STEP BROTHER
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Lisa menggeret kopernya dengan setengah hati. Belum cukup perihal kenyataan kalau sang ayah sudah menikah lagi dengan wanita setengah iblis yang super duper menyebalkan, ia harus mendapati kenyataan pahit saat hendak berlibur, bundanya yang juga sudah menikah lagi malah meninggalkannya dengan abang tirinya dirumah besarnya.
Lisa tidak begitu mengenalnya. Mereka hanya bertemu saat pernikahan kedua orang tua mereka. Pemuda yang kiranya terlampau beberapa tahun diatasnya itu nampak dingin dan tak banyak bicara. Meski Lisa tak menampik kalau ia benar-benar tampan. Sangat tampan. Seperti aktor-aktor yang ia tonton dalam drama.
"So hyun jaga adikmu selama mama dan papa berlibur. Ajak dia keliling kota atau ke pasar malam, Lisa pasti sudah senang, dia tidak merepotkan." Lisa mengumpat dalam hati, keliling kota? Ke pasar malam? Memangnya dia masih Lisa yang berumur sepuluh tahun! Lisa lupa pada umur segitu lah ia terakhir tinggal dengan bundanya, jadi wajar saja bundanya berfikir seperti itu.
Setelah kepergian kedua orang tuanya, So hyun melirik adik tirinya itu, "Itu kamarmu! Tepat disebelah kamarku, jadi tau kan bagaimana kau harus bersikap?"
Gadis berponi itu dengan reflek menyilangkan kedua tangannya didepan dada, sambil menatap menyelidik, "Kau tidak akan berbuat macam-macam padaku kan?" So hyun mengangkat jari telunjuknya, menekannya pada dahi lebar yang tertutup poninya itu, manik tajamnya bergulir kebawah tepat pada tangan Lisa yang menyilang didepan dadanya, sudut bibirnya tertarik, ia tersenyum remeh,
"Itu terlalu kecil dalam genggaman." lalu dengan santainya menaiki anak tangga meninggalkan Lisa yang memuntahkan amarahnya. Mari kita tarik pernyataan kalau dia tak banyak bicara.
"ITU NAMANYA BODY SHAMING! KAU KIRA KAU TAMPAN HAH?! DASAR MENYEBALKAN!!---HYA!! SETIDAKNYA BANTU AKU BAWA KOPERNYA OPPA SIALAN!!"
Lisa mengangkat kopernya perlahan menaiki satu persatu anak tangga sambil terus mendumal, tiba-tiba ia melihat sepasang kaki berhenti di satu anak tangga diatasnya, "Susah kan? Lain kali kau harus menyertakan kata tolong. Kau tidak diajari kedua orang tuamu?"
Gadis itu mendecih, "Kau lupa ayahku sibuk dengan keluarga barunya dan bundaku sudah jadi milikmu!" Lisa dengan kesal meninggalkan kopernya dan menaiki tangga lebih dulu menuju kamarnya. Sedangkan So hyun yang tak lagi ingin membahas hal sensitif itu lagi mulai mengambil alih koper adiknya itu.
Lisa berguling diatas ranjangnya, menselancarkan jarinya pada layar ponsel. Menatap iri pada postingan liburan teman-teman sekolahnya yang menyenangkan. Gadis itu kini beralih pada room chatnya dengan Jimin, pacarnya. Sepertinya ia terlalu sibuk untuk meladeni Lisa kali ini. Lisa melempar ponselnya asal, lalu bangkit ingin melipir ke penghuni kamar sebelah.
Gadis bersurai cokelat itu melongokan kepalanya pada celah pintu, melihat sang empunya kamar tengah tengkurap diatas tempat tidur dengan laptop dihadapannya dan film yang terputar didalamnya. Lisa berjalan perlahan, berusaha tak menimbulkan bunyi apapun. Dia cukup terlatih untuk mengelabui ibu tirinya saat pulang terlalu larut.
"WAH KAU NONTON COLD EYES JUGA?"
So hyun yang semula tengkurap terlonjak memutar tubuhnya sambil memegangi dadanya. Si tersangka malah berkedip seolah yang ia lakukan bukan sebuah tindakan kriminal. Kalau So hyun terkena serangan jantung bagaimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-KISAH
Teen FictionNote: Kumpulan one-shoot fanfiction Lalisa dengan para pria-nya mari berlayar!