(Sebelum) Weird Couple
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Kalian bisa memanggilnya June atau Junhoe. Badannya gede tinggi, gak heran dia anggota tim basket sekolah. Awal ngeliat Junhoe kalian bakal ngira dia ini tipe bad boy ganteng kaya didalem cerita cerita wattpad, padahal mah enggak.
Junhoe enggak bandel-bandel banget sampai sering bolos, ngerokok diam diam dibelakang sekolah atau lebih parahnya tawuran. Junhoe juga gak sepinter pemeran ketos, dia cuma cowok biasa seperti halnya didunia nyata. Basket dan pelajaran lainnya di sekolah tetap berjalan bersamaan meskipun sekali lagi hanya biasa biasa saja.
Junhoe jomblo sampai sekarang, meskipun setelah kemenangan diraih tim basketnya beberapa waktu lalu membuat Junhoe jadi terlihat dan lumayan banyak penggemarnya. Junhoe tidak tertarik sama sekali.
Junhoe punya pemikiran lain tentang kriteria pasangannya. Cantik, langsing putih pintar dan lemah lembut, jujur saja semua orang akan menyebut itu semua atau salah satunya sebagai kriteria, tapi Junhoe berbeda. Kalau kriteria tersebut adalah jalan lurus maka Junhoe akan lebih memilih jalan berkelok bahkan berlubang dan berlumpur.
Pujangga bilang jatuh cinta itu dari mata turun kehati tapi Junhoe akan menutup matanya dan membiarkan hatinya yang menentukan. Terlalu puitis memang, tapi Junhoe bersungguh-sungguh.
Junhoe mengelap keringatnya dan melapisi baju basket tanpa lengannya dengan sweater hitam oversizenya menyambar ranselnya dan beranjak keluar kelas. Dahinya mengerut ketika melihat kedua temannya sedang beradu mulut sambil geplak-geplakan dipinggir lapangan.
"Besok-besok gue siapin golok biar sekalian bunuh-bunuhan, come on bro cuma gara-gara cewek."
Junhoe sebenernya gak tau bagaimana cerita sebenarnya karena belakangan ini dia memang benar-benar sibuk. Tapi dari apa yang ia dengar Bobby dan Hanbin kedua temannya yang selengket permen karet itu sedang naksir dengan cewek yang sama.
"Lu kalau kenal Lisa pasti langsung nelen air liur lu sendiri Jun!"
"Tiap puasa gue begitu, btw kenapa kalian belum pulang? ah gak usah dijawab gue udah tau. Yaudah gue balik dulu yah bro bro bucin."
Junhoe melambai dan melengos pergi, terlalu cape untuk beradu argumen sama teman-temannya itu biar besok aja ia lanjutkan lagi. Ia berjalan menghampiri motornya yang terparkir sebelum telinganya menangkap suara lirih seseorang.
"Ssst hei! tolong gue!"
Junhoe meraba tengkuknya, ia seketika merinding. Ia langsung teringat cerita horor tentang sekolahnya yang suka diceritakan si Chandra di kelasnya.
"Woi, please tolong gue." Junhoe mematung, meneguk salivanya. Kepalanya gak berani noleh kemana-mana takut tiba tiba tuh hantu nongol depan mukanya kaya di film-film. Tapi Junhoe gak mungkin diam disini aja.
Setelah mengucap bismillah Junhoe mengangguk memantapkan hati kedua tangannya memegang stang motor dan memundurkannya perlahan dengan tetap mempertahankan pandangannya pada satu arah.
"Ih! Lu conge apa gimana!"
Eh! hantu bisa ngatain manusia juga yah?!
Kini dengan didahului ayat kursi Junhoe mencoba memberanikan diri untuk memeriksa sekitarnya.
"Arggh!" Junhoe memegang dadanya yang bergemuruh ketika mendapati cewek berponi merunduk diantara barisan-barisan motor yang terparkir.
"Anjir siapa lu? gue kira hantu penunggu sekolahan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-KISAH
Teen FictionNote: Kumpulan one-shoot fanfiction Lalisa dengan para pria-nya mari berlayar!