LALISA X TAEHYUNG (Elegi)

2.7K 471 84
                                    







ELEGI

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



Lisa mengedarkan pandangannya ke sepenjuru kamar mewahnya. Dulu, ini adalah bagian dari pada mimpi siang bolongnya yang ia anggap memang hanya sebuah bunga tidur. Bagi orang-orang sepertinya, mimpi hanya harapan yang membuat mereka merasa lebih baik sepersekian detik sampai kembali tertampar kenyataan.

Maniknya bergulir pada pantulan dirinya didalam cermin. Wajah berbalut make up sederhana nampak  elegant dipadukan dengan dress selutut dari brand ternama yang dikenakannya. Ditambah beberapa perhiasan yang menambah manis tampilannya. Ia bak seorang putri.

Ia tidak melihat dirinya yang dulu pada dirinya yang sekarang, seolah kertas yang dulu menghitam kembali putih bersih tanpa noda. Hanya ada sosok terhormat yang terpantul disana.

Lisa terkesiap ketika pintu kamarnya terbuka. Pria yang sudah rapi dengan setelan toxedonya itu tersenyum dan berjalan menghampirinya. Berhenti kurang lebih tiga langkah dari tempatnya, pria itu nampak tersenyum canggung dan mengusap belakang lehernya sebelum berbicara, "Apakah kau suka hadiah dariku?"

Lisa tersenyum dan menganggukan kepalanya, "Aku tidak buruk dengan ini bukan?" Lisa memeriksa tampilan dirinya lalu mendongakan kepalanya guna menatap sang pria.

   "Kau---sangat cantik, ah---maksudku itu cocok untukmu." setelah mengatakannya, pria itu kembali mengikis jarak lalu bersimpuh tepat dihadapan Lisa yang duduk ditepi ranjang. Tangannya terulur mengelus lembut perut Lisa yang mulai membesar.

   "Apakah masih sering sakit? Ini mulai membesar, kau harus mengurangi memakai jeans dan celana lain yang terlalu menekan perutmu." gurat khawatir tersirat di pahatan sempurna wajah tampannya. Tangan wanita itu terangkat, mendarat diatas tangan sang pria yang masih betah berdiam diatas perutnya, guna merasakan kehidupan didalam sana. Lisa jadi menolak ingat betapa dingin dan kakunya pria itu dulu padanya.

   "Aku akan menjaganya dengan baik sampai akhir lebih dari prioritasku sebelumnya."

Entah apakah ia benar atau tidak, tapi Lisa melihat mimik wajahnya seketika berubah. Bersamaan dengan itu suara dari luar dan sosok yang masuk kedalam kamar setelahnya membuat Lisa dengan cepat menarik kembali tangannya.

Wanita itu berjalan anggun dengan gaun mahalnya lalu ikut bersimpuh dihadapannya. Lisa ingin bangkit dari duduknya namun ia menahannya, "Tetaplah duduk, tidak apa-apa."

Tangannya terulur mengambil alih tempat tangan Lisa sebelumnya, tertumpu diatas tangan sang pria. Keduanya bertatapan lalu tersenyum, sebelum sang wanita mendongak mengalihkan pandangan padanya, "Aku dan Taehyung akan menghadiri pesta rekan bisnis kami. Kalau kau butuh apapun, jangan lakukan sendiri dan minta bantuan yang lain, listen?" keduanya bangkit dari bersimpuhnya.

   "Kau memperlakukanku seperti seorang nenek tua yang hampir mati saja nona Arra" Lisa menyebikan bibirnya.

   "Hei! Jangan memanggilku seperti itu."

Lisa ingin menjawab sebelum sebuah tepukan lembut terasa di kepalanya, "Kau juga harus menjaga perkataanmu Lisa. Jangan suka asal berkata lagi. Kita tidak akan lama, kalau sakit seperti kemarin kau harus cepat menghubungiku, mengerti?" Lisa hanya menjawabnya dengan anggukan sambil menepis perlahan tangannya dari kepalanya.

Keduanya mundur perlahan, mereka saling merengkuh di hadapannya. Binar bahagia nampak dari manik keduanya, menatap lurus kearah perut membuncit Lisa.

   "Tae, aku tidak sabar menunggunya lahir dan menggendongnya. Tau tidak? aku juga sudah menyiapkan nama untuk bayi kita nanti."

Satu tangan Lisa sontak meremat tepian ranjang, sudah ia bilang bukan kalau mimpi akan kembali menamparmu dengan kenyataan? Kenapa rasanya semenyakitkan ini? Bukankah ia yang mengiyakan dengan kesadaran penuh demi mempertaruhkan kehidupannya agar lebih baik lagi?

Taehyung menangkap perubahan mimik Lisa. Ia berdeham, "Sudahlah ayo kita berangkat dan memberikan waktu Lisa untuk beristirahat."

  "Omo! Aku ambil tas dulu, kau duluan kebawah." Arra lebih dulu pergi dari sana. Taehyung masih berdiri ditempatnya. Satu alis Lisa terangkat. Pria itu kembali mendekat. Lisa tercekat ketika Taehyung mengecup sisi keningnya.

   "Aku mengkhawatirkanmu lebih dari sebuah prioritasku sebelumnya."

Sepeninggal Taehyung, wanita itu berjalan tertatih menuju lemari pakaian di sudut kamarnya. Mengeluarkan tas besar dari dalam sana. Ia menjadi egois belakangan ini, dengan tidak tau dirinya berharap ia dapat memiliki keduanya, menggantikan posisi wanita paling beruntung dirumah megah ini. Lupa kalau dia hanya wanita penghibur yang melakukan apapun demi bertahan hidup, termasuk hal gila dengan menjadi wanita simpanan untuk memperpanjang keturunan dari sepasang suami-istri muda yang kaya raya.

Cinta hadir begitu saja, merumitkan segalanya terlebih Arra, wanita berhati malaikat itu terlibat didalamnya.

Lisa hanya ingin menjadi sedikit egois. Arra punya Taehyung dan segalanya, kehilangan seorang bayi yang bahkan berasal dari wanita tidak baik sepertinya pun tidak akan ada arti baginya. Tangan Lisa terangkat mengelus perutnya,

    "Setelah ini hanya ada kamu dan mama. Mama berjanji akan menjadi orang baik dan merawatmu dengan baik. Jangan khawatirkan ayahmu, dia sudah berada ditempat yang benar bersama dengan mama Arra yang sangat cantik dan baik. Kau harus kuat karena mungkin kehidupan kita setelah ini tidak akan mudah."




















































Jakarta, 21 Agustus 2020
Pukul 23:33
-Nurafyani-







******

Ada yang mau kasih saran judul?

Maaf aku lagi kobam Taehyung

Jangan lupa tekan Bintang dan tinggalkan komentar sebagai bentuk apresiasi

AL-KISAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang