LALISA X JUNHOE (Weird couple : Bagian tiga)

1.9K 327 13
                                    



WEIRD COUPLE (Bagian tiga)

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Lisa mendengus pelan, ia bosan setengah mati. Jam pelajaran kosong dan teman-temannya malah pada melipir ketempat duduk pacarnya masing-masing. Derita Lisa yang pacaran beda kelas dan beda jurusan sama si Junhoe. Salah satu keunggulan Junhoe, lagi. Dia itu pinter, makannya masuk IPA. Kalau diliat dari tampilannya memang gak mendukung, kalian gak percaya kan? Sama, Lisa juga awalnya gak percaya. Tapi begitulah kenyataannya. Lisa aja sering minta bantuan kalau lagi ada tugas.

Lisa mengambil ponselnya, mengetikan beberapa pesan disana, lalu merebahkan kepalanya diatas meja.

Juneta Junet 🦍
Juneee..
Ke kelas gue cepet!
Gue tunggu lima menit
Kalau gak dateng kita putus!
   Send message

Tak lama setelah tertera tanda kalau pesannya telah terbaca, terdengar bunyi ribut dari arah koridor. Siapa lagi kalau bukan gorilanya Lisa yang lagi lari terburu-buru kearah kelasnya.

    "Bisa gak sih gak usah bawa-bawa putus?" Junhoe langsung nyerobot air mineral yang Lisa suguhkan. Gimana gak haus? Tuh orang lari dari lantai dua buat nyamperin kekasih hatinya ini. Lisa cuma nyengir lalu geleng-geleng, "Gak bisa---btw kelas lu lagi gak ada yang ngajar Jun?"

  "Cuma Pak Seungri, aku juga lagi tidur saking bosannya tadi." Lisa kembali merebahkan kepalanya diatas meja, "Lu demen banget tidur dikelas tapi bisa pinter begini Jun? Pasti kalau ada waktu senggang lu bertapa di gunung salak kan?"

   "Aku mah pengikut setia Nyi Roro Kidul sayang. Bertapanya di Parangtritis." Junhoe ikut merebahkan kepalanya diatas meja, menghadapkan wajahnya kearah sang gadis. Tangannya terulur, memainkan helaian surai cokelat yang menutupi jidat lebar sang pacar.

  "Jangan dibuka-buka poninya Jun!" Junhoe cuma cengengesan, "Biar terang--aduh!" dengan entengnya Lisa langsung ngegplak kepala pemuda dihadapannya itu. Suka banget heran ngatain jidatnya Lisa. Belum tau gemparnya dunia kalau Lisa nyibakin poni keramatnya. Degemnya bakal bertambah bejibun.

   "Junhoe bosen sumpah." rengek Lisa. Junhoe kini beralih menusuk-nusukan jarinya pada pipi tembam gadis berponi itu. Lisa diam, terus tiba-tiba ngangkat kepalanya. Junhoe sampai ikut bangkit dari rebahannya sambil megang dadanya saking kagetnya. Takut ada guru yang dateng.

   "Sialan! Aku kaget tau! Untung aja gak ada riwayat penyakit jantung." dumel Junhoe sambil terus mengusap dadanya. Masih dugun-dugun dia.

   "Gue punya ide, Jun! Main salon-salonan yah?" Junhoe melebarkan matanya lalu menggeleng cepat. Ini nih yang Junhoe malesin kalau nyamperin pacarnya yang lagi gabut. Ada aja maunya sih Lisa, kalau dirumah sih gak masalah ngajakin main salon-salonan. Lah ini kan didalam kelas, manusianya bukan cuma mereka berdua aja.

Lisa menggoyang-goyangkan lengan kekar Junhoe sambil menyebikan bibirnya, "Ayoo sih Jun! Gue bete banget sumpah, masih ada dua jam sebelum istirahat." lemah iman Junhoe kalau ngeliat bibir Lisa manyun-manyun gitu.

   "Cium dulu!"

Cup! Satu kecupan mendarat di pipi kanan Junhoe dengan kilat. Lisa kalau ada maunya memang jadi Lisa yang penurut. Coba kalau dalam situasi biasa, udah dikemplangin Junhoe pake tempat pensil kalau minta cium di dalam kelas kaya gini.

  "Diem! Gak boleh protes!" Lisa langsung ngambil ponselnya. Dia baru inget kalau semalam dia sempet ngelihat tutorial cat kuku yang gemesin banget, Lisa mau praktekin ke kuku sang pacar. Untung aja dia gak pernah absen bawa koleksi kuteksnya dengan berbagai warna di dalam tasnya.

Lisa langsung memposisikan ponselnya, disandarkan di depan tumpukan buku paketnya. Junhoe mah pasrah aja setelah gadisnya itu udah asik menorehkan kuteks dengan warna feminim pada kukunya. Hancur sudah harga diri Junhoe sang pemuda dengan penuh kharisma dan ketampanan abadi yang telah mendarah daging ini.

   "Demen banget main salon-salonan sih Lis?"

   "Lu tau kan gue anak tunggal, gak punya adik perempuan yang bisa diajak mainan kaya gini." Junhoe mencondongkan tubuhnya dan mengecup singkat dahi Lisa yang tertutupi poni. Gadis itu masih asik merunduk, melanjutkan aktifitasnya.

   "Kenapa gak main sama temen-temen kamu?"

   "Yakali ngeganggu mereka yang lagi gelendotan, lu aja suka marah kan kalau lagi berduaan terus diganggu?" Junhoe cengengesan sambil garuk kepalanya yang gak gatal pake satu tangannya yang masih nganggur, "Iyah juga sih---Lis! Gambar apaan tuh?" Junhoe ikut merunduk, memperhatikan gambar di kuku ibu jari tangannya lamat-lamat.

  "Gambar gorila Jun, hehe. Kreatif banget kan pacar lu? Gue inisiatif sendiri nih, beda dari tutorialnya." Junhoe merotasikan bola matanya lalu ngebeo ucapan Lisa tanpa suara. Biarin suka-suka Lisa aja, yang penting Lisa bahagia dan Junhoe dapat jatah, eh!

  "NAH! GUE KATA JUGA APA BOB, NIH ANAK DUGONG PASTI MELIPIR KE KANDANG PACARNYA!" Hanbin disusul dengan Bobby langsung menempatkan diri ditempat duduk tepat didepan tempat Lisa. Semulanya tuh tempat, dihuni sama Jennie dan Jisoo yang udah ngibrit kesamping pacarnya masing-masing.

   "Ngapain lu pada kesini hah?!"

   "Gangguin lu lah Jun---eh! Lagi ngapain lu Lis?" Hanbin menatap horor pada kuku Junhoe yang sudah berubah warna bak pelangi.

   "Hahaha! hoi Jun! lu kaya yang di taman law--" ucapan Bobby terhenti tatkala Hanbin menyenggol lengannya, memberikan kode tersembunyi lewat tatapan matanya. Bukan apa-apa, Hanbin khawatir aja, terakhir kali nemuin nih weird couple lagi main salon-salonan, Hanbin sama Bobby juga ikut-ikutan dijadiin kelinci percobaan buat praktekin tutorial kepangan hits sama si poni.

Lisa mengangkat kepalanya setelah selesai dengan kedua tangan Junhoe,

  "Wah kebetulan kalian kemari, masih ada satu jam dan masih ada tutorial yang belum gue praktekin nih." Nah! Benerkan apa yang Hanbin bilang. Ucapan horor Lisa membuat keduanya sontak bangkit dari duduknya dengan panik,
  
   "Kita harus balik ke kelas nih Lis, yah kan Bob?"

Bobby ngangguk, "Iyah! Bisa kena azab kita ninggalin Pak Seungri disana sendirian. Lagian takut tuh bangku kosong nanti ditempatin hantu."

Baru hendak melangkah pergi, Junhoe sudah bangkit dan merangkul bahu keduanya posesif, "Biarin aja, kan ada yang lain. Harusnya lu berterimakasih sama sahabat lu yang satu ini. Jomblo kaya lu pada jadi bisa ngerasain punya pacar kan?" kamvret emang si Junhoe.

Yaudah segini aja, kisah ini berakhir dengan tiga pasang tangan kekar yang malah jadi unyu karena goresan kuteks berbagai warna hasil jerih payah Lisa, si gadis berponi.



















Jakarta, 09 Mei 2020
Pukul 11:43
-Nurafyani-







******

Nyongan! Balik lagi dengan weird couple tergemes

Jangan lupa tekan Bintang dan tinggalkan komentar

AL-KISAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang