LALISA X DO KYUNGSOO (Just for a moment)

2.4K 380 8
                                    











JUST FOR A MOMENT


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.





    "Mari kita akhiri seperti tidak ada yang terjadi."

Kyungsoo menghela nafas perlahan. Beberapa tahun lalu hubungan setahun itu kandas tanpa sebab. Lisa pergi meninggalkannya seolah tak ada yang berarti.

Benar, kalau takdir benar-benar sedang mengajaknya bercanda. Setelah segala usaha melupakan yang tak kunjung berhasil, gadis itu datang kembali. Dalam genggaman tangan orang lain dan mengabaikan kehadirannya. Seperti yang ia katakan, diakhiri seolah tidak ada yang pernah terjadi. Lisa benar-benar memegang ucapannya.

Kyungsoo terkekeh pelan, mengingat ia menjadi gila ketika Lisa yang disukainya sejak masa orientasi itu menerima perasaannya di tahun kedua. Ia memainkan ponsel ditengah jam pelajaran dengan sembunyi-sembunyi, berselancar di internet guna mencari tempat-tempat Indah yang akan ia datangi dengan Lisa. Membuat list panjang tentang hal istimewa apa saja yang akan ia tunjukan. Seolah ia terburu waktu. Setelah apa yang terjadi, Kyungsoo mengiyakan segalanya. Ia memang terburu waktu, karena memang hanya sesingkat ini. Kisahnya. Kisah mereka.

Kyungsoo menatap nanar pada beberapa foto dan kertas berisi tulisan tangannya didalam sebuah kotak yang beberapa minggu ini sudah tak ia buka. Lebih kepada ia memaksakan diri untuk tidak membukanya--yang justru kini kembali ia buka. Ia lagi-lagi diuji. Bukannya memantapkan diri untuk berjalan ke depan seperti hari-hari sebelumnya. Kyungsoo justru ingin mundur dan berhenti. Menyapa Lisa dibelakang sana.

Mereka kembali bertemu. Di halte seperti hari sebelumnya. Kyungsoo merekatkan genggaman pada tali ranselnya, ia membawa tubuhnya berdiri tepat beberapa langkah di depan Lisa dengan tekadnya. Gadis itu menatap lurus, meski nampak manik bambinya tidak terfokus padanya. Kyungsoo masih diam, berharap setidaknya Lisa menyapanya. Ia masih diam. Ketika Kyungsoo mendorong diri untuk menyapanya lebih dulu, seorang pemuda berdimple--yang juga ia lihat saat awal kemunculannya itu mengamit tangan Lisa lebih dulu.

    "Kau ini nakal Lisa! kan sudah ku suruh tunggunya depan gerbang bukan di halte!"

    "Kau selalu cerewet Joon!"

Dari pergerakan yang terbaca setelahnya. Kyungsoo seketika mematung menyadari satu hal.





****




Kali ini Kyungsoo tak menunggunya di halte. Dia lebih dulu menyusulnya. Langit mendung diatas sana nampak sudah menumpahkan deras air yang semula terbendung, terikat awan hitam. Gadis itu melangkah maju, mengulurkan tangannya ketengah guyuran hujan. Kyungsoo--yang masih bersembunyi dibalik pohon dengan payung ditangannya mengenal Lisa dengan sangat baik. Jika kau menyuruhnya untuk menunggu, maka ia akan melanggarnya. Jika ia tau bahwa sedang hujan maka tak ada yang dapat melarangnya untuk membasahi dirinya. Seperti saat ini.

Kyungsoo keluar dari persembunyiannya, perlahan menyamai langkahnya. Menyerongkan payung yang membentang keatas kepala sang gadis, tak perduli membuat sebelah bahunya sendiri kini telah basah. Kyungsoo bisa melihat gadis itu menegang sesaat namun ia tetap melangkah.

    "Kamu masih saja tidak mendengarkan apa kata orang? Kamu bisa terkena flu karena hujan-hujanan." Lisa hanya diam, menatap lurus kedepan sambil terus memperhatikan tiap langkahnya.

Kyungsoo ikut terdiam, hanya bunyi keciprak dari langkah keduanya dan deras hujan yang menghantam bumi yang mengambil alih. Kyungsoo terhenti, ketika langkah Lisa juga tiba-tiba terhenti.

   "Sudah cukup! Berhentilah!" Lisa berteriak, tatapannya masih lurus ke depan. Benda dalam genggamannya telah terhempas jatuh didepannya.

   "Bagaimana bisa kau meninggalkanku seperti ini Lisa?" Lisa kembali diam. Kyungsoo yang tak perlu jawaban kini mencengkram sebelah bahu sang gadis, membawanya menghadap kearahnya. Kepala Kyungsoo jatuh meluruh disana, "Sepuluh menit, biarkan aku seperti ini." gadis itu membiarkannya sambil berusaha menahan pendiriannya.

   "Sudah cukup Kyungsoo. Kita sudah berakhir." kepala sang pemuda terangkat. Lisa memutar tubuhnya, kembali ke posisi sebelumnya. Gadis itu merendahkan tubuhnya, berjongkok dan mulai meraba permukaan aspal yang basah terkena hujan. Berusaha menemukan benda yang sebelumnya terlepas dari genggamannya. Kyungsoo ingin membantu namun Lisa lebih dulu menggeleng dan menolaknya.

   "Aku harus kembali, Namjoon menungguku." sebelum Lisa melangkah, Kyungsoo lebih dulu menahannya. Memberikannya payung yang semula dalam genggamannya, "Bawa ini bersamamu. Pastikan kau tidak akan flu setelah ini."

Lisa menerimanya, "Berbahagialah setelah ini." gadis itu mulai menjadikan tongkat ditangannya sebagai penunjuk jalannya. Apa yang ditahannya telah meluruh sepenuhnya setelah gadis itu memunggungi sang pemuda. Lisa ingat bagaimana ia menjadi gila ketika pemuda yang diharapkannya ternyata membalas perasaannya. Lisa menjadi banyak tersenyum. Niatnya ke sekolah menjadi bercabang. Mereka menyusun hal Indah bersama untuk setiap akhir pekan.

Hingga pandangannya perlahan mengabur. Ia sulit melihat dengan jelas, sampai menghitam seluruhnya. Ia tidak bisa dijadikan alasan untuk kebahagiaan orang lain selama ia pun tak bisa dijadikan alasan untuk kebahagiaannya sendiri.

























Jakarta, 01 agustus 2020
Pukul 22:36
-Nurafyani-









******


Jangan lupa tekan Bintang dan tinggalkan komentar sebagai bentuk apresiasi

AL-KISAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang