LITTLE GIRL (Bagian lima)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hujan deras melanda kota malam ini. Setelah makan malam, baik Lisa maupun Lee langsung kembali ke kamar masing-masing. Lee yang semula sibuk dengan games di ponselnya berubah keringat dingin ketika rungunya mendengar sahut menyahut petir yang hadir bersama hujan. Dengan cepat ia menarik diri dari rebahan dan berlari ke kamar yang tepat berada disebelah kamarnya, mengetuknya dengan membabi buta sambil sesekali merunduk ketika ia kembali mendengar guntur bersahutan diluar sana. Tidak apa hujan sampai banjir sekalipun asal tidak dengan disertai petir.
"LISA! BUKA PINTUNYA! BIARKAN AKU MASUK!"
Didalam sana, Lisa yang masih asik membaca komiknya bangkit dari rebahan dengan panik.
"Ada apa paman?"
"Biarkan aku menginap sampai hujan dan petirnya reda Lisa, kumohon." Lisa mengernyit namun ia segera membiarkan pria yang sudah keringat dingin itu masuk kedalam kamarnya. Baru hendak melangkah kearah sofa disudut ruangan Lee terhentak ketika suara petir kembali mendominasi langit.
CTARR!
"ARGH EOMMA!" Lee berjongkok sambil menutup sepasang telinganya dengan kedua tangannya. Lisa ikut berjongkok, memiringkan kepalanya sambil memperhatikan bagaimana pria yang menyandang status sebagai suaminya itu bergetar ketakutan. Lisa menyentuh lengan Lee, "Paman takut petir?" Lee menganggukan kepalanya. Persetan dengan harga dirinya yang kini sudah terlentang. Lee benar-benar ketakutan.
Semua ini bermula saat Lee masih duduk di Sekolah Dasar. Kelasnya tepat berada di lantai teratas, waktu itu hujan deras beserta petir menghias langit. Lee kecil duduk tepat disamping jendela yang mengarah ke halaman depan sekolah. Lee sedang asik tertidur, terlalu bosan mendengar guru menjelaskan didepan sana. Suzy, sang ketua kelas yang duduk tepat dibelakangnya menepuk punggungnya. Lee mengangkat kepalanya dan bersamaan dengan itu suara petir terdengar garang membelah langit dan Lee bisa melihat dengan jelas pantulannya di jendela hingga ia berasa tersambar. Cukup membuatnya trauma hingga saat ini. Apa jadinya kalau hari itu petirnya dapat menghancurkan jendela kelasnya? Lee tak sanggup membayangkannya.
Lisa terkekeh pelan, Lee menyebikan bibirnya, "Kau menertawaiku bocah?"
Nampak lucu memang Lee yang penuh wibawa kini merengek ketakutan bak anak kecil yang lepas dari genggaman ibunya saat pergi ke pasar malam.
"Paman lucu. Lisa bahkan tidak takut sama sekali. Lisa sering bermain hujan bersama Tae--" Lee tidak tahan untuk tak menyela bila sudah berkaitan dengan pemuda yang kerap Lisa sebut itu.
"Aku harap kekasihmu itu tersam--" omelan Lee terhenti ketika Lisa membawanya kedalam rengkuhannya, "Kata nenek, jangan suka berbicara macam-macam saat petir sedang menguasai langit. Bisa-bisa paman nanti yang--"
"Hei Lisa kau menakutiku. Bisakah kita ke tempat tidur saja sekarang?"
Lee tidur membelakangi jendela dengan posisi menyamping menghadap Lisa dihadapannya. Lisa juga tidur menyamping menghadap kearah Lee.
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-KISAH
Teen FictionNote: Kumpulan one-shoot fanfiction Lalisa dengan para pria-nya mari berlayar!