LALISA X HYUNJAE (Perjodohan: Bagian dua)

2.7K 433 22
                                    



PERJODOHAN (bagian dua)


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.








Hyunjae tidak pernah bermain-main dengan kata perpisahannya, beberapa hari setelah insiden surat. Hyunjae benar-benar mengajukan gugatan cerai pada Lisa. Hanya Lisa yang selalu terlihat datang dalam persidangan, sedangkan Hyunjae hanya datang jika Lisa sedang berhalangan untuk hadir. Hyunjae hanya tak mau jika niatannya kembali berubah setelah melihatnya. Hyunjae hanya tak mau rasa egois kembali menghinggapinya.

Baik dari keluarga Hyunjae maupun Lisa, sungguh terpukul dengan keputusannya. Tapi mereka mengerti dan menitikan kesalahan pada keputusan mereka yang memaksakan perjodohan ini serta mencoba menerima segalanya.

Hingga pengadilan resmi memutuskan keduanya resmi bercerai.

******




Lisa menatap nanar pada sebingkai foto. Pasangan berbalut baju pengantin, dengan senyum merekah menyambut hari-hari penuh bahagia yang akan mereka bina. Ayat-ayat suci masih samar terdengar dari luar kamar. Sudah hampir seratus hari kepergiannya, tapi rasanya Lisa masih teramat sesak. Kenangan memenuhi kepalanya, ia tau ia masih belum ingin beranjak dari sana.

Ketukan di pintu kamarnya, membuat Lisa dengan cepat menyeka air mata yang hampir meluruh di pipinya. Pemuda itu masuk dengan nampan makanan, tersenyum seperti saat itu.

  "Makanlah Lisa, orang tuamu bilang kau belum makan sejak tadi pagi. Eunbi juga mengkhawatirkanmu."

  "Lama tidak bertemu, apakah kau kira aku akan menikah dengan Younghoon?" Pemuda itu mengangguk pelan. Dia sebenarnya tak berharap itu, lelaki baik mana yang membiarkan perempuannya mabuk sampai tengah malam kala itu. Lisa mengusap pelan figura ditangannya, gadis itu nampak menghela nafas pelan sebelum kembali berkata,

  "Dia Taehyung, pemuda dengan senyum kotak yang berhasil membangunkanku dari segala mimpi buruk. Mengajarkanku menjadi perempuan yang lebih baik---dia menerima bagaimana pun keadaanku, apapun statusku kala itu." Hyunjae meraih tangan Lisa, tubuh gadis itu bergetar menahan sesak di dadanya. Hyunjae berusaha menguatkannya. Meski rasa sakitnya beberapa tahun lalu juga kembali menguak. Itulah mengapa Hyunjae baru bisa memaksakan dirinya untuk berkunjung saat ini. Beberapa tahun belakangan pemuda itu bahkan memutus semua aksesnya dengan Lisa. Berusaha semaksimal mungkin untuk tak mengetahui apapun tentang mantan istrinya, bahkan Hyunjae tak tau kalau Lisa begitu menyesali perpisahan mereka saat itu, sampai orang tuanya datang mengunjunginya dan menceritakan kabar duka yang sedang Lisa hadapi.

   "Maaf aku baru bisa mengunjungimu, berhentilah bercerita jika itu menyakitimu. Sekarang kau harus makan. Eunbi akan sedih bila tau kau seterpuruk ini Nalisa." Lisa merunduk menatap tangan sang pemuda yang telah menggenggam erat tangannya, "Mengapa kau masih sebaik ini Jae? Aku bahkan tak pernah perduli seberapa menyakitkannya dirimu saat itu---

   "Sekarang tuhan juga telah menghukumku." Hyunjae menggeleng pelan, "Ini sudah takdir Lisa, lupakan apapun yang telah berlalu." Lisa mengangkat kepalanya, menatap sejenak emerald milik Hyunjae kemudian kembali beralih pada sosok Taehyung yang terbingkai abadi dalam figura ditangannya.

  "Salah satu alasan kenapa aku memilihnya, dia mengingatkanku padamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  "Salah satu alasan kenapa aku memilihnya, dia mengingatkanku padamu. Taehyung tak gentar meski aku menolaknya mati-matian, dia mahasiswa yang keras kepala yang terus mengejar penjaga perpustakaan yang baru saja berpisah. Lucu bukan?" Lisa terkekeh pelan, tapi justru air mata meluncur di pipi bulatnya.

Hyunjae tak lagi melarang Lisa untuk kembali bercerita, karena ia tau gadis itu hanya ingin seseorang mendengarkan curahan hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunjae tak lagi melarang Lisa untuk kembali bercerita, karena ia tau gadis itu hanya ingin seseorang mendengarkan curahan hatinya.

Lisa menyeka air matanya dengan punggung tangannya, tersenyum lebar dan kembali bercerita, "Dia hampir setiap hari menyelipkan surat cinta di buku yang akan ia kembalikan. Dia juga mengingatkanku padamu, saat aku yang layaknya batu ini perlahan terkikis dan mulai mencoba membuka hati. Yang membedakan hanya--" Lisa menjeda ucapannya, gadis itu menangis.

Hyunjae mengeratkan genggamannya dan mengelus pelan punggungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunjae mengeratkan genggamannya dan mengelus pelan punggungnya.

   "Yang membedakan hanya, kau pergi saat aku sudah membuka hati dan Taehyung pergi saat aku sudah tenggelam terlalu dalam. Bahkan ia sudah menghadiahkan Eunbi. Ini akan teramat sulit." Dan saat kalimat itu meluncur dari bibir Lisa. Hyunjae tertegun, jadi Lisa pernah mencoba untuk membuka hati untuknya? Mengapa ia tak tau soal itu?

Lisa kembali menyeka air matanya, ia menoleh pada Hyunjae yang masih terdiam. Satu tangannya ia letakan diatas tangan keduanya yang tengah saling menggenggam,
 
  "Bagaimana dengan kehidupanmu? Kau sudah menikah? Biar aku tebak, pasti ia adalah perempuan yang baik. Kau sudah punya anak? Akan aku pastikan Eunbi akan menjadi teman yang baik untuknya."

 

  "Aku belum menikah, aku hanya berjanji pada tuhan untuk satu wanita. Dulu, sampai selamanya."











Jakarta, 21 April 2020
Pukul 12:01
-nurafyani-







*******

Hyunjae-ah aku mau jadi istrimuuu..

Jangan lupa tekan Bintang dan tinggalkan komentar

AL-KISAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang