(RASA BOSAN)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Lalisa:
Hun? Sibuk? Bisa anter aku ke perpustakaan kota?Sehun:
Gak bisa
banyak tugas
Lalisa: Yaudah gpp, besok jemput aku kan?Sehun:
Gak bisa, mesti berangkat pagi
naik bus aja
Lalisa:
Aku akan bangun lebih pagi, bareng yah?Sehun:
Gak bisa Lisa!
Lalisa:
Hun?
Kenapa?Sehun:
?
Lalisa:
Berubah?
Read at 19.30Sehun memijat pelan pelipisnya. Ia sendiri bahkan bingung harus bagaimana menjawab pertanyaan kekasihnya itu. Lima tahun terakhir keduanya menjalin hubungan. Sehun merasa belakangan ini muncul perasaan aneh dalam dirinya. Perasaan tak ingin berlama-lama dengannya. Perasaan ingin sedikit berjarak. Bahkan saat ini pun ia sedang tak benar-benar mengerjakan tugas. Bahkan ia sedang bersantai diatas sofa sambil melihat abang dan adiknya bertanding play station dengan hebohnya.
Line!
Sehun ingin mengabaikannya, namun nama lain yang tertera disana membuatnya beralih untuk membukanya.
Joy:
Hun?
Anter gue
Ke perpustakaan kota
Please..
Gue traktirKatakanlah Sehun adalah pria brengsek, karena hal selanjutnya yang ia lakukan adalah mengiyakan ajakan teman kampusnya itu. Sehun perlu keluar untuk menenangkan perasaan kacaunya. Lagi pula Lalisa tidak akan tetap pergi ke perpustakaan kota tanpanya.
*****
"Chae, udah nemu buku-buku yang lu mau pinjem?" Chaeyoung mengangguk sambil menunjukan tumpukan buku komik ditangannya. lalisa menggeleng pelan, "Gak kaget sih gue, mana tahan lu baca buku yang isinya semua tulisan."
"Kamu tau aku dengan baik sahabatku."
"Geli mba."
Keduanya kini berjalan menuju ke meja penjaga perpustakaan. Namun, langkah tungkai jenjang gadis blonde itu terhenti ketika mendapati Sehun sudah ada didepan sana memunggunginya. Bersama seorang wanita. Padahal sebelumnya kekasihnya itu menolak untuk mengantarnya.
"Sa! Lah ko malah bengong?" Chaeyoung mengikuti arah pandang sang sahabat, "Itu Joy anak komunikasi kan? Hah! Sama Sehun?!"
Lalisa tidak menanggapi apapun keterkejutan Chaeyoung yang terus bertanya padanya. Ia meletakan satu buku tebal yang baru dipinjamnya ke tumpukan komik ditangan gadis Australia itu, "Gue nitip, gue tunggu didepan."
"Eh! Eh!" Chaeyoung bernafas lega karena ia tak jadi oleng dan menjatuhkan semua tumpukan buku ditangannya. Bagaimana tidak? Komiknya sudah menumpuk dan Lalisa menambahkan lagi satu beban berat sedangkan tangannya hanya bagaikan tulang berlapis kulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-KISAH
Teen FictionNote: Kumpulan one-shoot fanfiction Lalisa dengan para pria-nya mari berlayar!