MEMIHAK
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hari minggu adalah hari mager nasional. Lisa masih dengan piyamanya turun dari lantai atas dan menghempaskan diri di sofa depan televisi selama menunggu Sooyong--maminya yang tengah membuatkan sarapan didapur.
Lengkingan deep voice terdengar bersamaan dengan munculnya June dengan piyama yang serupa dengannya dari halaman depan. Celana piyamanya sudah tergulung sampai lutut, bahkan sebagian baju atasanya telah basah. Pemuda itu melangkah sambil terus bersenandung yang lebih terdengar seperti teriakan tak jelas. Tepat dibalik punggungnya, Lucas--pemuda yang jauh lebih muda dengan tampilan yang hampir sama--dengan celana piyama yang tergulung dan atasan basahnya mengambil ancang-ancang, berlari kencang dan berakhir dengan menemplok di punggung pemuda yang beberapa langkah didepannya. Beruntung June mampu menahan tubuhnya yang tak jauh beda dengannya itu.
"ASTAGA LUCAS! NANTI KALIAN BISA JATUH!" satu lagi, Baekhyun--pemuda bertubuh mungil berjalan santai sambil misuh-misuh melihat June yang asik berlarian dengan Lucas dipunggungnya. Disampingnya ada pria paruh baya berbalut kaus santai dan celana pendek menenteng sebuah ember, ia hanya geleng-geleng kepala dan mempercepat langkahnya kearah dapur guna menuju kamar mandi disana.
Ketiganya kini menghampiri Lisa. June menghempaskan Lucas yang semula dipunggungnya tepat disamping Lisa. Lisa menyebikan bibirnya ketika ia bertemu tatap dengan abang beda lima menitnya itu, "Kenapa gak ngajak gue kalau mau bantuin papi nyuci mobil?"
Sebelum ikut duduk, June berhenti didepan kembarannya itu, menyempatkan diri mendorong dahi Lisa dengan tangan besarnya, "Lupa lu udah tendang gue sampai jatuh kedalam luka dalam pas tadi gue coba bangunin lu hah?"
Lisa mengibaskan tangannya, "Jangan fitnah! Ngadi-ngadi anda!"
Itu Lisa gak bermaksud nendang, sumpah deh. Insiden dikejar gebetannya Lucas yang mengira kalau Lisa itu pelakor diantara hubungan mereka lah yang membuatnya sampai terbawa ke alam mimpi. Rambut Lisa ditarik, Lisa balas nendang dong. Eh malah June yang tertendang. Salah siapa? June kan yah? Lisa mah cuma membela diri agar tidak kalah, baik di dunia nyata maupun di dunia mimpi. Harga diri! Harga mati!
Lisa beralih pada Lucas disampingnya, mengulurkan tangannya untuk menyeka sisa busa yang masih menempel dipipi sang bungsu. Lucas malah dengan iseng ngembungin pipi lalu menghembuskan nafas, meniup-niup poni sang kakak perempuannya sambil terkekeh-kekeh senang. Beruntung Lisa lagi dalam mode tenang.
Baekhyun melompat keatas sofa, yang langsung dihadiahi pukulan maut June di bokong datarnya. Baekhyun cuma mendelik lalu mengambil posisi di sela antara kepala sofa dengan punggung Lisa. Tangan mungilnya meraih surai cokelat sang adik yang semerawut lalu dengan keahliannya membuat simpul disana.
June menarik ujung surai Lisa, lalu berpura-pura kembali menatap ponselnya saat Lisa terdengar meringis. Gadis itu menoleh cepat dan gantian menarik surai hitam abangnya itu.
"SAKIT TAU LISA!" June udah mau mendekat keadiknya namun posisi Baekhyun yang duduk tepat diantara keduanya menyulitkannya.
"UDAH IH GELUT MULU!!" teriaknya.
"JUNE NYA TUH BANG DULUAN!!"
"Panggil abang Lisa, panggil abang! Gue duluan lima menit dari pada lu!" Lisa cuma menyerukan kata bodo amat tanpa suara.
Lucas memajukan sedikit tubuhnya yang semula bersandar pada kepala sofa tangannya terulur pada June, "Abang ini namanya siapa?"
June berdeham, lalu menegakan tubuhnya, "Nama saye Byun Junhoe bin Byun Leetuk!" Lucas ngangguk-ngangguk lalu menundukan sedikit tubuhnya, kedua tangannya menyatu ditumpuan pahanya, "Dulu kerja apa bang?"
"Kerjaku bukan main terus, tiap pagi bertaruh."
Lucas mengernyit, mengelus dagunya, "Memangnya kerja apa bang?"
"Kerjaku berbahaya, membangunkan singa betina." tepat di dua kata terakhir June mengalihkan pandangan pada Lisa yang tengah bersedekap.
Lucas menggeleng, "Kalau salah-salah singanya itu bisa ngap!" tutur Lucas dengan wajah ngeri dilebih-lebihkan.
"KALAU LISA NGAP! YAH KITA NGEP! HAHAHA!"
Seru ketiga UPIPERS itu sambil bertos ria dan tertawa bersama, tak perduli pada wajah kusut satu-satunya gadis disana.
Selanjutnya, dering ponsel ketiganya mengambil alih keadaan. Setelah menatap ponsel masing-masing ketiganya langsung merapat kearah Lisa. Baekhyun menyambar tangan kanannya, Lucas tangan kirinya dan June sudah bersimpuh sambil memegangi kakinya.
"PURA-PURA JADI PACAR KITA YAH?"
Lisa menggeleng cepat dan membuang muka,
"GAK! MA-U!"
Gini nih emang kalau tuh mantan abang dan adiknya pada nongol, Lisa yang dijadiin umpan buat jadi pacar pura-pura mereka. Biasanya Lisa bakal bantu. Berhubung mereka tadi terlalu laknat, Lisa berubah fikiran. Lisa terus menolak, gadis itu ditarik sana-sini.
"MAMI! TOLONGIN LISA!" seketika pegangan dikedua tangan dan satu kakinya terlepas. Sooyong datang dari arah dapur dengan spatula ditangannya. Lisa langsung melipir kepelukan sang mami.
"Jangan berani-beraninya gangguin Putri mami!" sentaknya sambil menudingkan spatula ditangannya. Ketiganya langsung merengut ditempat masing-masing.
"Ada apa sih?" pria paruh baya keluar dari kamar mandi masih dengan handuk yang melingkar dilehernya dan rambut yang sepenuhnya basah. Ketiganya mengangkat kepala dengan semangat,
"PAPI! TOLONGIN KAMI!"
"Maaf yah para tampannya papi, papi selalu berada di pihak mami tersayang."
Jakarta, 01 Agustus 2020
Pukul 13:00
-Nurafyani-*******
Maafkan editanku yang ada apanya
Jangan lupa tekan Bintang dan tinggalkan komentar sebagai bentuk apresiasi
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-KISAH
Teen FictionNote: Kumpulan one-shoot fanfiction Lalisa dengan para pria-nya mari berlayar!