LALISA X TAEHYUNG (Elegi : Bagian lima)

2.7K 446 172
                                    















ELEGI (Bagian lima)


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.





Jennie menatap tak tega pada Lisa yang kerap meringis menahan sakit sambil mencoba menarik nafas dan membuangnya sesuai intruksi dokter. Satu tangannya meremas ujung sisi bantalnya dan satunya lagi mencengkram erat tangan Jennie. Sesekali wanita bermata kucing itu mengalihkan pandangan, takut membayangkan kalau ia nantinya akan berada di posisi Lisa juga. Seburuk apapun ibu keduanya, baik Lisa dan Jennie jadi tau, mereka juga mengorbankan nyawa untuk melahirkan keduanya meskipun akhirnya ditelantarkan juga.

Jennie jadi mulai memikirkan bagaimana caranya punya anak tanpa melewati masa melahirkan. Persetan dengan Yoongi--yang Jennie panggil untuk menemani Lisa justru pria itu malah keluar kembali dengan wajah pucatnya yang semakin pucat.

Cengkraman tangan Lisa semakin menguat, "Tarik nafas, buang. Teruslah berusaha Lisa." meski takut-takut, Jennie tetap mencoba membantu dokter untuk menyemangati Lisa. Hingga pintu ruangan terbuka dan seorang pria langsung mengambil alih posisi Jennie. Pria itu langsung membawa tangan Lisa kedalam genggamannya. Lisa sempat terhenti untuk menoleh, "Taehyung, kau disini?" lirihnya.

Pria yang bahkan peluhnya belum mengering itu tersenyum kecil dan mengangguk pelan, "Lanjutkanlah, aku ada disini bersamamu." satu tangannya menggenggam tangan mungil wanitanya, sedang satu tangan lainnya terulur mengelus pucuk kepalanya bahkan sesekali Taehyung mengecupi sisi keningnya.

Setelah suara tangis menggema, perlahan Lisa kehilangan kesadarannya.

Ia cukup lama tertidur ketika telinganya menangkap suara perdebatan tidak jauh dari tempatnya, Lisa mencoba membuka perlahan kelopak matanya yang masih teramat berat. Ia berjuang cukup lama dan kelelahan, tapi yang ia tau anaknya terlahir dengan selamat.

Perdebatan dua orang itu terhenti ketika gumaman Lisa terdengar.

   "Diamlah Jen! Lihatlah kau terlalu berisik sehingga Lisa terbangun." pukulan mendarat dilengan sang pria yang baru saja berbicara, "Itu karena sudah waktunya Lisa terbangun!"

Lisa berusaha bangkit dari rebahan, meski awalnya Jennie menyuruhnya untuk tetap pada posisinya akhirnya justru ia membantu sahabatnya itu untuk memposisikannya agar duduk dengan baik.

    "Dimana anakku? dia baik-baik saja?" keduanya nampak saling tatap sebelum tangan Jennie terulur guna mengelus bahunya. Lisa menepisnya, merasa ada hal tak beres yang terjadi terlebih karena elusan penenang yang ia berikan.

   "Jen! Katakan dimana anak ku? Aku mendengar tangisannya sebelumnya." wanita yang telah lama dikenalnya itu menggeleng, "Tenanglah sejenak, kau janji kau harus tenang. Bayimu--tidak selamat Lisa."

Sontak Bambi Lisa membulat, ia menggeleng cepat. Sebelum tak sadarkan diri ia dengan jelas mendengar tangisan bayinya, belum lagi sorak sorai rasa syukur para medis yang membantunya. Lisa yakin apa yang dikatakan Jennie adalah kesalahan.

   "Tidak-tidak, aku mendengarnya dengan jelas. Katakan bayiku dimana Jen?---" Lisa terhenti sejenak, menatap telapak tangannya, ingatannya berkelana beberapa waktu kebelakang,

AL-KISAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang