OMAH
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Lisa menelusuri jalan setapak sambil misuh-misuh. Lisa tuh paling benci kalau lagi libur lebaran begini omahnya suka nginep dirumahnya. Bukan apa-apa, semenjak adiknya si Somi udah berkeluarga duluan ngelangkahin dia. Dia jadi dibombardir dengan pertanyaan horor 'kapan nikah?'
"Kamu tuh mau nunggu kapan sih Lisa? Nunggu adik kamu punya anak dua? Kamu sih nolak si Junhoe anaknya pak lurah, jadi seret jodohnya."
Heleh, omahnya tuh gak tau aja betapa bobroknya si Junhoe itu. Gak kebayang gimana kehidupannya. Kerjaannya cuma main ayam sama burung dan hidup bermodal warisan bapaknya.
"Salahin si Somi noh, siapa suruh nikah duluan!" setelah ngejawab begitu Lisa langsung ngibrit dan berakhir dijalan setapak ini. Gadis itu berniat mau ke mini market aja sampai tuh omah-omah tidur nyenyak dan gak lagi ngebacot. Lisa tuh sayang pake banget sama omahnya, tapi cocotnya itu loh? Suka bikin Lisa tiba-tiba hipertensi.
Lisa sudah berdiri didepan kasir, hendak membayar belanjaannya yang sebagian besar cemilan dan minuman kemasan itu. Namun, Lisa tersadar sesuatu saat mencoba merogoh saku coatnya.
Dompetnya tertinggal!
Lisa menepuk dahinya ketika mengingat tadi ia sempat menaruhnya diatas bufet saat hendak menguncir rambutnya. Lisa menggigit bibir bawahnya dan mengangkat kepalanya takut-takut saat sang kasir sudah menyebutkan nominal yang mesti ia bayar sambil menyerahkan sekantung plastik penuh belanjaannya.
"A-anu mba, dompet saya ketinggalan." wajah sang mba-mba kasir yang memang sudah kusut karena harus berkerja lembur ditengah libur lebaran pun bertambah kusut dan menyeramkan setelah mendengar pernyataan Lisa.
"Terus gimana nih mba? kalau gak ada uang tuh gak usah belanja!" sarkasnya. Lisa sampai gemeter dan gak berani natap matanya si mba kasir. Tangannya terulur mengambil kantung plastik diatas meja itu, "Biar saya kembaliin semuanya ketempatnya semula mba." ujar Lisa, namun saat ia akan berbalik sebuah tangan menahan lengannya.
"Gak usah, biar gue yang bayarin. Berapa semuanya mba?"
Setelah selesai dengan masalah dikasir. Lisa langsung membuntuti sang pemuda yang tadi berbaik hati menolongnya. Gadis berponi itu membungkuk beberapa kali guna berterimakasih,
"Gue janji nanti bakalan gue ganti uangnya, makasih banget yah. Gue gak tau kalau tadi gak ada lu disana. Sumpah yah, baru kali ini gue nemuin orang asing seba--"
"Gantinya lu harus ikut gue makan malam."
"Hah?!"
"Gue Brian, baru putus."
"Terus?"
"Omah gue bawel minta mantu!"
Samaan gak tuh! Lisa sih gak masalah. Udah tampan, tinggi, baik, auranya berwibawa banget begini lagi. Definisi suami perfect dalam drama yang Lisa idam-idamkan.
Benar kata orang, jodoh itu mendekat dengan cara apapun diwaktu yang tepat. Dengan omelan omah sekalipun misalnya.
Jakarta, 5 Juni 2020.
Pukul 17:50
-Nurafyani-********
Request by lilichesse
Jangan lupa tekan Bintang dan tinggalkan komentar sebagai bentuk apresiasi
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-KISAH
Teen FictionNote: Kumpulan one-shoot fanfiction Lalisa dengan para pria-nya mari berlayar!