Play lagu di mulmed nya yah readers biar makin deep
REALITY (Bagian dua)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Lisa membuka pintu kamar mandi perlahan setelah ia rasa kebisingan diluar telah meredam. Kamarnya tak lagi serapi seperti saat tadi ia tinggalkan. Cermin disudut ruangan telah hancur, vas bunga sudah berserakan diatas ubin. Beberapa benda diatas meja riasnya sudah berhamburan.
Bambinya terhenti pada sosok yang tengah meringkuk diatas sofa, memeluk erat figura--satu-satunya benda yang tak ia hancurkan. Buku-buku tangannya nampak memar dengan darah yang hampir mengering. Sekarang Lisa tau penyebab cermin disudut ruangan itu hancur. Lisa perlahan mendekat, duduk bersimpuh tepat dihadapan wajah tenang yang telah terpejam.
Ia memang memejam, tapi dari setiap deru nafasnya Lisa bahkan tau tidurnya pun tak tenang. Tabung kecil berisikan obat tidur diatas nakas memperkuat asumsinya. Ia hanya memaksa dirinya untuk tertidur. Lisa mendongakan kepalanya, berusaha mencegah sesuatu dipelupuk matanya tak terjatuh. Apakah Lisa sudah melewati batas? Apakah perkataannya semalam menghancurkan ia sampai sedemikian rupa?
Seperti kembali pada beberapa tahun lalu, ia nampak sama seperti seorang idol putus asa yang hampir mengakhiri hidupnya kalau saja Lisa tak sengaja menendang kaleng Cola kearahnya. Pertemuan yang membawanya pada hubungan rumit seperti saat ini.
Lisa mengambil figura yang tengah didekapnya, menaruhnya diatas nakas. Lisa mengambil kotak P3K berniat mengobati luka ditangannya. Lisa melakukannya karena Lisa tau ia takan terbangun dalam jangka waktu dekat. Setelahnya Lisa merapikan seluruh kekacauan dikamarnya, berkemas setelah memasakannya sarapan, menyelimutinya sebelum memutuskan untuk pergi.
Katakan Lisa egois, meninggalkan sang suami dengan keadaan semengkhawatirkan ini. Tapi ia juga tak dapat mengontrol dirinya. Sesak itu masih ada, masih jelas terasa saat Lisa mencoba untuk menepikannya. Lisa hanya perlu waktu sejenak. Waktu dengan sedikit jarak yang mungkin akan menyembuhkan lukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-KISAH
Teen FictionNote: Kumpulan one-shoot fanfiction Lalisa dengan para pria-nya mari berlayar!