LOVE STORY
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Lisa berjalan gontai memasuki apartemennya. Saat pintu terbuka Sehun sudah menyambutnya seperti biasa, dengan wanita berbeda lagi dipangkuannya. Lisa tak bermasalah akan hal itu, pernikahan mereka hanya permainan perjodohan demi dua perusahan besar orang tua keduanya. Lisa juga mempunyai pacar diluar sana. Sebelum mengakhiri segalanya hari ini.
Sehun terlihat mengusir wanitanya. Dia memang seperti itu. Bermain-main dengan banyak wanita tanpa menggunakan perasaan. Itu hal wajar karena selama pernikahan Lisa tak melaksanakan kewajiban apapun selain mendampinginya berakting ketika ada acara besar bersama para rekan bisnis orangtuanya.
Sehun melangkah mendekat kearah Lisa sambil bersedekap, "Jadi bagaimana? Masih penyakitan apa udah meninggal?" Lisa diam. Ia membenci mencoba menyangkal kalau pria dihadapannya inilah yang memperingatinya dan menyadarkannya akan kebusukan mantan pacarnya. Lisa merasa malu karena membentaknya hanya karena ia tak terima sang kekasih dituduh yang tidak-tidak. Namun, kenyataannya memang benar adanya. Jungkook menipunya dengan berpura-pura sakit, menggunakan uang yang ia beri untuk bermain dengan wanita lain. Rasanya sangat sesak bagaimana mendengar orang yang berusaha ia perjuangkan justru mencapnya sebagai wanita bodoh yang dengan mudahnya merelakan hasil jerih payahnya untuk memenuhi kebahagiaan orang lain yang bahkan hanya memperalatnya.
"Terimakasih." Lirih Lisa, wanita itu hendak pergi kekamarnya sebelum Sehun menahan pergelangan tangannya, "Terimakasih untuk?"
"Untuk memperingati saya. Anda benar, dia bukan orang baik yang mesti saya pertahankan." Lisa merunduk. Ia tidak baik-baik saja saat ini.
"Duduklah, saya akan membuat makanan dan menemani anda."
Lisa menggeleng, "Saya sedang butuh waktu sendiri. Lain kali perlakukan lah wanitamu dengan baik Sehun-ssi. Sebagian besar wanita menggunakan perasaannya, seburuk apapun ia. Diusir seperti tadi pasti menyakitkan." Sehun diam membeku sampai pintu kamar istrinya itu tertutup sempurna.
Ini sudah hari ketiga Lisa mengurung dirinya didalam kamar. Dua hari kemarin, Sehun tak pernah absen mengetuk pintu kamarnya hanya untuk mengantarkan makanan. Tapi pagi ini, Lisa belum mendengar Sehun kembali mengetuk kamarnya. Lisa berencana keluar, sepertinya ia sudah cukup merepotkan Sehun beberapa hari ini. Lisa sudah terlalu dalam mencintai Jungkook, sehingga insiden waktu itu benar-benar mempengaruhinya.
Lisa pergi ke dapur, beberapa piring kotor menumpuk di wastafel. Ada juga beberapa bekas cup mie yang masih tergeletak di meja makan dan sekaleng cola yang sudah habis setengahnya. Lisa mengingat sesuatu dan dengan cepat wanita itu langsung beralih pergi kekamar Sehun. Mengetuk pintunya dengan brutal.
Beruntunglah pintu tidak terkunci. Lisa mendapati kamar Sehun gelap, namun Lisa masih dapat melihat pria itu tengah meringkuk di ranjangnya dengan ditutupi selimutnya sampai sebatas dada. Lisa mendekat setelah menyalakan lampu kamar. Terlihat dengan jelas wajah pucat Sehun dan buliran keringat didahinya. Bibirnya bergetar diiringi dengan lirihan ringisannya yang memilukan.
Lisa mendekat dengan panik, bersimpuh disisi ranjang. Wanita itu meletakan tangannya didahi sang suami. Demamnya lumayan tinggi.
"Perut saya sakit." Sehun meraih tangan Lisa, merematnya seiring dengan rasa sakit yang dirasakannya.
"Oh astaga Sehun-ssi, bagaimana bisa kau begitu bodoh memakan mie lalu meminum cola? Apakah nyawamu ada banyak!" Lisa berusaha melepaskan genggaman pada tangannya, ia hendak mengambil ponsel untuk menghubungi dokter pribadi keluarga Sehun.
"Lepaskan dulu, saya mau ambil ponsel untuk menghubungi dokter Kyungsoo." Sehun menggeleng, ia makin merekatkan genggamannya, "Pakai ponsel saya saja, kau tetap disini. Jangan tinggalkan saya." Lisa langsung menurut. Sehun akan manja jika sakit. Salah satu petuah sang ibu mertua yang Lisa coba ingat selain larangan memakan mie instan dan minuman bersoda.
Setelah diperiksa dan diberi obat oleh dokter, Sehun tertidur. Lisa tetap memberikan kompres dengan sapu tangan untuk menurunkan demamnya. Lisa memperhatikan lamat-lamat wajah tenang suaminya. Dia pria baik, dan mungkin masih punya harapan-harapan yang ingin ia gapai. Lisa kembali ke kamarnya, mengambil kertas perjanjian yang memang beberapa waktu lalu berhasil ia curi dari ayahnya. Kertas itu akan mengakhiri segalanya. Terlebih, penderitaan Sehun. Setidaknya dia butuh satu wanita yang bisa memberikan hak dan kewajibannya secara utuh. Lisa tak ingin Sehun terus bermain-main diluaran sana.
Lisa kembali ke kamar Sehun dengan selembar kertas dalam pelukannya. Lisa naik keatas ranjang, merebahkan diri perlahan tepat disamping sang suami. Lisa tidur menyamping sambil memeluk erat kertas perjanjiannya.
"Maaf untuk segalanya. Maaf untuk tidak bisa menjadi istri terbaik untuk anda selama ini." lirih Lisa sambil tak pernah lepas memandangi wajah tenang Sehun. Terlalu lama memandangi, perlahan mata wanita itu memberat. Ia membenarkan posisi kepalanya dan mulai tertidur.
Sehun terbangun, pria itu terkejut melihat Lisa tengah tertidur disampingnya. Sebelumnya, Lisa bahkan mendeklarasikan beberapa peraturan penting. Seperti larangan sekamar dan hal lain mengenai hak serta kewajiban sepasang suami istri. Sehun terus memandanginya, matanya terlihat bengkak. Lisa pasti menangisi kekasihnya yang sialan itu. Ingatkan Sehun untuk menghajarnya setelah ia sembuh nanti.
Sedang asik memandangi sang istri, mata Sehun tertarik menatap secarik kertas dalam rengkuhan Lisa. Dengan perlahan ia mengambilnya dan membacanya. Sehun menatap kertas ditangannya dan Lisa yang tengah tertidur bergantian. Hal yang ia lakukan selanjutnya adalah meremas kertas itu sampai tak terbentuk dan membuangnya asal ke sudut kamar.
Sehun langsung menarik tubuh Lisa kedalam dekapannya, tak perduli istrinya terbangun karena sikap tiba-tibanya itu.
"Sehun-ssi a-ada apa ini?"
"Saya tidak ingin kehilangan kamu, tidak akan. Yang saya mau hanya kamu Lisa. Tidak perduli akan perjanjian dan perjodohan gila itu. Saya ingin kamu tetap jadi istriku, sekarang---selamanya."
Jakarta, 05 Juni 2020
Pukul 19:50
-Nurafyani-***********
Bukan ngerequest doang, tapi ngasih ide juga nih JoyvinitraMihaBalo
Maaf kalau gak sebagus ekspetasi yah hehehe
Jangan lupa tekan Bintang dan tinggalkan komentar sebagai bentuk apresiasi
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-KISAH
Teen FictionNote: Kumpulan one-shoot fanfiction Lalisa dengan para pria-nya mari berlayar!