LALISA X JI CHAN WOOK (Satpol PP)

2.9K 333 9
                                    













SATPOL PP



.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.





   "Eh La! Ngapa kaya mau ngelenong sih lu. Kita kan cuma ke depan bentar." Lala cuma meletakan jari telunjuknya didepan bibir lalu melanjutkan menyemprotkan parfum pada tubuhnya. Mawar cuma memutar bola matanya malas, 

  "Jangan lupa pakai masker banyak Satpol PP didepan." Lala tak mengindahkan ucapan sahabat kentalnya itu. Selain masker dapat merusak riasannya, Lala juga punya udang dibalik bakwan. Dia mau tebar pesona sama Hanan--tetangga barunya yang biasanya bakal nongkrong di deket mini market didekat tempat yang bakal Lala dan Mawar tuju nanti.

   "Jangan minta tolong gue kalau lu ditangkep" sarkas Mawar. Gadis berponi itu dengan sialannya malah ketawa-ketiwi doang. Mawar mah udah coba yah meluruskan jalannya. Tergantung orangnya mau lurus apa tetap belok dan jeblos ke neraka. Kasarnya mah.

Baru saja setengah perjalanan. Apa yang Mawar takutkan akhirnya terjadi. Keduanya dihentikan oleh kerumunan berseragam.

   "Kenapa tidak pakai masker?" Lala merunduk, sialan emang. Nampangnya malah gak kesampean, dia malah keciduk gini. Mawar bukannya nolongin malah noyor-noyor kepala Lala, "Nih pak penjarain aja, conge dibilanginnya sama saya!"

Lala mendelik tajam tak terima, "HEH MAWAR BERDURI HARUSNYA LU TETEP BAWAIN GUE MASKER LAH MESKI GUE GAK MAU, GAK PEKA BANGET JADI TEMEN!!"

  "HEH! DIKIRA GUE PEMBOKAT!" kedua gadis itu hampir berakhir jenggut-jenggutan seperti saat kerap kali mereka bertengkar. Seorang Satpol PP yang bebadan tegap menghentikan keduanya. Ia menyuruh Mawar pulang lebih dulu dan ia langsung membawa Lala untuk melaksanakan hukuman dari
pelanggarannya.

  "LALA TENANG LA! GUE MAU PULANG BONGKAR SI JAGO BUAT NEBUS LU!!" Lala cuma mengangkat kepalan tangannya tinggi pada temannya itu. Mana mungkin Mawar merelakan si Jago--celengan buat nikahnya-- meski calonnya belum keliatan itu. Palingan tuh anak ngelaporin ke babenya Lala biar gadis berponi itu dihadiahi bacotan setelah pulang nanti. Apalagi kalau sampai enyaknya tau. Jatah jengkolnya bisa-bisa dikasihin ke si Tetet semua kalau lagi misuh-misuh.

Satpol PP itu memberikan Lala sebuah karung dan alat pencongkel sampah, "Bersihkan sampah didalam selokan!" titahnya, membuat Lala ternganga lebar. Selokan? Gila gak tuh! Seorang Lala mainan selokan? Disuruh bersihin kandangnya si Rambo aja Lala geli. Gak mau kalau gak diimingin uang jajan tambahan. Lala sontak menggeleng, menolak dengan cepat.

  "Gulung celanamu dan cepat masuk kedalam selokan." Lisa mengernyit dan mendekatkan telinganya pada pak Satpol PP itu. Selain lalu lalang kendaraan, masker yang telah menutup sebagian wajahnya itu membuat suaranya tak terdengar dengan jelas.

  "Ngomong apa sih pak? coba buka dulu maskernya." pria itu membuka maskernya. Demi tuhan sambil gebrak meja! Mawar pasti nyesel pake masker dan memilih terbebas untuk pulang. Pria berseragam dihadapannya ini gantengnya enggak santai. Mirip aktor drakor yang sering Lala tonton bareng Mawar. Hanan mah lewat dah. Rahang tegasnya dan tonjolan ototnya. Ajigile!

Melihat gadis dihadapannya hanya diam sambil ternganga, guna mempercepat pekerjaannya pria itu merunduk--membantu sang gadis untuk menggulung celana panjangnya. Membuat jantung Lala nyaris jatuh ke lutut.

    "Cepat! Laksanakan hukumannya!" titahnya tegas. Lala melirik sebaris nama yang tertera di atas seragamnya, Jisan Wokama Kertanegara.  Namanya sekeren orangnya.

  "Pak Jisan abis jatuh yah?" Jisan mengernyitkan dahinya, "Maksudmu?"

  "Abis jatuh dari khayangan. Bidadara kan?" tutur Lala dengan mata berbinar. Jisan tidak menjawab, ia malah meraih kerah belakang kaus yang dipakai sang gadis lalu membawanya untuk mendekat kearah selokan. Mau tak mau akhirnya Lala menuruti. Ini namanya suka duka yang berdampingan dalam hidup.

   "Pak! Jagain sendal saya! Baru ganti tuh setelah diilangin bang tetet pas soljum dimasjid! Lain kali jaga disana pak, suka banyak maling. Kalau sendal mah saya gak rela, tapi kalau hati saya rela. Apalagi kalau malingnya kaya pak Jisan." Lisa meletakan sepasang sendal kuningnya tepat disamping Jisan yang berdiri sebelum sang gadis perlahan masuk kedalam selokan sambil senyam senyum.

   "Itu! Bersihin disebelah sana poni! Sampahnya masih menumpuk!" Titah Jisan sambil mengarahkan telunjuknya pada arah yang ia maksud. Mencoba mengabaikan ocehan sang gadis.

  "Pak! Omong-omong nama saya Lala. Pak Jisan mau jadi Dipsy nya gak? biar kita bisa pelukan, hehe." Jisan cuma menggeleng sambil memijat keningnya. Ajaib emang tangkapannya hari ini.

  "Eh pak! PP dibelakang Satpol itu apa sih? Pulang pergi?" kali ini pertanyaan remaja itu membuat Jisan terkekeh pelan, Lala udah mau pingsan aja rasanya. "Kamu ini belajar dimana sih?"

  "Disekolah lah pak!"

  "Kepanjangannya Pamung Praja." Dahi Lala merengut heran, "Bukannya pacar pertama yah pak? Kaya bapak, pacar pertama Lala." Lala mengedip-ngedipkan matanya. Jisan bergidik.

  "Naiklah, bersihkan kakimu lalu pulang. Saya udah gak tahan." ujar Jisan frustasi. Lala menaik turunkan alisnya dan tersenyum jahil, "Ih bapak baru kenal udah gak tahan aja. Kalem pak jangan buru-buru."

  "Cuci kaki, sekalian cuci otaknya!"

Hari itu Jisan baru merasakan betapa beratnya jadi Satpol PP. Rasanya pengen ngundurin diri aja.







































Jakarta, 26 Juni 2020
Pukul 07:40
-Nurafyani-




















*********

Request by MayaPutri314 ishaica

Tekan Bintang dan tinggalkan komentar sebagai bentuk apresiasi

AL-KISAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang