LITTLE GIRL (Bagian tiga)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Ini hari minggu, Lee gak ada kerjaan. Setelah memberi sarapan pada gadis kecilnya, ia masuk ke kamar dan gegoleran diatas ranjang sambil mainin ponsel saking bosannya. Diluar kamar, Lisa yang sudah menonton kartun Tangled sampai enam kali juga mulai bosan. Dengan takut-takut ia mengetuk pintu kamar Lee.
"Paman, boleh masuk?" mendengar sahutan persetujuan Lee, akhirnya Lisa masuk.
"Ada apa? Lapar lagi anaku sayang?" goda Lee. Seminggu pernikahan, memang begitulah perannya. Ayah dan anak yang mengenaskan. Ini semua karena ulah ibunya. Mau main keluar pun Lee tidak bisa, ibunya bisa-bisa mengancamnya ditendang dari perusahaan dan memblokir semua ATM nya. Perempuan memang selalu menyeramkan bila bertindak.
"Tidak ingin mengajak Lisa jalan-jalan? Lisa bosan disini. Paman juga bosan kan?" ucap Lisa dengan sepasang bambinya yang berkedip lucu. Lee berguling diatas ranjang lalu meregangkan tangannya, pemuda itu menguap, "Ayahmu ini memang bosan tapi aku sangat malas Lisa." tolak Lee, membuat gadis yang kini sudah duduk ditepian ranjang itu menyebikan bibirnya dan memasang wajah sedih.
Lee bangkit dari rebahannya, mendekatkan wajahnya pada sang gadis yang tengah merunduk, "Kalau mau diajak jalan cium dulu dong."
Cup!
Satu kecupan mendarat di pipi Lee dengan cepat. Disaat sang pria tengah ngeblang, gadis kecilnya itu malah menariknya paksa untuk turun dari atas ranjang, "Aku sudah menciummu paman. Sekarang cepat antar aku untuk jalan-jalan! Aku sungguh bosan! Aku bisa mati terpanggang kebosanan bersama pria tua---eh pria tampan maksudku! Paman kan suamiku yang tertampan sejagat luar angkasa!"
"Kau kira aku alien! Lepaskan! Aku mau mengganti baju dulu." Lisa segera melepaskan tarikannya dengan senyum cerahnya. Ia masih diam ditempat.
"Keluar!"
"Hah?!" Lisa mengerjap bingung. Lee mendekatkan wajahnya sambil menaikan satu alisnya, "Aku sudah bilang mau ganti baju, memangnya kau mau lihat? Apa mau menggantikan sekalian?"
Brak!
Lisa berlari cepat dan membanting pintu kamarnya. Meninggalkan Lee yang tersenyum bak orang gila menyadari betapa menggemaskannya istri kecilnya itu.
Lee dan Lisa kini berada di halte bus. Hujan mengguyur kota hari ini. Lee terus menggerutu, menyalahkan gadis disampingnya yang sebelum berangkat tadi menolak untuk naik mobil pribadinya. Berbicara sok bijak pada Lee bahwa ia harus merasakan bagaimana menyenangkannya menjadi orang sederhana.
"Dingin? Rasakan! Makannya kalau dibilangin orang tua tuh dengar Lisa! Aku kan sudah bilang lebih baik kita naik mobil tadi." Lisa cuma melirik sambil mengikuti ucapan Lee tanpa suara. Dia benar-benar pria tua. Suka mengomel!
"Mana Lisa tau sekarang akan hujan. Memangnya Lisa tuhan!" jawabnya. Lee cuma melongo, menyadari bayi polosnya bisa juga melawan perkataannya.
"Menyebalkan sekali kau ini--" Lee melirik pada sang istri yang tangannya saling bergesekan didepan dadanya--berusaha mencari kehangatan, "Rekatkan sweatermu kalau dingin!" Lee menyatukan sisi kanan dan kiri sweater Lisa dan menarik zipper nya hingga membungkus gadis kecil itu dengan sempurna. Lee juga meluruskan kedua tangan Lisa, memasukannya satu per satu kedalam kantung sweternya lalu kembali berdiri disamping sang gadis dengan tampang tegasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-KISAH
Teen FictionNote: Kumpulan one-shoot fanfiction Lalisa dengan para pria-nya mari berlayar!