LALISA X HARUTO (Ice cream)

3K 547 73
                                    







ICE CREAM

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Lisa ngendap-ngendap keluar rumah sambil merhatiin rumah besar yang berdiri kokoh tepat disamping rumahnya. Gadis berbalut flanel yang nampak kebesaran ditubuhnya serta celana jeans pendek yang menghilang dibaliknya itu berjalan merunduk bak maling sedang takut tertangkap basah.

Sial bagi Lisa karena motornya sedang dalam masa perawatan di bengkelnya si Mingyu. Nama bengkelnya ketok magic, katanya bakal kelar dalam sehari tapi sudah hampir seminggu belum balik juga, belum aja dia yang Lisa ketok. Mau tak mau, Lisa memesan ojek online. Sialnya lagi, di aplikasi bilangnya sudah sampai titik, tapi batang hidungnya belum terlihat. Sampai titik mana? Titik puspa?

Lisa menunggu sambil sesekali menoleh, memperhatikan pintu kayu yang masih tenang tertutup rapat. Gadis berponi itu terus berdoa agar abang ojol lebih dulu datang dibandingkan----

   "Ka Lisa? Gak lupa kan janjinya?"

Tamat sudah riwayat Lisa.

Lisa menoleh dengan senyum dipaksakan. Pemuda itu namanya Haruto. Sang tetangga yang beberapa tahun lebih muda darinya itu cukup tinggi dan tampan dibanding lelaki seumurannya yang lain. Deep voicenya menambah kharismanya. Untuk yang tidak begitu mengenalnya, akan mudah luluh seketika.

Janji katanya? Lisa jadi menyesali tindakannya yang main asal rangkul saat berpapasan dengan Jungkook--mantannya yang dengan sialnya sudah menggaet gandengan baru padahal baru putus sehari yang lalu. Terpaksa, definisi di dunia tidak ada yang gratis membuatnya harus mengiyakan permintaan Haruto untuk melakukan menemaninya makan ice cream di taman komplek.

Lisa menggaruk tengkuknya, "Emm gini loh to, gue ada acara diluar sama temen. Gue juga udah pesen ojol, bentar lagi nyampe. Kalau dibatalin kan gak enak, kasian nyari---"

   "Udah pulang ko abangnya ka, tadi Uto bilang Lisa yang tinggal disini sebenernya udah meninggal." sontak manik Lisa membola, siap untuk mengamuk, "Heh! Gue masih hidup yah!"

  "Siapa bilang meninggal? Itu masih ada kelanjutannya ka, abangnya keburu lari. Padahal tadi mau ngomong Lisa udah meninggal-kan para kaum biji ketumbar demi Haruto yang tampan bikin ambyar. Pokonya ka Lisa harus ikut, gak ada titik, koma, apalagi membuka lembaran baru dengan si dia."

Akhirnya Lisa mengalah. Meskipun bocah, Haruto cukup tinggi dan tampan. Tipe-tipe gak malu-maluin kalau dibawa kondangan. Meskipun sekarang mereka gak mau kondangan tapi jajan ice cream ditaman.

   "Ka Lisa mau apa? Cokelat, strawberry, apa Haruto?" Haruto menaik turunkan sepasang alis tebalnya. Dasar bocah! Untung beneran manis kaya ice cream.

  "Cokelat aja."

Keduanya sudah duduk ditaman, Haruto asik menikmati ice creamnya. Sedangkan Lisa, baru saja membuka bungkusnya, pandangan tak enak menyapa bambinya beberapa langkah didepan sana. Tadi Lisa gak sengaja bertemu mata sama Sehun--calon incerannya, tapi tuh orang malah melengos dengan wajah datarnya.

   "Ka Lisa ko ice creamnya gak dimakan?"

    "Gak ah, masih dingin."

Haruto mengambil alih ice cream Lisa dari tangannya, mensejajarkan ice creamnya tepat didepan bibirnya yang mengerucut sebelum mentransfer nafas dari dalam sana beberapa kali.

   "Hah? Lu kira kopi panas yang mau di ademin ditiup begitu?"

Haruto memasang mimik serius, "Panas dan dingin hidup berdampingan, gak baik di beda-bedakan ka."

  "LU GOBLOK AH TO! MALES! LU BOLEH NGEJAR-NGEJAR GUE LAGI KALAU UDAH PINTER!"






















































Jakarta, 28 Agustus 2020
Pukul 23:41
-Nurafyani-













******


Jigeum mak jigeum mak nun

Jigeum mak jigeum mak nun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana comebacknya?

Heboh soal pembagian part, meskipun aku Lisa stan aku tetap cinta semuanya. Kalian jangan jadi bagian yang memecah belah yah, Blackpink yah empat, bukan tiga, dua, apalagi satu.




Jangan lupa tekan Bintang dan tinggalkan komentar sebagai bentuk apresiasi


AL-KISAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang