LALISA X MARK TUAN (Ice prince)

2.7K 397 9
                                    










ICE PRINCE

.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



Lisa datang pagi, hari ini. Gadis itu ingin mengerjakan tugas Bahasa Inggrisnya. Kemarin, bukunya tertinggal di loker, jadi Lisa tidak bisa mengerjakannya tadi malam.

Setelah menaruh ranselnya, Lisa langsung menuju belakang kelasnya. Tak memperdulikan presensi Mark dibarisan belakang. Lisa membencinya teramat sangat. Pemuda itu seperti punya dunia nya sendiri, seberapapun keras usaha Lisa dan teman-teman kelasnya yang lain mencoba untuk membuatnya ikut berbaur. Lisa bahkan kerap kali mencoba menyadarkannya dengan beberapa sindirannya.

Seperti, 'Kelas ini mungkin akan lebih erat hubungannya kalau saja Mark sang pangeran mau berbaur dengan rakyat jelata semacam kita' atau yang lebih parahnya lagi seperti, 'Anggaplah saja Mark tak terlihat sebagaimana dia menganggap kita seperti itu'

Tapi, Mark tetaplah Mark dengan sifat dinginnya. Perkataan Lisa hanya dianggapnya angin lalu. Sekali-sekalinya dia berbicara, dia hanya menyuruh Lisa untuk tak menganggunya. Akan lebih baik pemuda berjiwa pangeran sepertinya semestinya bersekolah saja dirumah, dari pada menyakiti banyak orang dengan sikapnya.

Kembali keaktifitas Lisa. Gadis itu cukup terkejut mendapati lokernya yang semula hanya diisi beberapa buku miliknya, kini sudah terisi penuh oleh sampah snack, minuman kemasan dan daun-daun kering. Siapa yang berani-beraninya melakukan ini padanya? Kalau dikelas ini, mungkin hanya satu orang yang punya alasan besar untuk memulai permasalahan dengannya, siapa lagi kalau bukan Mark Tuan sialan! Lagi pula hanya pemuda itu seorang yang baru tiba dikelasnya saat ini.

Tanpa babibu Lisa langsung menggebrak kencang meja Mark dengan penuh emosi, "Lu yang masukin sampah ke loker gue kan? Jawab!" teriakan Lisa tak berpengaruh apapun, pemuda berwajah dingin itu masih fokus dengan buku tebalnya.

Lisa memejam, menghembuskan nafasnya perlahan, "Susah yah ngomong sama cowok arogant kaya lu!" pemuda itu masih juga bungkam. Lisa benar-benar emosi membayangkan bagaimana kacaunya lokernya saat ini, belum lagi tugasnya
yang sama sekali belum ia kerjakan. Tangan Lisa terulur, mendorong kencang buku tebal milik Mark sampai jatuh kelantai.

Nampaknya kali ini Mark mulai terpancing, terlihat dari kedua tangannya yang mengepal dan rahangnya yang mengeras. Gebrakan terdengar, pemuda itu bangkit,

   "MAU LU APA SIH HAH?!" Mark nampaknya lupa bahwa kekuatan pria sangat berbeda dengan tenaga perempuan. Dorongan tangannya sontak membuat sang gadis itu terjerembab kelantai. Lisa meringis mendapati lengannya terluka karena terbentur kaki meja. Lisa meremat ujung rok seragamnya. Gadis itu merunduk. Meskipun terkesan galak, Lisa hanya seorang gadis kalau Mark lupa. Dia bahkan pernah menangis karena candaan Bambam yang terlalu berlebihan.

Mark mengusak surainya kasar. Ini adalah hal yang paling ia benci ketika bersosialisasi. Dia bukanlah pemuda yang dapat mengatur emosinya, ia tak segan-segan mengamuk bila ada seseorang yang menganggunya. Mark diam hanya karena ia tak ingin menyakiti banyak orang dengan sikapnya.

Mark bersimpuh dihadapan Lisa setelah mencoba mengatur emosinya. Gadis itu semakin merunduk dalam, menyembunyikan wajahnya dengan surai cokelatnya yang tergerai. Meskipun lirih, Mark bisa dengan jelas mendengar isakan tertahannya. Kemana gadis galak yang tadi mengganggunya? Kalau sudah seperti ini pasti Mark sudah terlalu berlebihan.

   "Gue udah bilang untuk gak ganggu gue kan?" Mark mengamit lengan Lisa, memperhatikan luka goresan akibat perbuatannya tadi. Pemuda itu bangkit dan mengambil plester didalam ranselnya lalu menggunakannya untuk menutupi luka sang gadis. Setelah selesai mengobati Lisa, Mark bangkit menyampirkan ranselnya. Ia tak lagi berminat untuk belajar hari ini.

Lisa mengangkat kepalanya, menyentuh plester bermotif bintang yang merekat dilengannya. Kemudian atensinya teralih pada punggung yang tengah melangkah menjauh, Lisa cukup terhentak mendapati saat ia memperhatikan, Mark justru kembali menoleh.

   "Ngomong-ngomong, gue bukan orang yang kurang kerjaan ngumpulin sampah di loker lu untuk balas dendam atau lainnya. Meskipun gue memang benci sama lu. Jadi jangan suka nuduh sembarangan."














Jakarta, 03 Juni 2020
Pukul 20:46
-Nurafyani-













*******

Ketikan ulang berbekal daya ingat karena yang udah di ketik kemarin gak sengaja ke delete gara-gara diajak ghibah pas lagi ngedit, maaf yee jadi curcol

Request by DiindaDiinda2

Jangan lupa tekan Bintang dan tinggalkan komentar

AL-KISAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang