LISA
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jaehyun sibuk mematut dirinya didepan cermin. Bergaya layaknya model, berputar kekanan dan kekiri. Pemuda itu mendekatkan wajahnya, merapikan sedikit gaya rambutnya lalu menutup aktifitasnya dengan menyemprotkan parfum keseluruh tubuhnya. Harum seketika menyeruak, Jaehyun tersenyum puas.
Hawa dingin menyapa, diiringi dengan decitan jendela kamarnya yang terbuka dan hempasan kasur dibelakangnya, pemuda berdimple itu mendengus pelan lalu berbalik, "Bisakah kalau datang lewat jendelaku kau tutup kembali Lisa?"
"Panggil aku noona!"
"Tidak! Kau lebih muda dariku! Lihat pakaianmu!"
"Tapi kan--" ucapan Lisa terhenti ketika Jaehyun mengibaskan tangannya, pemuda itu berjalan kearah rak disudut kamarnya, mengeluarkan beberapa pasang sepatu dari dalam sana lalu menaruhnya sejajar dalam satu barisan. Kepalanya mendongak, menatap gadis yang sedang duduk ditepian ranjangnya, "Menurutmu mana yang sesuai dengan tampilanku saat ini?"
Lisa nampak mengetuk-ngetukan jari telunjuknya pada dagunya, gadis itu beranjak dari atas tempat tidur menuju rak sepatu milik Jaehyun dan mengeluarkan sepasang sepatu model lama peninggalan ayah sang pemuda yang tersimpan disana, "Ini bagus, trend pada masanya!" Jaehyun hanya memutar bola matanya jengah, "Kau benar-benar sudah tua!" setelahnya ia memutuskan mengambil salah satu sepatu pilihannya saja.
"Aku sudah bilang ribuan kali! Kalau aku--"
"Berhentilah berbicara Lisa!"
Gadis bersurai cokelat itu kembali duduk ditepian ranjang. Jaehyun sedang berjongkok dibawahnya memakai sepasang sepatunya.
"Kau ingin berkencan dengan Rose?" Jaehyun terdiam sejenak lalu mengangguk mantap. Lisa melipir, ikut berjongkok disamping sang pemuda, "Apakah setelah ini kau tidak akan bermain denganku lagi?" tangan Jaehyun yang semula sibuk membuat simpul sepatunya kini terhenti, ia menoleh pada wajah sendu Lisa disampingnya.
"Kau tetap bersamaku! Jangan berniat pergi kemanapun, mengerti?" gadis berponi itu hanya mengangguk. Lisa mengulum bibirnya sebelum bersuara, "Apakah kau akan mencium Rose seperti menciumku?"
Manik sang pemuda membulat, Jaehyun membuang muka dan melanjutkan aktifitas nya dengan cepat lalu bangkit. Lisa mengikuti setelahnya.
"A-aku sudah bilang bukan kalau itu tidak sengaja! Aku hanya terbawa suasana saja Lisa." Lisa hanya berkedip-kedip berusaha mencerna apa yang pemuda itu ucapkan. Jaehyun kembali memalingkan wajah dan meraih waistbag serta kunci mobilnya diatas nakas, "A-aku harus segera pergi Lisa. Aku tidak mungkin membiarkan Rose menunggu lama."
Jaehyun dengan cepat berjalan menuju pintu dengan Lisa membuntutinya dari belakang.
BRUGH!
Pintu tertutup tepat sesenti didepan hidung Lisa,
"HYA JUNG JAEHYUN! KAU SELALU MEMBANTING PINTU DIDEPAN WAJAHKU!!" Lisa mengedor pintu kayu dihadapannya dengan membabi buta. Sebelum sahutan dari luar sana menghentikannya.
"KAU KAN BISA MENEMBUS! LAKUKAN KEAHLIANMU!"
Lagi, pemuda itu menyadarkan posisinya. Lisa menatap nanar pada telapak tangannya yang nampak tak nampak, lalu seragam lusuh Sekolah menengah pertama dari beberapa tahun yang lalu yang melekat ditubuhnya.
Jaehyun sendiri tak bermaksud mengatakannya, ia hanya mengatakan hal itu untuk menyadarkan dirinya sendiri. Bahwa jatuh cinta beda dunia hanya akan menyakiti keduanya.
Jakarta, 8 agustus 2020
Pukul 09:03
-Nurafyani-******
Jangan lupa tekan Bintang dan tinggalkan komentar sebagai bentuk apresiasi
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-KISAH
Teen FictionNote: Kumpulan one-shoot fanfiction Lalisa dengan para pria-nya mari berlayar!