LALISA X JUNGKOOK (Messagge)

2.4K 443 90
                                    



MESSAGGE

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Gadis berkepang dua itu mengelap kaca mata bulatnya dengan ujung lengan seragamnya sebelum kembali mengenakannya. Ia menggenggam ponsel jadulnya dengan wajah sumringah sambil terus memperhatikan setiap murid yang berdatangan dari arah gerbang.

Sampai jumpa disekolah, selamat tidur semoga mimpi indah Lisa

Gadis yang kerap disapa Lisa itu tidak bisa berhenti tersenyum, mengingat bagaimana obrolan via pesan mereka semalam. Hingga kini manik bambinya menangkap sosok yang baru saja memarkirkan motor sportnya diarea parkir sekolah. Gadis dengan kacamata tebal itu menghembuskan nafas ditelapak tangannya sebelum mengusapkannya pada poni yang membingkai dahinya.

Pemuda itu berjalan dengan satu tangan menelusup masuk pada kantung celana seragamnya. Namanya Jungkook. Sejak taman kanak-kanak, pesona selalu melekat dalam dirinya. Lisa menyukainya sejak lama. Bahkan ia rela meminimalisir kemampuan otaknya yang diatas rata-rata agar bisa sejajar dengannya dan dapat bersekolah disekolah yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

Dunia Lisa hanya berporos padanya.

Sebelumnya hanya rasa suka dalam diam, meskipun dikhalayak ramai bukan rahasia lagi kalau gadis itu begitu menyukai sang pemuda. Lisa yang terkadang tak dapat mengontrol keterpanaannya membuat setiap orang dengan mudah mengetahuinya. Terkecuali pemudanya itu sendiri, mungkin bukan tidak tau tapi berusaha mencoba menyangkal. Lisa jauh dari tipe wanita idaman. Hingga Lisa mendapati dirinya mengiriminya pesan beberapa hari belakangan ini.

Lisa sudah akan melambai ketika Jungkook justru berjalan melewatinya tanpa menoleh dan menyadari presensinya sedikitpun.

Selalu seperti itu.

Mereka dekat bila saling mengirim pesan namun kembali menjadi asing ketika berpapasan.

Lisa sungguh tidak mengerti, hingga dering tanda bahwa ada pesan masuk pada ponselnya kembali membuatnya menyunggingkan senyum lebarnya.

Maaf, aku seperti ini agar mereka tak mengganggumu

Dan Lisa percaya dengan mudahnya. Jungkook adalah siswa yang cukup terkenal. Wajah tampan dengan rahang tegas, mata bulat dan gigi kelincinya memikat banyak hati dan jangan lupa pula badannya yang atletis serta keahliannya diberbagai bidang. Tak hayal mereka yang tergila-gila menjadi begitu buas dalam persaingan.

Tentu Jungkook tak ingin ia diganggu bukan?

Hari-hari selanjutnya kembali berjalan seperti itu. Mereka akrab dipesan, menceritakan banyak hal tentang kehidupan masing-masing dan mengulang cerita apa saja yang terjadi di sekolah dan kembali menjadi asing setelahnya. Jungkook menegurnya dan berbicara dengannya tapi ia hanya bertingkah sebagaimana teman-temannya yang lain. Bahkan ketika Lisa berusaha memancingnya dengan perbincangan semalam ketika mereka berdua ditempatkan didalam kelompok yang sama.

  "Kenapa tak kau cepat selesaikan saja tugasnya dibanding terus berbicara hal yang tidak ku mengerti."

Puncaknya terjadi pada saat sekolah mengadakan pentas seni. Dibawah sana, diatas panggung Jungkook sedang memainkan sebuah lagu. Lisa hanya menonton dari lantai tiga, tak ingin bergabung dengan kerumunan. Dia butuh ketenangan.

Suara Jungkook dan petikan gitarnya tiba-tiba terhenti, digantikan dengan suara Bambam sebagai MC acara yang mengambil atensi para penonton.

  "Jungkook akan menyanyikan satu lagu spesial buatannya untuk wanita spesialnya disini."

Aku membuatkanmu sebuah lagu, setelah jadi nanti akan aku nyanyikan untukmu

Itu adalah salah satu pesan darinya yang sangat Lisa ingat.

Suara lembut dan petikan gitar Jungkook kembali mengalun. Lambaian tangan dan pekikan para wanita mulai terdengar. Tepat dipertengahan lagu, Lisa dapat melihat Jungkook berjalan ke sisi panggung sambil mengedarkan pandangan seolah sedang mencari seseorang ditengah kerumunan.

Apakah dia mencariku?

Lisa sudah hendak beringsut dari tempatnya sebelum sebuah suara yang terdengar dari microphone membuat langkahnya terhenti.

   "Aeri, you're my euphoria."

Lisa berbalik. Disana, Jungkook sedang bersimpuh dihadapan Aeri. Satu tangannya mengamit tangan sang gadis dan satu lainnya menggenggam setangkai mawar dan sekotak cokelat.

Lisa sungguh tidak mengerti. Bukankah yang dimaksud Jungkook adalah dirinya? Lagu itu untuknya? Dan pesan-pesan yang ia kirim?

Gadis berkepang itu terdiam. Ia memperhatikan Aeri saat ini. Membandingkan rambut pirang  gelombangnya, tubuh ramping, kaki jenjang dan wajah mulusnya. Sungguh berbeda jauh dengan tampilan dirinya.

Hingga dering ponselnya membuyarkan lamunannya, nama Jungkook tertera disana. Tapi bukankah Jungkook tidak sedang--

Lisa sedikit menunduk, memastikan kalau Jungkook memang sedang tidak memegang ponselnya. Ia dan Aeri bahkan sedang sibuk dengan urusan mereka dibawah sana.

Bagaimana mungkin? Lalu selama ini?

Lisa mengangkat panggilan pada ponselnya, mendekatkan benda kecil itu pada telinganya. Suara berat seseorang terdengar dari sana. Bukan hanya dari ponselnya tapi dari balik tubuhnya.

  "Apa kau sudah bisa menyadari kehadiranku?"






















******

Long time no seeee

Kira-kira siapa tuh?

Lanjut, apa nyaman digantung?



Jangan lupa tekan bintang dan tinggalkan komentar sebagai bentuk apresiasi

AL-KISAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang