LALISA X SIWON (Jangan) Terlalu tampan)

2.6K 402 26
                                    






((JANGAN) TERLALU TAMPAN)

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.




Alice ternganga saat sampai dikelasnya, puluhan kotak makan dan susu pisang kesukaannya sudah tertumpuk di mejanya. Alice menoleh pada Rose namun gadis blonde itu hanya mengedikan bahunya, tanda bahwa ia tak tau perihal apa yang terjadi. Setelah meletakan tasnya, Alice dan Rose langsung menghempaskan bokongnya disana. Keduanya kini sibuk meraih secarik kertas atau amplop-amplop yang tertera di masing-masing kotak makan.

    "Alice, aku Jennifer dari kelas sebelah. Makan yang banyak yah sayang, aku masak sendiri untukmu loh. Aku sayang kamu. Jangan lupa hubungi nomer ponselku." Alice melotot setelah selesai membaca isi pesan singkat diatas sebuah kotak makan berbentuk kepala hello kitty itu. Kalau cowok yang ngasih mungkin tak semenggelikan ini.

   "Lice! Semuanya hampir dari perempuan kelas sebelah! Lo gak belok kan yah?" ucapan Rose sontak dihadiahi sentilan kencang didahinya.

   "Gue masih suka Shawn Mendes dan Taylor Lautner yah!"

Dari arah pintu masuk kelas Jilia masuk dengan nafas yang naik turun, "A-alice, ada kumpulan ibu-ibu nyariin lu tuh di lapangan."

Sontak baik Alice maupun Rose bangkit dari duduknya lalu saling bertatapan, sebelum mengalihkan atensi pada Jilia yang masih mengatur nafasnya, "Ngapain ibu-ibu nyariin gue?"

   "Gue juga gak tau, coba lu samperin kesana."

Alice dan Rose lagi-lagi ternganga melihat kurang lebih sepuluh ibu-ibu bergaya sosialita mulai melambai ria saat menyadari kedatangan Alice.

   "Gue gak ngerti sumpah." Alice bahkan tak dapat berkata-kata saat para ibu-ibu itu mulai berkata ramah sambil menunjukan beberapa barang atau makanan yang berniat dihadiahkan untuknya.

Sebuah tangan menepuk bahu Alice,
"Lu kemaren pas pembagian raport kemana Lice? Pasti ngelewatin hal hebohnya." Alice sempat heran. Namun setelahnya ia sadar kemana arah pembicaraan yang Jennie maksud.









****











Alice memberengut setelah menghempas ransel dan sepatunya sembarang begitu saja. Ia terus berjalan, tak perduli presensi pria tegap yang terus membuntutinya setelah mengambil ransel dan menaruh sepatunya pada tempat yang seharusnya.

   "Hei, kamu kenapa?" Alice tak menanggapi, ia duduk diatas sofa dan mulai menyibukan diri dengan remote televisi. Mengganti chanelnya terus menerus agar terlihat ada kegiatan.

Pria yang hanya mengenakan kaus putih tanpa lengan itu ikut duduk disampingnya, mencubit hidung bulat Alice meski gadis itu memasang wajah jutek dan menghempas tangannya.

    "Hei kenapa marah-marah seperti ini? Aku ada salah padamu?"

Alice hanya melirik sejenak--lebih ke mendelik tajam sebelum bersedekap lalu kembali membawa tatapannya lurus kedepan. Pria itu malah makin mendekat, berusaha merengkuh gadis mungil itu meskipun sang gadis memberontak.

    "Tenanglah princess katakan apa salah aku?"

    "Senangkan banyak penggemarnya?" dahi sang pria mengernyit heran tak mengerti kearah mana pembicaraan yang diangkat Alice ke permukaan, "Aku tak mengerti apa yang kamu bicarakan sayang."

Alice menyebikan bibirnya,

    "DADDY SENGAJA KAN BERLAGA SALAH MASUK KELAS UNTUK MENCARIKU AGAR BISA TEBAR PESONA? ALICE SUDAH BILANG JANGAN KESEKOLAH!"

    "Daddy sudah pulang setelah kau suruh pulang."

Alice menghentak-hentakan kaki berbalut sandal anak ayam itu kesal. Pria itu membawa gadis kecilnya kedalam rengkuhannya, "Jangan marah-marah nanti cantiknya hilang loh. Memangnya kenapa? Tidak bangga punya daddy tampan seperti ini?"

    "Daddy tidak tau saja ibunya teman-temanku ingin melamar menjadi pengganti mommy, bukan hanya itu bahkan teman-temanku dikelas sebelah juga. Memberikan kotak makan dan susu pisang, jangan lupa juga surat menjijikan mereka itu!" Alice mengatur nafasnya setelah berbicara dengan panjang dan cepat. Pria itu tak bisa menahan diri untuk tidak mengusak poni yang menutupi dahi lebar sang anak.

    "Wah ternyata daddy Siwon terkenal dikalangan daun muda juga. Mungkin kalau daddy memang mau, daddy akan memilih Rose atau Jennie karena mereka yang paling dekat denganmu." ucapan Siwon sontak mendapatkan pukulan membabi buta Alice dilengan kekarnya, "Itu mengerikan bahkan hanya dengan dibayangkan. Mereka teman-temanku!"

Siwon memeluk putri semata wayangnya itu, membawa kepalanya bersandar didadanya, "Daddy hanya ingin bertingkah sebagaimana orang tua yang sesungguhnya, memangnya tidak boleh? Jangan-jangan Alice princess daddy sudah mulai berkencan yah? Dengan siapa? Jungkook si bocah kelinci itu? Atau Taehyung yang membocengimu kerumah Rose saat kerkom beberapa waktu lalu?"

Alice mengangkat kepalanya dan melotot tajam pada sang ayah, "kau memata-mataiku?" Siwon mengangguk tanpa ragu yang kembali dihadiahi pukulan dilengannya. Namun setelahnya gadis kecilnya yang tengah beranjak dewasa itu kembali kepelukannya, bahkan ia memeluknya lebih erat.

    "Daddy boleh ke sekolah, tapi ada satu syarat."
  
    "Apa saja untukmu tuan putriku." Siwon mengelus surai cokelat yang menyerupai surai mendiang istrinya itu dengan lembut.

  "Daddy jangan terlalu tampan."




























Jakarta, 18 Juli 2020
Pukul 00:29
-Nurafyani-











*******

Request by lilichesse

Jangan lupa tekan Bintang dan tinggalkan komentar sebagai bentuk apresiasi

AL-KISAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang