PAK PERI (Bagian empat)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Berkat Rose, Lisa bisa dengan mudah nemuin kelas Jungkook. Untungnya juga tuh nama memang cuma ada satu di sepenjuru sekolah jadi Lisa gak perlu susah-susah datengin kelas sebelas satu-satu buat nyari tuh orang.
Tinggal beberapa menit sebelum bel istirahat berbunyi Lisa udah melipir menuju kelas Jungkook dengan paper bag berisi sweater Suga ditangannya. Tepat didepan kelasnya, langkah sang gadis mulai memelan. Gugup mulai melandanya. Sekarang dia berada di kawasan kakak kelas yang belum pernah sama sekali ia pijaki selain pada saat masa orientasi ketika berkeliling, wajar kalau gadis itu jadi gugup.
Lisa melongokan kepalanya kedalam kelas, bersamaan dengan gadis berambut sebahu yang hendak keluar kelasnya, hampir saja jidat keduanya bertemu kalau saja sang gadis tak menghentikan langkahnya karena terkejut akan kepalanya yang tiba-tiba menyebul.
"Oh astaga, ada apa kemari?"
"M-maaf ka, ada yang namanya Jungkook?" sang gadis berambut sebahu itu terlihat menoleh kebelakang, "Heh, kelinci babon! Nih ada yang nyari lu! Pacar baru lagi hah?!" teriak sang gadis, Lisa mengikuti arah pandangnya yang terjatuh pada sosok yang tengah asik membaca komik sambil meminum susu pisang dibarisan belakang.
Pemuda itu langsung meninggalkan aktifitasnya dan melangkah menghampiri keduanya, terlihat sepasang alisnya mengernyit melihat Lisa. Merasa tak pernah mengenalnya, pastinya.
"Siapa yah? Ada apa nyari gue?"
"Saking banyaknya lu lupa yang ini namanya siapa Jung? Gila sih!" celoteh gadis berambut sebahu itu membuat sang pemuda mendelik tajam kearahnya, "Heh! Pergi lu pendek! Ganggu urusan orang aja!" setelah menghadiahi geplakan di kepala sang pemuda dengan susah payah berjinjit, gadis berambut sebahu itu langsung izin pamit ke Lisa untuk pergi ke kantin bersama teman-temannya yang lain.
"Gue Lalisa ka, anak kelas sepuluh. Mau anterin ini!" tanpa banyak basa-basi Lisa langsung memberikan paper bag berisi sweaternya pada sang pemuda. Lisa mulai merasa gak nyaman aja sama tatapan orang-orang dan bisik-bisik yang mulai terdengar ditelinganya. Dia pengen cepet-cepet angkat kaki.
Jungkook meraih paper bag nya dan mengeluarkan isinya. Hazelnya berbinar, pemuda itu tersenyum menampilkan gigi kelincinya. Pantas saja ia dipanggil kelinci oleh gadis berambut sebahu tadi.
"Ini sweater gue, lu nemu dimana?" sekarang Lisa yang justru dibuat heran, "Bukannya itu punya--"
"Ini sweater penting banget buat gue, makasih yah. Gimana kalau gue traktir sekarang di kantin?"
Lisa mengerjapkan kedua bambinya lucu. Merasa masih heran. Jadi ini sweater bukan punya Suga? Nemu dimana katanya? Suga nyuri sweater Jungkook terus nyuruh dia yang balikin gitu? Gila sih tuh orang! Untung aja Jungkook gak nuduh dia yang maling.
Jungkook yang melihat sang gadis berponi yang malah melamun langsung mengamit lengannya dan membawanya ke kantin, "Gak usah ngerasa gak enak gitu, gue traktir sepuasnya."
Lisa terpaksa ngikut aja, lumayan irit uang jajan. Soal Suga, Lisa gak berniat bilang. Bisa-bisa nantinya tuh dua pemuda berantem lagi cuma gara-gara sweater. Pasti nanti Lisa juga yang kebawa-bawa. Hal terburuknya, nanti poinnya bertambah. Lisa bahkan gak mau ngebayanginnya, dia cukup dalam masa tenang karena Bambam yang ada dibarisan terbawah setelah namanya.
"Beneran mau traktir nih ka?" Jungkook menggangguk mengiyakan. Keduanya kini tengah asik menyusuri koridor, perjalanan menuju ke kantin sekolah.
"Gue makannya banyak. Mau batagor, siomay, ketoprak---nasi gorengnya bu Inah juga enak banget." cerocos Lisa, menolak lupa dia bahkan baru mengenal pemuda disampingnya. Sedangkan Jungkook sendiri jadi senyam-senyum melihatnya. Lisa bukan tipe jaim seperti kebanyakan gadis yang mencoba mendekatinya. Dia nampak lain. Baru diawal saja Jungkook sudah merasa nyaman.
"Gue udah bilang lu boleh makan sepuasnya." jawab Jungkook membuat Lisa melebarkan senyumnya. Gadis itu dengan riang melompat-lompat kecil sambil mengayunkan genggaman tangan keduanya. Tadi gugup setengah mati, tapi sekarang entah kemana perginya rasa malu sang gadis.
Tak jauh dari sana, Suga tengah menyandarkan tubuhnya di salah satu pilar. Pemuda itu menatap sebuah angka memudar yang berkedip dipergelangan tangannya. Kedua sudut bibirnya tertarik perlahan. Kini ia beralih pada secarik kertas disatu tangannya yang lain, secarik kertas berisi hasil pemeriksaan yang meruntuhkan kebahagiaan istrinya.
Setidaknya ia telah mengubah segalanya. Lisa akan hidup berbahagia di masa depan. Jungkook akan menemaninya lebih lama di masa tua. Menemaninya menimang putra-putrinya dan cucu-cucunya kelak, seperti yang gadis itu impikan. Bukannya menghabiskan umurnya untuk bersedih dengan Suga dan penyakitnya yang mungkin takan membiarkannya hidup lebih lama.
Sekarang Suga hanya sebagian kecil dari kenangan.
Suga akan tercatat sebagai peri yang membantunya, bukan pangeran berkuda putih yang berada disampingnya.
Jakarta, 09 Mei 2020
Pukul 07:38
-nurafyani-******
Kalian ngerti gak?
Jadi Suga disini melakukan perjalanan ke masa lalu buat mengubah masa depan gitu
Aku terinspirasi dari sebuah film Jepang yang aku tonton random di youtube, gak ada judulnya jadi aku gak bisa ngasih tau hehehe.
Semoga suka
Jangan lupa tekan Bintang dan tinggalkan komentar sebagai bentuk apresiasi
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-KISAH
Teen FictionNote: Kumpulan one-shoot fanfiction Lalisa dengan para pria-nya mari berlayar!