LIMARIO
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Somi sama Guanlin tuh sebenernya masih sama-sama sayang tapi egonya segede gaban. Bahkan saat ini meski sama-sama sakit hati dan masih berharap hubungan mereka dapat kembali baik, mereka justru saling menantang untuk membawa pasangan baru untuk dipertemukan. Sebagai bukti kalau mereka sudah move on dan tidak ada yang tertuding sebagai pecundang.
Sepersekian detik kemudian Somi merutuki sikap jumawanya yang mau saja menerima tantangan bodoh itu. Pasalnya, selain tak menolak fakta bahwa ia masih belum move on. Gadis itu juga tidak sedang dekat dengan siapapun. Teman dekatnya adalah teman dekat Guanlin juga. Membawa salah satunya sebagai pasangan hanya akan membuat mantannya itu tertawa dan berkata dengan santai;
"Kasih tau gue Somi traktir kalian apa? Cilok di depan gerbang? Apa thai tea deket taman? Atau nomernya janda bahenol sebelah rumahnya?"
Somi takan membiarkannya berkata seperti itu lagi. Tapi dia juga bingung. Entah kenapa denting jam dinding jadi lebih menyeramkan saat ini. Gadis berwajah bule itu mondar-mandir sambil gigitin jarinya dan sesekali mengetuk kepalanya sendiri berharap keluar jin dengan tiga permintaannya dari dalam sana yang dapat membantunya.
"BUNDA! TETEH MINTA UANG BULANANNYA DIKASIH DI MUKA! MAU HAIR EXTENSION!"
"GAK ADA YAH TEH! BELUM LAMA BUNDA UDAH ABIS BAYARIN RUMAH SAKIT SI MINGYU SAMA TEMEN-TEMENNYA YANG BABAK BELUR CUMA GARA-GARA CUCUITIN KAMU!"
Somi beralih pada dua orang yang saling teteriakan itu. Lisa--sang teteh bahkan sudah goleran di atas karpet dengan kedua kaki yang menendang-nendang udara bak anak kecil yang tidak diizinkan membeli gula-gula di pasar malam karena gula-gula hanya milik Elvi Sukaesih, si ratu dangdut. Saya tau saya receh.
"BUNDA MAH IH JAHAT SAMA TETEH!"
"BACOT KAMU YAH! LAGIAN SIAPA SURUH MAIN LEMPAR-LEMPARAN PERMEN KARET SAMA SI JUNHOE? NEMPEL KE RAMBUT KAN JADINYA!"
"SERU TAU BUNDA! MAKANNYA COBA SESEKALI LEMPAR-LEMPARAN PERMEN KARET SAMA AYAH! JANGAN MAIN KUDA-KUDAAN MULU!"
Bundanya langsung ngegetok anak sulungnya itu pakai kemoceng ditangannya. Somi menyempatkan diri menepuk bahu Lisa sebelum menghempaskan diri diatas sofa panjang lalu meraih remote televisi, "Udah kenapa teh, gapapa ke kampus kaya gitu. Teteh ganteng loh dengan rambut pendek begitu." Somi terkekeh pelan hampir tertawa namun setelahnya ia tersadar sesuatu dan langsung melompat turun dari atas sofa, menempatkan diri disamping Lisa yang tengah misuh-misuh.
"Teh, Somi masih ada uang tabungan kalau teteh mau Hair Extension." Lisa diam, ia mulai tertarik namun manik bambinya menatap curiga pada sang adik.
"Gue suruh ngapain? Gue tau itu pasti gak gratis."
****
Lisa menatap bosan pada sekelilingnya. Ia terkadang bergidik ngeri pada beberapa perempuan yang menatapnya dengan mupeng bahkan sampai ada yang berkedip kearahnya. Gadis yang masih setia dengan poninya itu berdecak kagum melihat tampilan hasil kerja tangan sang adik. Sekelas Taehyung Bities, dia tampan sekali. Lisa tak menampik kenapa banyak memikat para gadis saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-KISAH
Teen FictionNote: Kumpulan one-shoot fanfiction Lalisa dengan para pria-nya mari berlayar!