala saking terlalu seringnya ia dengar.
"Eomma kan tau aku tidak suka makan wortel."
"Belum suka, bukan tidak suka. Semua orang akan suka bila dibiasakan. Eomma tidak mau kamu memberi alasan." Junghwan semakin merengut, kalau seperti ini ia lebih memilih Lisa mengatakan banyak hal tentang sekolah dibanding terjebak dalam situasi harus memakan sayuran berwarna orange itu.
"Biasanya appa akan memakannya untukku."
"Tidak ada appa mu saat ini. Eomma akan menunggu sampai kau memakannya."
"Appa bilang Junghwan bisa memakan yang Junghwan suka saja eomma. Aku bisa memakan apapun asal jangan sayuran yang satu ini." keras kepala Lisa dan Jungkook memang diturunkan dengan baik pada sang anak.
"Eomma bilang tak ada dia disini." Lisa masih mencoba mengontrol tinggi suaranya. Ia hanya mengatakannya pelan dengan penuh penekanan.
"Appa--" dan saat itu Lisa kehilangan kendali, ia bangkit dan meletakan sendoknya lumayan kencang diatas piringnya. Sampai bunyi dentingannya menggema.
"DIA TIDAK DISINI JUNGHWAN!!"
Lisa melihat Junghwan sedikit terhentak disana. Setelahnya, Lisa merasakan sebuah tangan mendarat di salah satu bahunya. Meremasnya dengan lembut. Lisa menoleh mendapati pria bergigi kelinci sudah berada disampingnya.
"Aku belum melewatkan makan malam kan? Appa akan memakan wortelnya untukmu. Duduklah Lisa--" lalu Jungkook beralih pada Junghwan,
"Eomma mu ini memang sedikit sensitif soal kesehatan." Jungkook langsung membawa Lisa untuk kembali duduk setelah sebelumnya mendaratkan satu ciuman di dahinya. Sedangkan Lisa hanya diam. Jungkook kembali? Kembali dalam artian sebenarnya atau kembali hanya untuk pergi?
Saat dipenuhi dengan fikiran rumitnya. Lisa tersadar mungkin bentakannya barusan mempengaruhi Junghwan. Anak itu hanya diam merunduk menatapi makanannya. Lisa bangkit, menempatkan bokongnya tepat disamping tempat duduk Junghwan,
"Hey, maafkan eomma yah? Kau tau kan eomma sedikit sensitif tentang itu." Junghwan mulai mengangkat kepalanya, menatap wajah menyesal Lisa disampingnya.
"Eomma akan memakan wortelnya untukmu." lanjut Lisa sambil tersenyum. Junghwan menggeser piringnya ketengah, Lisa langsung mengamit wajah sang anak dan mengecup singkat pipi tembamnya.
"Lain kali kau harus belajar memakan wortel. Eomma mu sangat menyeramkan bukan?---setelah membantu bayi kecil ini menghabisi wortelnya, kembalilah duduk disampingku. Suamimu ini baru pulang, aku membawakan bunga Lily untukmu bukan untuk melihat keromantisan kalian berdua." Lisa cukup terhentak dengan perkataan Jungkook yang membuat gelenyar hangat dalam dirinya. Junghwan disampingnya sudah terkekeh pelan dan menarik Lisa kedalam pelukannya.
"Eomma milik Junghwan, bleee."
Setelah menata bunga Lily pemberian Jungkook kedalam vas dan memastikan Junghwan sudah masuk kedalam kamarnya. Sepasang suami istri itu juga masuk kedalam kamar mereka. Jungkook langsung menempatkan dirinya duduk diatas sofa lalu memainkan ponselnya, sedangkan Lisa terduduk ditepian ranjangnya. Ia ingin menanyakan sesuatu tapi saat ini ia malah diam sambil terus memperhatikan Jungkook tanpa mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Jungkook menangkap gelagatnya, ia mengalihkan atensinya yang semula pada ponsel ditangannya kini pada Lisa yang duduk menghadap kearahnya.
"Jika kau ingin menanyakan perihal sikapku tadi. Seperti yang kau inginkan, aku hanya melakukan seusai dengan permintaan terakhirmu Lisa. Yeri juga sudah menyetujuinya."
"Kemarin kamu menginap ditempatnya?" Jungkook diam dan Lisa tau apa jawabannya.
Lisa merasa seketika sesak menyerangnya. Lisa lupa sejenak soal permintaan terakhirnya itu. Lisa bodoh! Masih sempat-sempatnya menaruh angan dalam keadaan seperti ini. Kau berharap apa dari rumah yang sudah berada diujung jurang ini Lisa? Menariknya sendiri takan membuahkan hasil apapun, terlebih satu lainnya malah berusaha mendorongnya agar benar-benar jatuh sekalian ke dasar jurang.
"Bagus, lakukan dengan baik."
setelahnya Lisa mulai merebahkan dirinya. Membelakangi posisi Jungkook seperti biasa. Jika Lisa tau segalanya akan kembali berubah--kehangatan dan tawa bahagia diruang makan tadi. Lisa tidak akan masuk kedalam kamar ini lagi. Tidak akan.
Jakarta, 17 Juni 2020
Pukul 13:32
-Nurafyani-********
Diliat mulmednya yoo
Jangan lupa tekan Bintang dan tinggalkan komentar sebagai bentuk apresiasi
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-KISAH
Teen FictionNote: Kumpulan one-shoot fanfiction Lalisa dengan para pria-nya mari berlayar!